Mohon tunggu...
alfiani
alfiani Mohon Tunggu... Lainnya - What?!!!!!

me donde llaman alfi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Homo Homini Lupus", Ketika manusia yang Menjadi Serigala bagi Manusia Lainnya

2 Agustus 2021   19:40 Diperbarui: 31 Agustus 2023   21:15 1968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

homo homini lupus (manusia yang menjadi serigala bagi manusia lainnya),,ada banyak kasus homo homuni lupus di Indonesia di negara tercinta kita ini pada umumnya seperti yang terjadi pada kasus politik politik ,social, ekonomi atau yang lainnya ...

jika saja Seseorang atau subejek hukum bereaksi terhadap kejahatan dilatari "motif balas dendam" maka yakin saja pada akhirnya manusia akan punah. pun,kalau tidak terjjadi kepunahan maka selamanya akan terjadi penindasan oleh yang kuat terhadap yang lemah .

inilah kelebihan manusia sebagai mahluk insani, "motif balas dendam" tersebut dikanalisasi sebaagai sebuah ikatan,solusi,yang bernama kontrak sosial agar perdamaian selalu terjaga. 

dalam sebuah analisis , manusia berfungsi sebagai dasar untuk membedakan anatara dua jenis komunitas yaitu komunitas yang kecil dan besar , komunitas kecil didasari pada hubungan manusiawi yang langsung sedangkan komunitas yang besar menggunakan perantara. warga suatu metropolis besar hampir tidak pernah mempunyai kesempatan untuk melihat walikotanya, berbicara kepadanya, mengenalnya secara pribadi dan mengembangkan hubungan manusiawi . Hal yang sama berlaku pada kepala negara bahkan lebih bersifat mitos dan jauh hubungannya dengan mereka yang berkuasa lebuh tegas bersifat administratif. 

dalam komunitas kecil perjuangan politik mengambil karakter yang pada hakekatnya bersifat personal, memang . koalisi, klik-klik dan fraksi-fraksi terbentuk yang secara kasar menyerupai pengelompokan politik dalam komunitas besar. Akan tetapi  komunitas kecil tidak mempunyai organisasi politik yang formal, hanya aliansi-aliansi antara individu-individu dan kesamaan-kesamaan pribadi atas peri yang sama  integrasi hanyalah masalah  mengahrmonisasikan hubungan-hubungan interpersonal.

pemerintah, komunitas-komunitas besar cenderung menjadi birokratis.untuk satu hal mereka yang memerintah tidak mampu membuat kontrak langsung dengan para warganya kecuali melalui alat artifisial seperti radio,televisi dan pers. tambahan pula bilamana momunitas meluas,eselon tengah juga meluas memperbesar jarak antara warga biasa dan mereka yang memegang kekuasaan  .

didalam komunitas-komunitas besar,pertarungan politik yang riil didalam lingkaran dilaksanakan oleh mesin politik yang besar dan organisasi - organisasi politik yang besar, dimana wraga negara hanya mengambil  bagian secara abstrak dan episodik.sebaagai akibatnya hanya sebagian saja terusir oleh personalisasi kekuasaan karena dia memegang karakter Ilusif.

pertumbuhan yang tidak seimbang dikalangan kelas-kelas yang lebih miskin

bahwa tingkat kelahiran di penduduk lebih cepat dikalangan-kalangan miskin. dengan pertimbangan bahwa orang-orang miskin paling tinggi tingkat buta hurufnya dan pada umumnya belum maja secara intelektual mungkin inilah salah satu akibat bahwa orang-orang yang paling intelegen sangat merosot dalam jumlah dan akan tenggelam oleh massa yang medioker. 

melalui proses demografi yang alami, mereka melihat manusia cenderung untuk mundur, bergerak ke arah tingkat kebodohan yang lebih besar.

para penganut eugenik yang melangkah lebih jauh di jaman kekaisaran Agustus sebaagian daripada kaum itu menuntut sentralisasi individu-individu yang dijangkiti penyakit turunan atau gangguan mental hingga mereka kaum "Eugenik" menciptakan "human stud-farms" yang aktual untuk menghasilkan individu-individu dengan kualitas yang lebih superior. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun