Mohon tunggu...
Arya Rahmania
Arya Rahmania Mohon Tunggu... Editor - undergraduate student of International Relations Department

fake it till you make it!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Periode Keemasan Sistem Politik Pemerintahan Islam: Era Rasulullah SAW

21 Oktober 2019   12:57 Diperbarui: 21 Oktober 2019   12:59 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Periode awal sejarah Islam dimulai dari seruan dakwah Nabi Muhammad SAW kepada Islam hingga pendirian sebuah kekuasaan Islam di Madinah, begitulah seterusnya hingga baginda wafat. Masa ini dapat dikatakan periode paling ideal dalam sejarah manusia pada umumnya sekaligus periode keemasan dalam sejarah Islam khususnya. Mengapa dikatakan demikian? Karena pada masa ini meliputi dua pencapaian besar sekaligus dengan dihubungkan oleh peristiwa hijrah Nabi SAW.

Namun mayoritas orientalis Barat melihat hal ini sebagai dua kejadian yang bertentangan, bahkan tak bisa dipadupadankan. Mengutip pandangan H.A.R. Gibb dalam bukunya Mohammedanism (1949), ia berasumsi bahwasannya Muhammad bersama risalah agamanya berubah setelah peristiwa hijrahnya, Menurutnya, ketika periode Makkah ia benar-benar berfokus pada hal-hal yang bersifat keagamaan, sedangkan selepas hijrahnya ke Madinah menjdi bertolak fokus pada bidang politik. Begitupun gerak lakunya berubah dari pasif menjadi agresif.

Sejatinya perpektif-perspektif semacam ini tak memandang Islam melalui kacamata Islam sendiri, melainkan dari kacamata asing yang pada akhirnya akan melahirkan pemikiran-pemikiran yang liberalis seperti 'sekularisme' yang memisahkan antara urusan aga dengan negara ataupun politik. Penyebaran pemikiran-pemikiran seperti ini sedikit banyak telah mempengaruhi berbagi kalangan umat, parahnya tokoh-tokoh muslim pun ikut terinfeksi.

Kebanyakan dari mereka inilah yang tidak memahami sejarah Islam secara hakikat mendalamnya. Sehingga mereka dengan mudah terpengaruh pemikiran-pemikiran Barat yang sangat bertolak belakang dengan pemikiran Islam. Pada akhirnya mereka akan mengatakan bahwa kekuasaan Nabi SAW tidak ada sangku pautnya dengan pemerintahan atau dunia politik, inilah kesalahan besar yang banyak menebar saat ini. 

Jikalau kita mau bertolak pada sejarah Islam di masa lalu, maka kita akan menemukan bahwasannya periode Makkah merupakan ajang penebaran benih-benih Islamisasi bagi masyarakat sekaligus merupakan pondasi pengukuhan kaidah-kaidah Islam. Sedangkan pada periode Madinah, merupakan masa penyempurnaan serta pembangunan umat secara menyeluruh di berbagai bidang. Kedua periode ini saling berkaitan dang menyokong satu smaa lainnya, sehingga pemahaman terhadapnya tak dapat dipisahkan dengan menitik beratkan pada urgensi filosofis keduanya.

Adapun alasan Rasul memilih Madinah sebagai wilayah kekuasaan Islam pada saat itu sudah cukup membuktikan adanya sistem kedaulatan sebagai prasyarat adanya sebuah negara didukung dengan iklim penduduknya yang dari berbagai suku. Tak hanya itu, diplomasi pun telah dilakukan pada zaman ini dengan diutusnya beberapa utusan oleh Nabi SAW kepada penguasa-penguasa yang berkuasa di sekitar wilayah Madinah seperti raja Heraklius. Sehingga cikal bakal sistem kenegaraan sudah ada sejak zaman Rasulullah yang didasari oleh agama sehingga dalam praktiknya senantiasa menjaga keselarasan dan keteraturan, lalu melahirkan tatanan dan masyarakat yang sejahtera secara hakiki.

Nah, sedikit penjabaran tersebut setidaknya telah membuktikan bahwa Rasulullah SAW telah membangun sebuag negara yang bersistem dengan cukup sempurna yang demokratis. Semua ini telah merujuk kepada kesempurnaan Islam yang meliputi aspek aqidah, ibadah dan nidzam (sistem). Dan tak bisa disangkal bahwa sistem bawaan Rasulullah yang berlandaskan Al-Qur'an dan Sunnah initelah teruji secara praktik, dengan kata lain bukan hanya teori semata.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun