Mohon tunggu...
Afifah Wahda
Afifah Wahda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar Kehidupan

Hanya pembelajar yg punya hobi mencatat. Tak pandai bicara. Bercita-cita menjadi penulis & psikolog.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merefleksikan Artikel "Skripsi Berujung Depresi"

11 Januari 2019   20:55 Diperbarui: 12 Januari 2019   00:19 1017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Psikolog dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Salis Yaniardi, mengatakan depresi memang kerap menjadi faktor pendorong orang melakukan bunuh diri. Depresi merupakan tahap seseorang kehilangan harapan dan pikirannya terombang-ambing. Untuk masuk ke tahap depresi, orang-orang ini, menurut Salis, pasti melalui tahap stres. Stres menjadi pintu utama orang masuk ke tahap depresi. 

Kemudian, Bu Salis memberikan beberapa hal agar terhindar dari depresi.

  1. Berbagi cerita kepada orang yang dipercaya. Mengeluarkan perasaan atau "unek-unek" yang dirasakan penting dilakukan. Jika tak ada yang dapat dipercaya hubungi ahli atau psikolog. Minta mereka bersikap profesional untuk tak membeberkan rahasia. 
  2. Yakin akan kemampuan diri. Ini akan menjadi sugesti untuk usaha-usaha yang dilakukan.
  3. Berpikir positif dan optimistis. Kedua hal ini kunci dalam setiap jengkal kehidupan.

Hal serupa diungkapkan laman Psychology Today, beberapa hal dapat dilakukan untuk melawan depresi.

  1. Kenali bahwa bagian dalam diri kita kerap mengkritisi diri sendiri. Kritikan dari "suara hati" ini kadang memperuncing depresi yang kita alami. Di sinilah pentingnya berpikir positif.
  2. Aktif. Sibukkan diri dengan banyak aktifitas atau bertemu banyak orang.
  3. Jangan mengisolasi diri. Berbagi cerita dengan orang lain tak ada salahnya.
  4. Lakukan hal-hal yang disukai. Hal yang menimbulkan perasaan senang dalam diri, namun tetap dalam koridor kegiatan positif. Menonton film-film bergenre komedi bisa jadi pilihan.
  5. Temui ahli, psikolog atau psikiater. Di luar negeri mungkin sudah banyak layanan hotline untuk orang-orang yang mengalami depresi. Tapi tidak di Indonesia, layanan semacam itu rasa-rasanya belum ada.

Secara umum, stres dan depresi dari sudut pandang masalah apapun tetap harus diwaspadai. Mengenali gejala-gejalanya lebih dini itu lebih baik, tapi lebih baik lagi mengantisipasi diri kita dari stres dan depresi. Apabila sudah mengalami, berusaha sekuat mungkin untuk bertahan menghadapi stres dan depresi. Hal ini jika bisa kita lalui dan diselesaikan, akan menguatkan kita untuk menghadapi masalah-masalah lainnya di kehidupan kita selanjutnya.
So, semangat buat kita semua. Jangan lupa untuk mempedulikan orang-orang di sekeliling kita agar mereka juga bisa beradaptasi dengan masalah yang menempanya.

Untuk artikel yang saya refleksikan di tulisan ini bisa klik link berikut.

Skripsi Berujung Depresi 

Dan artikel-artikel yang terkait lainnya untuk kita refleksikan bersama. 

Depresi Karena Skripsi, Kampus & Dosen Wajib Menolong Mahasiswa 

Skripsi Tak Kunjung Rampung, Isnaini Gantung Diri


#2019LebihSehatMental
Ponorogo, 11 Januari 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun