Mohon tunggu...
Afiq RakhmatAlwi
Afiq RakhmatAlwi Mohon Tunggu... Guru - Guru Informatika SMA Negeri 3 Slawi

Guru Informatika SMA Negeri 3 Slawi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pembelajaran Inovatif dengan Problem Based Learning Berbasis Teknologi dalam Pembelajaran Pasca Covid-19

10 Desember 2022   16:09 Diperbarui: 12 Desember 2022   13:27 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SMA Negeri 3 Slawi adalah salah satu sekolah menengah yang membuka jurusan IPA dan IPS untuk kurikulum 13 dan kurikulum merdeka untuk siswa tahun ajaran 2022-2023. SMA Negeri 3 Slawi yang terletak di pusat kota Slawi Kabupaten Tegal memiliki Kondisi lingkungan dan geografis yang membuat banyaknya karakteristik siswa yang berbeda-beda. Serta dengan kondisi pemulihan setelah mengalami pandemi panjang yang mana tahun ajaran sekarang merupakan tahun ajaran pertama bagi para siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran secara tatap muka. Hal ini mempengaruhi kemampuan dasar siswa yang beragam terutama pada mata pelajaran Informatika.

Pada tahun pelajaran baru tahun 2022/2023 , Kemendikbud mulai mengimplementasikan kurikulum merdeka. Dalam kurikulum merdeka ini, adanya perubahan mata pelajaran wajib yang harus dilakukan disekolah, yaitu pelajaran Informatika. Mapel TIK mulai di berlakukan pada kurikulum KTSP 2006 sampai pada tahun 2013. Dengan adanya kurikulum 2013 maka mapel TIK di hilangkan dan diganti dengan Mata Pelajaran Prakarya. Kemudian saat ini mulai lagi di berlakukan dengan konsep yang berbeda dan materi yang sesuai dengan perubahan dan perkembangan jaman. Dengan adanya tatangan hidup di masa depan yang lebih sulit dan lebih canggih, untuk itu mapel Informatika ini dirancang khusus agar peserta didik mempunyai pengetahuan dan keterampilan dibidang informatika yang lebih baik.

Pandemi Covid-19 memaksa setiap orang beradaptasi dengan kebiasaan baru, kondisi motivasi belajar siswa yang rendah karena dampak covid-19 yang mengharuskan siswa belajar jarak jauh sehingga menyebabkan prestasi belajar peserta didik menjadi rendah. Kondisi ini ditunjukkan dengan sikap peserta didik yang terlihat tidak antusias saat proses pembelajaran dengan melakukan kegiatan lain misalnya melamun, mengantuk, mengobrol dengan teman sebangkunya bahkan ada yang asik bermain dengan gadgetnya sendiri.

Selain itu juga kondisi permasalahan ini ditandai dengan sikap pasif peserta didik pada saat dilakukan tanya jawab oleh guru sehingga proses pembelajaran atau interaksinya terkesan satu arah. Motivasi belajar peserta didik yang masih rendah ditunjukkan juga dengan sikap peserta didik yang kurang peduli dan lamban dalam mengerjakan tugas mata pelajaran informatika. termasuk dalam proses belajar mengajar di sekolah. Ketidakmampuan beradaptasi dan bertransformasi akan menambah persoalan dan memperlambat upaya pencapaian tujuan pendidikan. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya dan strategi pendidikan dalam transisi menuju era pasca pandemi. Untuk itu guru diharapkan mampu membangkitkan kembali proses belajar mengajar

Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa pasca pandemic untuk belajar adalah guru yang konservatif dan kurang kreatif dalam mendesain pembelajaran. Apalagi guru jarang menggunakan media interaktif seperti presentasi interaktif, video pembelajaran, dan lain-lain. Hal ini tentunya membuat sebagian besar siswa menjadi cepat bosan dan berakibat pada rendahnya prestasi belajar siswa. Prestasi belajar yang rendah dapat dilihat dari asessmen sumatif dan formatif.

Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada Higher Order Thinking Skill (HOTS) dan disarankan dalam implementasi Kurikulum Merdeka dengan metode dan model  pembelajaran berbasis masalah dan penemuan konsep suatu materi adalah model pembelajaran problem based learning. Model Pembelajaran Problem Based Learning  menuntut siswa untuk berpikir kreatif, mengalisis masalah serta memberikan solusi yang tepat bagi masalah yang guru sajikan. Selain itu permasalahan mengenai kurangnya literasi siswa yang disebabkan oleh bahan ajar yang kurang menarik dan ketertarikan siswa kepada gadget dapat diatasi dengan memberikan solusi berupa media pembelajaran video interaktif dan pemberian e-modul dengan scan QR Code atau membagikan link di grup mata pelajaran maupun diberikan secara langsung saat pembelajaran.

Gadget merupakan salah satu teknologi yang mudah digunakan oleh siswa-siswi zaman sekarang. Selain itu peralihan pandemi ke pembelajaran normal juga berpengaruh terhadap minat literasi siswa  menjadi berkurang. Sebagai solusinya pembelajaran dengan memanfaatkan gadget atau handphone siswa yaitu dengan menyediakan bahan ajar yang dapat siswa buka di handphone masing-masing. Bahan ajar yang diterapkan dalam materi Informatika yaitu berupa media pembelajaran video interaktif dan e-modul. Diharapkan dengan media pembelajaran berupa video yang interaktif dan e-modul yang menarik yang dapat siswa buka di gadget masing-masing dapat membuat peserta didik lebih nyaman untuk belajar baik dirumah maupun disekolah.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran menggunakan model problem based learning dengan berbantu media e-modul yaitu diawali dengan pendahuluan. Pada model pembelajaran problem based learning ada lima fase yang harus dilalui dalam kegiatan inti.

  • Fase yang pertama yaitu orientasi peserta didik pada masalah, pada fase ini guru akan memberikan sedikit penjelasan mengenai materi Informatika.
  • Selanjutnya fase kedua adalah mengorganisasikan kegiatan peserta didik, pada fase ini peserta didik akan  dibagi menjadi beberapa kelompok dan berdiskusi menggunkan lembar kerja peserta didik yang disediakan oleh guru.
  • Fase ke tiga yaitu membimbing penyelidikan, pada fase ini peserta didik akan berdikusi dan mengerjakan lembar kerja peserta didik .
  • Fase ke empat mengembangkan hasil karya peserta didik, dalam fase ini peserta didik akan mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas sebagai bagian dari keaktifan menyampaikan materi.
  • Fase ke lima yaitu analisis dan evaluasi, Guru dan peserta didik akan menanggapi dan memberikan pertanyaan pada siswa yang mempresentasikan hasil diskusinya. Pembelajaran akan ditutup dengan kesimpulan yang disampaikan oleh siswa dan dirangkum oleh guru dan guru akan menutup pembelajaran.

Melalui model pembelajaran problem based learning peserta didik mampu memahami secara mendalam materi Informatika secara konsep teori maupun perhitungannya dengan baik. Penggunaan literasi e-modul dirasa lebih menarik dan variatif membuat semangat peserta didik dalam berliterasi. Pembelajaran dengan menggunakan problem based learning dan penggunaan e-modul sebagai sarana literasi digital dinilai efektif karena siswa lebih leluasa berdiskusi dengan teman dan guru dalam proses pembelajaran sehingga materi yang kurang jelas dapat ditanyakan langsung. Praktik baik ini dimaksudkan seluruh pendidik bergerak bersama untuk melakukan model pembelajaran inovatif yang sesuai implementasi kurikulum merdeka. Harapannya dengan model pembelajaran inovatif dapat membentuk perilaku saintifik, perilaku sosial, dan mengembangkan rasa keingintahuan sehingga peserta didik lebih nyaman dan memenuhi kebutuhan belajar peserta didik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun