Mohon tunggu...
Afifah BinMaj
Afifah BinMaj Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - haiii,, i'ts me

cukup, saatnya fokus memperbaiki diri untuk diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Rojulul Abtar

5 Maret 2021   11:06 Diperbarui: 5 Maret 2021   11:09 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Cerita ini tentang seseorang yang tak pernah kita lihat paras wajahnya, tak pernah kita dengar suaranya, tapi cinta dan kasihnya masih dapat kita rasakan sampai hembusan nafas ini. Cerita ini adalah salah satu sebab turunnya surat al kautsar ayat ketiga, cerita yang membuat kita takjub akan sikap nabi kepada orang-orang yang amat membencinya.

Ketika Nabi Muhammad SAW merasakan kebahagiaan menjadi seorang ayah atas anak laki-laki pertamanya, ternyata kebahagiaan ini hanya sekejap, karena ALLAH mengambil putra sematawayangnya ketika berumur 2 bulan. Kebahagiaanpun segera berganti dengan kesedihan yang teramat sakit. Angan-angan akan adanya penolong, penerus, bahkan pengganti dakwahNYA pupus sudah. Kini beliau pun harus meneruskan dakwahnya seorang diri.

Di tengah kesedihan yang melanda, banyak orang yang simpati tapi lebih banyak lagi yang merasa senang dengan meninggalnya putra Nabi. Mereka pun menghina, mengejek, dan mengolok ngolok nabi dengan kalimat "rojulul abtar" atau pria mandul.

Cacian dan makian pun telah menjadi makanan sehari hari nabi. Salah satu pamannya Abu Jahal mengatakan kepada orang orang yang ditemuinya " Jikalau Muhammad jalan dihadapanmu maka panggilah dia dengan panggilan rojulul abtar." Dan yang paling menyayat hati Ketika salah satu pamannya yaitu Abu Lahab berdiri didepan pasar dan berkata dengan lantang " mulai hari ini, Muhammad yang dulunya adalah anak saudaraku sudah tak kan kuanggap lagi, karena dia hanyalah pria mandul, dia hanyalah rojulul abtar."

Dan tahukah kau apa yang dialakukan sang kekasih ALLAH? Apakah beliau marah, membalas perkataan keji itu dengan sesuatu yang lebih kejam? Tidak, sama sekali tidak. Beliau memilih bersujud dan menangis dihadapan ALLAH. " Ya ALLAH ya Tuhanku yang maha mengetahui segalanya. Ya ALLAH kaumku mengatakanku sebagai pria mandul, pria yang terputus rahmatnya darimu, apakah benar ya ALLAH, apakah benar aku seperti apa yang dikatakan kaumku?

ALLAH pun menjawab " Wahai Muhammad kekasihku. Tidak, kau bukanlah pria mandul, apalagi pria yang terputus rahmatnya dariku. Kau adalah Kautsar, orang yang kuberi limpahan rahmat. Sesungguhnya yang membencimu Muhammad merekalah yang terputus rahmatnya dariku."

Sungguh mulia Baginda Rasul. Beliau tidak pernah berkata kasar kepada siapapun, sampai kepada orang yang membencinya pun beliau tetap berbuat baik. Semoga kita dapat meneladani sikap dan sifat beliau dan mengambil hikmah dari cerita ini. Amin...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun