Mohon tunggu...
Muhammad Afifuddin
Muhammad Afifuddin Mohon Tunggu... Guru - Bocah Pantura

Do the best for be the best

Selanjutnya

Tutup

Politik

Soft Skill Jadi Penentu Perubahan Ekonomi di Indonesia

18 Februari 2020   02:40 Diperbarui: 18 Februari 2020   02:41 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak pulau dan budaya yang beraneka ragam. perbedaan di Indonesia menjadi keindahan tersendiri dalam kehidupan bersosial. Indonesia saat ini juga menjadi pasar perekonomian dalam dunia globalisasi saat ini. Dalam hal ini indonesia 5 tahun belakangan rakyat indonesia selalu cinta akan jiwa konsumtifnya dalam era globalisasi. Teknologi menjadi salah satu alat untuk masyarakat indonesia masuk pada pasar digital yang sangat mudah untuk melaksanakan transaksi jual beli sesuai kebutuhan dan keinginannya. Dengan adanya teknologi dan era milenial saat ini, belanja dalam hal barang lokal maupun impor saat ini sangat mudah hanya dengan genggaman tangan menggunakan gadget. dengan demikian banyak persoalan yang krusial dari hal tersebut yaitu jiwa konsumtif dan cara masyarakat indonesia mengoperasikan teknologi banyak salah sehingga mudah di manfaatkan oleh beberapa oktum atau kelompok dalam segala kepentingan tertentu.

Selain dari pada persoalan mental masyarakat indonesia dalam menghadapi era digital, masyarakat indonesia juga masih terlihat belum siap dalam menghadapi MEA yang indonesia menjadi salah satu negara didalamnya dalam menjalankan kehidupan ekonomi global.  Hal tersebut bisa di buktikan dari jumlah data pengangguran di indonesia, menurut data BPS terdapat 7.05 juta orang pengangguran per Agustus 2019. Dari data tersebut bisa di jadikan sebuah argumentasi bahwa penduduk di indonesia masih belum siap untuk menghadapai persaingan global terlebih menghadapi MEA. Hal demikian dikarenakan persoalan pemerintah dan masyakarat yang kurang serius dalam menghadapi persoalan sumber daya manusia.

Ada beberapa hal yang menjadi solusi masyakarat indonesia dalam menghadapi perdagangan global terlebih dalam sistem kapitalisme, yang pertama pemerintah harus membuat regulasi yang kongkrit terkait pengembangan soft skill yanga dibutuhkan sesuai dengan pemkembangan zaman dan hal tersebut bisa langsung di sasarkan pada objek yaitu pemuda di indonesia. Dari sudut pandang penulis, ada 3 soft skill yang dibutuhkan pemuda untuk bersaing di dunia international yaitu Teknologi, Public speaking dan terakhir bahasa inggris (bahasa International). 3 hal tersebut mungkin bisa dikatakan hal yang mudah tidak serumit teori fisika atau filsafat namun percaya atau tidak, masih banyak pemuda baik itu pelajar di sekolah atau bahkan diperguruan tinggi yang masih belum memiliki 3 soft skill tersebut sehingga ketika terjun dalam duni masyarakat mereka tidak bisa melakukan hal apapun. Mungkin dari point pertama dan kedua yaitu teknologi dan public speaking, banyak yang mudah memahami dan punya kepercayaan diri untuk berbicara didepan umum dalam konteks tertentu, tapi persoalan bahasa internaitional yang menjadi momok bagi pemuda indonesia padahal di kurikulum pendidikan yang sering berganti, tetap bahasa inggris selalu ada dalam proses pembelajaran dari tingkat dasar hingga di perguruan tinggi. Hal tersebut diakibatkan dari sebuah budaya yang sangat berbeda dengan barat karena bahasa bukan mengukur seberapa lama kita belajar tapi seberapa intensif kita mempraktekkan bahasa tersebut. Penulis coba kasih contoh sederhana, yang membedakan mahasiswa normal di indonesia dan orang gila di amerika namun mereka bisa berbicara bahasa inggris bukan persoalan mereka cerdas, namun karena mereka memiliki sebuah lingkungan.  

Masuk pada konteks lingkungan, ini yang harus kita lakukan sebagai generasi bangsa dalam menghadapi perang dagang dalam sistem kapitalisme. Banyak pemuda yang menjaga idealisme tinggi dan memiliki visi yang mulia terhadap bangsa dan negara namun mereka kalah bersaing dengan orang yang tidak memiliki integritas karena tidak memiliki soft skill. Fakta yang terjadi saat ini, sistem kapiltalisme telah masuk di hampir semua aspek perdagangan di indonesia baik yang bersifat konvensional maupun digital begitu juga yang penjualan jasa atau barang. Hal demikian tidak bisa kita hentikan begitu saja sebab sistem telah masuk pada jiwa setiap orang sehingga jika dirusak dengan dalih yang kurang rasional dan mengatakan hal yang mereka lakukan adalah sebuah kesalahan maka yang terjadi adalah perpecahan dan akan dianggap anarkis sebab tidak menerima perbedaan orang lain. maka dari itu, perlu adanya kesadaran dari masyarakat untuk mengubah sistem tersebut melalui pemahaman dan nilai-nilai kemaslahatan umat.

di era saat ini, sistem kapitalisme di indonesia semakin berkembang bukan persoalan politik saja, melainkan soal kualitas diri setiap individu bangsa yang enggan untuk berkembang dan mau bersaing untuk mengubah yang buruk dan mayoritas mereka yang memiliki keinginan untuk kemaslahatan umat hanya terpaku pada satu jalur yaitu politik dan sering mengabaikan dunia ekonomi dan berdagangan sehingga itu yang membuat para individu yang menerapkan sistem kalitapisme di negeri ini berjalan dengan lancar.

Dari penjelasan singkat di atas, penulis menginginkan untuk setiap pemuda yang memiliki visi untuk mengubah sistem tersebut untuk kemaslahatan umat terlebih kader hmi, maka yang harus dilakulan adalah sebuah gerakan yang creative dan inovatif sehingga dizaman yang serba cepat ini, mereka juga menjadi lebih interest pada tawaran kita dibandingkan dengan sistem yabg mereka jalankan sekarang. Sehingga jika itu sudah terealisasi, maka tugas selanjutnya kita harus kuasai aspek ekonomi tersebut dan mengubah sistem dengan perlahan melalui metode dan strategi yang progresif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun