Mohon tunggu...
Pemuja Sunyi
Pemuja Sunyi Mohon Tunggu... Duta Besar - 👤

.....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Menyeduh Jenuh

28 Juni 2019   17:51 Diperbarui: 30 Juni 2019   21:32 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jenuh bukanlah orang asing
Ia itu sahabat terbaik
Tanpa aku berkata-kata mendenging
Ia paham perasaan sedang tidak asyik
Dan jenuh tahu aku butuh menyeduh hiburan lain yang tak garing

Jenuh bukanlah orang jahat
Ia itu kekasih terbaik
Tanpa aku memberi isyarat
Ia paham cerita sedang tidak menarik
Dan jenuh tahu aku perlu menyeduh suasana lain untuk sekadar berkhalwat

Jenuh bukanlah orang hina-dina
Ia itu keluarga terbaik
Tanpa aku sampai meminta-minta
Ia paham kondisi sedang sangat pelik
Dan jenuh tahu aku butuh menyeduh imajinasi lain yang menggoda

Jenuh bukanlah orang dungu
Ia itu guru terbaik
Tanpa aku harus duduk termangu
Ia paham isi kepala sedang terbalik
Dan jenuh tahu aku perlu menyeduh pelajaran lain yang tak ada kata tunggu

Jenuh bukanlah orang sakit
Ia itu pemimpin terbaik
Tanpa aku berteriak menjerit
Ia paham damai sedang tercabik
Dan jenuh tahu aku perlu menyeduh pikiran lain yang di sana hanya ada yang baik-baik; Bukan konflik

Jenuh bukanlah orang pelupa
Ia itu Tuhan terbaik
Tanpa aku mengaku seorang hamba
Ia paham warna-warni sedang terculik
Dan jenuh tahu aku butuh menyeduh pemahaman lain yang bisa menahan langkah hati tidak pergi melantur kemana-mana; Selepas secangkir jenuh habis men-dengkik.

-----

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun