Mohon tunggu...
Pemuja Sunyi
Pemuja Sunyi Mohon Tunggu... Duta Besar - 👤

.....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Soliter Sindiran

29 Desember 2020   06:25 Diperbarui: 29 Desember 2020   06:36 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

--Percaya tidak? Bila kamu dulu itu di malam-malamku hanya burayak-burayak lamunan penyesalan

yang aku tetaskan dari sepasang indukan; keadaan dan ketakutan

Selama-lamanya jelas merindukanmu takkan pernah menjadi ketenangan--

--Mengerti tidak? Bila kamu kini hanya remahan ketapang kering di rendaman airmata kesedihan

 yang sengaja aku larutkan untuk membasmi doa-doa yang sering salah tujuan dan memekatkan warna kerelaan

 Ya semoga saja jika teringat kembali padamu itu bukan menjadi bentuk keterbelakangan--

--Dan tenang saja, keindahanmu yang semakin tampak nanti diingatan mungkin hanya aku simpan dan rawat sebagai hiasan didalam soliter sindiran bukan sandaran

yang senantiasa ingin aku letakkan dirak-rak penuh kesadaran dan cuma hanya ingin melirikmu sebagai bahan pelajaran bukan perjalanan

Sebab aku harus secepatnya sadar bilamana kamu dihidupku itu begitu indah cuma sebagai keteringatan bukan  keterikatan--

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun