Mohon tunggu...
Afifa Liza
Afifa Liza Mohon Tunggu... Mahasiswa - International Relations

Whatever you are, be a good one.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kunci Keberhasilan Diplomasi Islam

29 Agustus 2022   09:07 Diperbarui: 29 Agustus 2022   09:58 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Diplomasi dalam bentuk sederhana dapat dimaknai sebagai kegiatan dalam hubungan internasional. Kegiatan tersebut dilakukan oleh negara demi kepentingan dan tujuan yang ingin dicapai. 

Selain itu, peran diplomasi pun dianggap penting sebagai cara penyelesaian masalah yang terjadi, baik dalam lingkup regional maupun internasional. 

Efektivitas diplomasi sendiri ialah pencapaian kepentingan nasional yang tidak tercampur tangan oleh keterlibatan publik dalam merumuskan maupun implementasi diplomasi, lebih kepada ditentukan oleh kinerja eksklusif dan para diplomat. Tentunya pendapat ini menurut dari pendekatan diplomasi yang diusung oleh barat.

Namun, makna lain dapat kita temukan pada diplomasi Islam. Islam mengingatkan kepada kita bahwasanya setiap manusia ialah khalifah di muka bumi. 

Maka, pada dasarnya kita hidup dalam lingkup berdiplomasi. Setiap manusia merupakan diplomat dalam tingkatan dan lingkupnya masing-masing. Sesuai dengan sinonim diplomasi itu sendiri, diplomasi bisa diartikan dengan negosiasi, kecakapan, dan taktik.

Ada sebuah kutipan yang disebutkan oleh Herb Cohen dalam bukunya yang berjudul 'You Can Negotiate Anything'. Ia menyebutkan bahwa "Sesungguhnya dunia anda adalah sesuatu yang berisi daftar negosiasi yang sangat panjang, serta suka atau tidak suka, anda adalah seorang negosiator". Kutipan lain yang bisa kita ambil juga terdapat pada ungkapan Muawiyah bin Abi Sufyan, "Dunia ini lebih banyak dikendalikan dengan lidah daripada dengan pedang". Maka dari itu, kemampuan berdiplomasi dan negosiasi sudah mestinya ada dalam setiap individu, masyarakat, pemerintah dan negara.

Jika kita telisik lebih jauh pada sejarah diplomasi, konteks diplomasi antarnegara digambarkan dengan konotasi yang buruk namun memiliki ruang yang sangat eksekutif, rumit dan penuh dengan kerahasiaan yang tinggi. 

Gambaran yang muncul pertama kali jika disebutkan kata diplomasi atau diplomat adalah ketampanan, kelicikan, pujian yang pada akhirnya bertujuan untuk menipu dan muslihat. Tentunya hal ini tidak sangat sesuai dengan apa yang diajarkan oleh nilai agama, terkhusus pada agama Islam.

Diplomasi yang dicontohkan dan diajarkan oleh Nabi Muhammad lebih kepada manajemen hubungan antar golongan. Dalam menjalin hubungan dengan manusia ataupun negara tentunya kita harus mengutamakan sikap jujur yang pada akhirnya akan berdampak pada kehidupan secara luas. 

Allah juga telah memperingatkan dalam al-Qur'an, tentang bagaimana kebenaran yang dimiliki manusia menjadi salah satu faktor tegaknya agama dan dunia. Sikap inilah yang seharusnya dimiliki dan di praktikkan dalam berdiplomasi. 

Tak heran, Nabi Muhammad mendapatkan gelar al-Amin, yang memiliki arti orang yang dapat dipercaya dengan sifat yang sangat jujur sehingga mendapatkan predikat orang yang terhormat di antara kaumnya. Tentunya, hal inilah yang menjadi kunci keberhasilan dari cara diplomasi Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun