Mohon tunggu...
Afifah nursalsadiba
Afifah nursalsadiba Mohon Tunggu... Lainnya - Lulusan dari UIN Datokarama Palu, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Jurusan Ekonomi Syariah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Life Balanced 🍭 ig: @afifahnursalsa_

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Dilema Antara Pegawai atau Pengusaha

5 November 2020   13:03 Diperbarui: 5 November 2020   13:10 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada fase beranjak dewasa kita akan dihadapkan dengan banyak kebimbangan hidup, tak terkecuali dalam memilih pekerjaan. Sebab, bagi kita yang berada dalam usia meniti karier akan dihadapkan pada kebingungan, jalan mana yang tepat kita ambil. Berbagai jenis pekerjaan yang ada semakin tidak jelas, mana yang seharusnya kita pilih. Pasalnya tak sedikit dari kita juga menjadi dilema memilih antara menjadi seorang pegawai atau seorang pengusaha, dimana kedua opsi tersebut seakan menjadi patokan bagi sebagian orang dalam meniti karier.

Memilih pekerjaan seakan kita sedang memilih jalan kehidupan. Kita akan dihadapkan pilihan apakah memilih pekerjaan sesuai passion atau membutuhkan pengakuan dari orang lain bahwa pekerjaan yang kita pilih adalah life goals banget. Tuntutan dari keluarga dan rekan seperjuangan juga turut mengusik pikiran kita. Akhirnya kita kalut, lantas memilih membaca buku "Cara Cepat Menjadi Kaya Raya." Agar pas reuni SMA bisa pamer kekayaan dan kebutuhan eksistensi kita terhapus sudah. Hehehe.

Kita tidak boleh terus larut dalam keadaan dilema ini, yang membuat kita  tidak bisa memilih dan berujung menjadi pengangguran. Sejatinya pekerjaan apapun itu selagi pekerjaan itu halal semuanya bagus kok.

Pemikiran orang itu berbeda-beda, sebagian orang menganggap menjadi pengusaha itu sangat keren, bebas dan santai. Tapi, bagi sebagian lainnya menganggap menjadi pegawai lebih terjamin penghasilannya. Ada juga sebagian orang beranggapan gimana kalau kita kerja jadi pegawai dulu, biar punya modal dan pengalaman yang cukup untuk mulai buka usaha? Hayoloh? Bingung kan, jadi mau pilih yang mana? Kalau aku sih pilih kamu tapi kamunya pilih yang lain. Eaakk.

Dalam situasi seperti itu, lantas kita telah memilih salah satu yang dianggap jalan terbaik peluang kesuksesan kita. Bukan hanya sukses dalam materi, namun bisa menjadi inspirasi bagi generasi selanjutnya. Misalkan masuk Majalah Forbes yah kan, uh sebuah pencapaian yang paripurna. Halu aja dulu. Ketika kita telah memilih salah satunya, berusahalah memantapkan diri bahwa yang kita pilih bukanlah sesuatu yang salah dan apa yang orang lain pilih juga bukan sesuatu yang salah.

Bagi yang memilih wirausaha, yakinkan pada diri kita bahwa, jadi pengusaha pasion dan bakat yang sudah ada pada diri kita banget. Bahwa dengan menjadi pengusaha, kita bakal membuka lapangan pekerjaan bagi banyak orang. Sebaliknya bagi yang memilih menjadi pegawai, yakinkan pada diri kita bahwa karier kita akan jelas dengan penghasilan yang stabil. Apalagi kita mudah taat dengan aturan yang ada dan suka dengan situasi minim resiko serta kepastian. Apalagi kepastian darinya tidak bisa lagi diharapkan yah kan.

Tidak perlu menjelek-jelekkan pilihan hidup orang lain. Hanya karena kita ingin pilihan kita yang benar dan pilihan orang lain yang salah. Sebab kesuksesan yang diraih orang itu berbeda-beda, kita hanya perlu mensyukuri apa yang sudah kita dapatkan. Lalu sampai disini gimana, enak kan jadi pegawai atau pengusaha?

Saya beri contoh seperti ini misalkan jika semuanya memilih menjadi pegawai, lantas siapa yang akan menjual gorengan yang enak dicemil sambil kerja itu? Siapa yang akan mencetuskan membuat skincare yang digemari kaum hawa itu? Lalu siapa yang bakal sediakan baju kita yang style-nya berubah dengan cepat? Nggak mungkin kan negara mau urusin masalah yang seperti itu. Lagian kalau nggak ada pengusaha, siapa yang mau buka lapangan pekerjaan. Nggak mungkin kan jadi PNS semua?

Begitu pun sebaliknya, kalau semuanya mau jadi pengusaha, yang ngurusin negara siapa? Lah yang ngurusin kita nikah nanti siapa, kalau bukan pegawai KUA? Bagi kalian yang belum punya pasangan yah nggak perlu bingung. Wkwk. Nah yang ngurusin ktp, kartu keluarga kita siapa, kalau bukan pegawai catatan sipil? Lagian juga pengusaha butuh pegawai buat bantuin usahanya.

Tidak perlu menjudge pekerjaan ini salah dan yang ini benar. Selagi pekerjaan kita memberikan kebermanfaatan bagi orang lain. Apalagi membandingkan bahwa pegawai negeri lebih baik dari pengusaha ataupun pengusaha lebih baik dibandingkan pegawai, apalagi  pegawai swasta yang di start up nggak jelas lagi. Semua  punya porsi dan tempatnya masing-masing. Sejelek-jeleknya pekerjaan yaitu mereka yang lebih memiih mencuri, menipu orang lain dan tidak bekerja.

Setelah membaca ini gimana? Apa pilihan kalian? Eh ngomong-ngomong bagi yang memilih jadi pegawai sekaligus pengusaha, apa kabar? Bisa kali yah berbagi pengalamannya..hehehe.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun