Mohon tunggu...
Aflah Camila
Aflah Camila Mohon Tunggu... Notaris - Mahasiswa

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Saling Bunuh Lalu Saling Sayang, Kok Bisa?

28 Maret 2020   16:21 Diperbarui: 29 Maret 2020   11:17 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Oleh : Camila

Indonesia tentunya memiliki keberagaman suku, etnik, adat, agama, dan bahasa, dimana ada lebih dari 300 suku bangsa dan lebih dari 200 bahasa daerah. Agama di Indonesia juga beragam, dimana agama Islam, Kristen, Katolik, Budha, dan Konghucu hidup bersama dalam satu negara yang luas ini. Maka dari itu, Indonesia memiliki julukan negara pluralisme dengan berbagai budaya, agama, dan bahasa yang disatukan dengan semboyan “Bhineka Tunggal Ika”.

Seperti dalam quran surah al-hujurat ayat 13, yang artinya:

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Disini dijelaskan bahwa Allah menciptakan seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikannya memiliki suku dan bangsa diantara mereka. Agar saling memahami antara sama lain. Dan kita pun disuruh agar bertakwa.  Meskipun begitu, hal ini tidak menutup kemungkinan terjadinya konflik antar kelompok. Karena latar belakang dan cara pandang yang berbeda, kesalahpahaman sering muncul dan menjadi akar dari sebuah konflik itu sendiri. 

Salah satu konflik yang muncul di Indonesia akibat kesalahpahaman ini adalah konflik Ambon yang dikenal sebagai konflik berdarah dengan menewaskan hampir 5000 nyawa dan berlangsung dari tahun 1999. “Saling bunuh lalu saling sayang..” apa maksudnya?. Pasti sebagian orang belum mengerti akan maksud dari kalimat ini. Maksudnya ialah ini terkait dengan tragedi kerusuhan Ambon pada tahun 1999. Dimana ada dua kubu yang saling bentrok, yakni dari agama Islam dan yang satunya lagi beragama Kristen. Dilansir dari BBC Indonesia. Keduanya pernah membunuh dengan alasan membela agama dan komunitas masing-masing. Yang mana dari pihak Kristen bernama Ronald Regang (mantan komandan tentara anak, Pasukan Agas) dan dari pihak Islam bernama Iskandar Slameth (mantan pasukan Jihad di Ambon).

Pusaran konflik yang begitu dalam membawa mereka hanya pada dua pilihan: Dibunuh atau membunuh. Karena emosi yang memuncak yang menghasilkan benih-benih kebencian antara dua umat berbeda agama tersebut. Bentrokan antara Komunitas Kristen dan Islam menyebabkan hancurnya toko-toko dan gedung. Lebih dari 5000 orang meninggal dan lebih dari setengah juta orang mengungsi akibat konflik tersebut. Ronald Regang bernyanyi di depan patung Yesus dengan tujuan sebagai bagian dari doa sebelum ke medan perang. Saat itu usianya masih berumur 10 tahun. 

Dapat dilihat disini bahwa masa kecil Ronald Regang sangat menyedihkan, karena harus melihat pertumpahan darah dan orang-orang bahkan temannya sendiri mati karena terbunuh. Mereka menganggap bahwa perang yang akan mereka lakukan merupakan perang suci, karena membela agama dan membela tempat tinggalnya. Lalu, pada pihak Islam mereka pun sama-sama memiliki niatan membunuh, kata Iskandar Slameth “Kita cukup sadis. Saya sendiri masuk dengan dendam yang cukup kuat, saudara sepupu ditembak mati ditempat”. Begitulah yang dirasakan olehnya pada saat itu.

Lalu, konflik pun mulai mereda setelah adanya perjanjian damai pada tahun 2002, sekitar 3 tahun dari dimulainya konflik ini. Dan masing-masing setiap orang pada saat itu mengalami trauma akibat kerusuhan tersebut. Dan trauma itu pun juga terjadi di dalam mimpi mereka, bayangkan betapa mereka selalu terbayang akan kejadian itu disetiap tidurnya, pasti sangat tersiksa sekali. Dan juga perasaan takut yang menyelimuti tubuhnya, seperti perasaan takut diunuh dan lain sebagainya. Masing-masing dari mereka berharap seandainya waktu bisa diulang kembali. Ingin merasakan kehidupan normal pada anak-anak seumurannya dimasa sekarang ini.

Pada tahun 2006, Ronald dan Iskandar bertemu dalam acara lintas damai Young Ambassador for Peace. Mereka dikumpulkan dalam satu ruangan sambil melirik dengan tatapan curiga. Ketika Ronald tahu bahwa dia Muslim mereka hampir saling berantem hingga hampir saling bunuh-bunuhan. Akhirnya pun mereka saling mengungkapkan segala pengalaman dan kebencian yang pernah menyarang di dalam hati mereka. Dan mereka pun menuangkan pikiran mereka di atas kertas. Kemudian yang awalnya dari pihak Islam menulis “saya paling benci sama Kristen”, mereka saling membenci dan bertukar pikiran. Dan akhirnya mereka pun tersadar bahwa yang merekarasakan itu sama. Mereka saling tidak tahu bahwa yang mereka rasakan pun sama. Dari situlah merekasadar bahwa ini semua hanya masalah sebataskomunikasi. Dan akhirnya kemarahan mereka pun mereda, dan Ronald mengucapkan “kita paling sayang kamu semua” dan muncullah isak tangis diantara keduanya.

“Kita paling sayang kamu semua, kita semua bersaudara”. Adalah kata-kata yang berhasil membuat mereka bersatu dan mereka pun menjadi sahabat. Disini bisa kita lihat bahwa toleransi antar umat beragama sangatlah diperlukan agar membangun masyarakat yang tidak membeda bedakan antar ras, suku, bangsa, etnik, dan agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun