Mohon tunggu...
Afifah Nur Khoirunnisa
Afifah Nur Khoirunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional UPN "Veteran" Yogyakarta

Hobi saya adalah menggambar, menulis, dan mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Pulih Bersama

Ancaman Resesi di Tahun 2023, Indonesia Menjadi Tuan Rumah KTT G20 untuk Pertama Kalinya!

8 Oktober 2022   11:07 Diperbarui: 8 Oktober 2022   11:13 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Copyright : g20.org

Dilansir dari data di Bank Dunia terdapat risiko terjadinya resesi ekonomi di seluruh belahan dunia pada tahun 2023. Resesi ekonomi merupakan kondisi di mana memburuknya ekonomi suatu negara, pengangguran meningkat, sampai PDB (Produk Domestik Bruto) dan pertumbuhan ekonomi riil negatif berturut-turut selama 2 kuartal terakhir. Hal ini akibat dari bank diseluruh dunia menaikkan suku bunga secara bersamaan karena terjadinya inflasi yang dipicu beberapa kejadian besar seperti perang Rusia Ukraina dan pandemic covid yang menyerang selueuh negara.

Beberapa negara yang diperkirakan akan mengalami resesi seperti Sri Langka, New Zealand, Korea Selatan, dan Jepang. Indonesia, salah satu negara berkembang di asia Tenggara, termasuk negara yang terancam akan mengalami resesi. Walau presentasenya masih kecil tetapi kita harus tetap waspada. Akibat pandemic dan berang dari beberapa negara ini, Indonesia mengalami tantangan baru di sektor perekonomian. Salah satu cara Indonesia mengatasi permasalahan global melalui forum internasional KTT G20 yang dapat memulihkan perekonomian negara. Di saat banyak berita buruk bertebaran, terdapat satu berita baik yang bisa menjadi peluang untuk memajukan ekonomi Indonesia. Hal ini adalah kabar bahwa Indonesia secara resmi ditetapkan menjadi pemegang presidensi G20 mulai akhir tahun 2021 sampai 2022. Masalah ini sudah diumumkan sejak tahun 2020 saat G20 di Arab Saudi.

Konvensi Tingkat Tinggi G20 (The Group of Twenty) merupakan salah satu event cukup besar dan bergengsi yang sangat dinanti oleh banyak orang. Acara ini merupakan forum dari Kerjasama multilateral dengan 19 anggota serta Uni Eropa. Beberapa negara anggotanya seperti Argentina, Amerika Serikat, Arab Saudi, Afrika Selatan, Brazil, Australia, Jerman, Jepang, Indonesia, India, Inggris, Kanada, Italia, Mexico, Korea, Perancis, Rusia, Tiongkok, serta Turki. 

Indonesia merupakan satu-satunya negara di ASEAN yang bergabung dalam forum ini. Salah satu pembahasan yang biasanya dibahas adalah isu global terkait ekonomi seperti perdagangan, stabilitas keuangan, kebijakan, serta keberlanjutan kegiatan ekonomi di tiap negara.

Tema yang diangkat Indonesia pada KTT G20 2020 adalah "Recover Together. Recover Stronger". Pada KTT G20 ini Indonesia mengajak seluruh negara pulih dan bangkit bersama pasca terjadinya pandemic. Bersama dengan para negara maju dan berkembang kita memulihkan perekonomian dunia dan tumbuh menjadi lebih kuat. Beberapa keuntungan Indonesia menjadi tuan rumah dari KTT G20 salah satunya adalah bisa menjadi peluang Indonesia untuk mempromosikan tanah air dan mendorong lajunya ekonomi negara kita. 

Beberapa rancangan dari kegiatan ini adalah mempromosikan sector swasta local dan UMKM Indonesia serta berpotensi menyerap  sekitar 33.000 tenaga kerja dan mendorong investasi kepada UMKM lokal. Berdasarkan penuturan dari Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, bahwa berdasarkan sector pariwisata, acara ini diperkirakan bisa berkontribusi sebesar 1,8-3,6 juta peningkatan wisatawab mancanegara serta peningkatan lapangan kerja baru sebesar 600-700 ribu dari sector fashion. Karya, serta kuliner.

Selain itu, menurut Menteri keuangan Sri Mulyani, acara ini bisa berkontribusi terhadap PDB Indonesia sekitar US$ 533 juta (7,4 trilliun rupiah). Indonesia diharapkan bisa membantu pemulihan ekonomi dunia berdasar rancangan yang ada. Pada pertemuan FMCBG tanggal 17 & 18 febuari 2022 terdapat pembahasan 6 isu prioritas seperti ekonomi dan kesehatan dunia, isu sektor keuangan, arsitektur keuangan internasional, keuangan berkelanjutan, infrastruktur, serta perpajakan internasional.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pulih Bersama Selengkapnya
Lihat Pulih Bersama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun