Mohon tunggu...
Afifur Romli
Afifur Romli Mohon Tunggu... Guru - Noleki Ilmu

sopo gelem soro bakal nemu kepenak e

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mendengarkan Curhatan Orang Patah Hati, Empati atau Kesempatan?

5 November 2019   00:46 Diperbarui: 5 November 2019   00:51 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source: https://www.worldofghibli.id/gambar-love/ 

Keadaan seseorang ketika mengalami patah hati / kegagalan dalam hubungan asmara kondisinya sangat down. Hal itu bisa dibuktikan dengan banyak hal, misalnya: kondisi raut muka murung, berubah menjadi pendiam, suka melamun  dll. Keadaan seperti ini haruslah ditangani dengan tepat, supaya tidak berefek negative pada kesehariannya.

Suasana hati yang sedang kacau butuh suatu hal untuk mengembalikan pada kondisi normal atau bahagia, hal itu bisa dilakukan dengan banyak cara, jalan-jalan ke tempat wisata, pergi ke luar kota, atau mencari kegiatan yang bisa menghibur diri sendiri. Kebanyakan orang yang sedang patah hati menceritakan permasalahannya ke orang terdekatnya, karena hal itu bisa membantu kondisinya untuk medapatkan suntikan semangat dan legawa pada dirinya. Juga sebaliknya orang terdekat yang dibagikan cerita masalahnya harus menyimpan rahasia orang tersebut dan memberikan solusi yang dapat menenangkan bukan malah menambah masalah.

Salah satu rasa yang harus dimiliki oleh seseorang yang diberi curhatan yaitu rasa empati, mengapa demikian? Karena dengan menggunakan rasa itu seseorang dapat membantu temannya dengan sepenuh hati. Mengaca pada pengertian empati sendiri (dalam KBBI) yaitu keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. Dengan menggunakan  empati seseorang dapat menemani orang yang kalut hatinya dengan tepat, memberi solusi dan arahan yang tepat tidak menjerumuskan pada hal-hal lain, akan tetapi focus untuk mengembalikan suasana hati.

Berbeda lagi ketika seseorang tidak menggunakan rasa empati, perlakuan yang diberikan kepada temannya seakan-akan menolong tetapi mungkin saja ada maksud terselubung dibalik perlakuan tersebut, alih-alih membantu dengan sepenuh hati malah memanfaatkan kesempatan untuk mengambil hati pasangan dari temannya yang sedang patah hati dalam artian mengambil kesempatan dalam kesempitan, tentunya ini perilaku yang sangat tercela.

Kesempatan emas bagi teman yang licik itu menjadi bom waktu seiring berjalannya waktu, akan mengakibatkan rasa kebencian terhadap temannya sendiri karena telah merebut (baca: menikung) temannya sendiri,  dan hal ini berakibat sangat fatal. Akan lebih berbahaya lagi apabila seseorang yang patah hati curhat kepada lawan jenis, maksudnya yaitu ketika seorang cewek patah hati eh malah cerita kepada temannya yang cowok atau sebaliknya,  berbahaya kenapa? Karena cowok yang sedianya hanya mendengarkan permasalahannya malah akan muncul rasa iba dan pada akhirnya malah mendekati cewek tersebut.

Kondisi hati yang sedang kalut biasanya juga mendorong cewek untuk menerima perhatian atau pendekatan cowok tersebut, namun hal itu sangat disayangkan karena keputusan seperti itu sangat tidak tepat. Seharusnya seseorang yang patah hati menyelesaikan masalah nya dulu hingga kembali ke keadaan yang seperti semula, lalu berfikir kembali untuk tidak main main dengan perihal cinta dan hati, mengingat keduanya merupakan hal sangat sensitiv jika telah masuk ke wilayah tersebut.

Kedewasaan seseorang juga bisa dilihat lewat bagaimana me manage hatinya sendiri, memprioritaskan hal-hal yang primer dan menomorduakan hal-hal yang sekunder, tidak main main dengan perihal hati. Mengisi hari-hari yang telah dilewati atas permasalahan patah hati dengan kegiatan yang lebih positif juga mencermikan kedewasaan seseorang dan.Juga seseorang tersebut dapat mengambil hikmah atau pelajaran dari permasalahan tersebut.

Ada sebuah kata-kata yang menarik " Masa lalu ibarat kaca spion, boleh menengoknya tetapi hanya untuk sekedar menengok bukan kembali ke masa itu, karena masa depan lebih lebar dan luas". Masa yang telah lalu memang tidak bisa terpisahkan bagi kehidupan semua orang, namun setiap orang juga berhak untuk merdeka dari masa lalu dan mengambil masa depan yang jauh lebih baik untuk dirinya, karena kehidupan terus berjalan dan manusia tidak bisa memungkirinya.

Tanamkan rasa empati untuk membantu semua orang dan ingatlah setiap perbuatan pasti akan ada balasannya, tebarkan hal-hal positif sehingga yang akan datang kepada kita adalah hal-hal yang positif, bukan manusia jika hanya memilki ego individual yang tinggi, karena manusia adalah makhluk social yang tidak terlepas antar satu sama lain. Sekian  semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun