Mohon tunggu...
Afi Integritya
Afi Integritya Mohon Tunggu... -

I like seeing people who have so much passion on their minds. I love music. I play a little bit of guitar, ukulele, and piano. I love Coldplay. And that's one of the influences that makes me in love with English bands. I like writing. Even though there are many grammar errors that have put on these notes, I don't care. I keep writing and there's no way I can give up on it. Check out for more about me at afi-integritya.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Berkarya Atau Mengikuti Langkah Orang Lain?

3 Maret 2014   05:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:18 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, dan belakangan ini sebetulnya.. Gue lagi ada pertanyaan yang selalu terpikirkan di benak gue. Dua pertanyaan ini membuat gue berfikir apa yang gue udah lakukan selama ini. Selama ini gue selalu mengikuti jejak orang lain, walaupun dilain itu gue selalu pengen berkarya dengan apa yang gue inginkan. Namun, ada beberapa hal yang membuat gue terhalang yang dimana pada akhirnya gue jadi hilang kepercayaan untuk berkarya. Sebenernya ini bisa dibilang ada rasa 'negative-thinking'. Tapi coba simak beberapa faktor yang gue alami mengapa gue ngerasa nggak mau percaya dengan berkarya lagi.

1. Banyak orang yang menjatuhkan dan mengatakan kata-kata yang menyakitkan.

Memang ini sudah terjadi nggak hanya diri gue. Gue yakin setiap orang merasakan hal yang sama. Akan tetapi bagaimana caranya orang-orang bisa mengatasi situasi tersebut. Nah, gue itu orang sensitif. Sangat...sangat sensitif. Gue selalu berpikir bahwa ketika sesekali gue ingin berkarya, orang-orang pada sirik dan ingin menjatuhkan gue. Jujur, gue orangnya lemah banget. Sekali gue digituin, gue akan berhenti dan nggak mau coba lagi. (Jangan diikutin ya, ini kebiasaan yang buruk banget dan sangat sulit sekali untuk menghilangkan penyakit ini)

2. Sudah banyak orang berkarya dan takut untuk menjiplak ide yang sama.

Takut? Iya! Karena untuk mengeluarkan sebuah ide kita juga harus hati-hati. Lihat dulu sekeliling kita. Ide apa yang mereka keluarkan. Jangan sembarang mengeluarkan ide tapi tidak ada isinya atau mengikut ide orang lain. Gue yakin, dengan melakukan hal seperti itu pasti pada ujungnya dibenci. Yep! Kayak gue, sangat dibenci orang. Berkarya pun juga begitu, sesekali mengikuti karya yang mirip orang lain, kita pasti disangka copycat. Yep, i'm a copycat person. (Ngga tau ngaku atau nggak sekarang, tapi gue mengalami hal seperti ini. Again, jangan ngikutin kebiasaan jelek ini ya..)

3. Belum ada kejadian tapi sudah berpikir yang tidak-tidak.

Pernah merasakan hal ini? Buat gue ini sering banget. Dan kebiasaan yang sangat jelek banget. Akibatnya, gue sering memasang muka gue yang murung, cemberut, dan penuh gelisah. Gue selalu berpikir bahwa orang-orang sekeliling gue membenci gue, dan nggak ada yang mau berteman dengan gue sehingga hal ini menjadi tersendat untuk berkarya dan berekspresi.

Gue yakin setiap orang pasti banyak yang bilang lebih baik berkarya daripada mengikuti langkah orang lain. Namun, ada kalanya kalo ada orang lagi down, pasti mereka mau tak mau memilih ke arah mengikuti langkah orang lain. Ya, ini feeling gue aja sih. Sangat subjektif. Kalo ada yang ngga setuju, ya silahkan comment mau itu ngejelek-jelekin gue, atau apalah, terserah aja. Gue sudah terbiasa untuk mengalami hal seperti itu. Demikian sudah, posting yang amat tidak penting tapi agak penting tapi sebenernya pengen banget share disini karena ceritanya lagi agak numpang curhat. Anyway, terima kasih sudah membaca posting saya!

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun