Mohon tunggu...
Afif Auliya Nurani
Afif Auliya Nurani Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Semakin kita merasa harus bisa, kita harus semakin bisa merasa

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Dikotomi Kendali, Sebuah Upaya Mencintai Diri Sendiri

12 Februari 2023   19:57 Diperbarui: 13 Februari 2023   13:07 1032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi self love (Gambar dari kompas.com)

Adapun hal-hal yang sangat bisa kita kendalikan adalah persepsi, opini, pertimbangan, keinginan, tujuan, dan tindakan diri kita sendiri. Nah, lho, lebih banyak hal yang bisa kita fokuskan untuk menjadi lebih baik, bukan?

Lebih lanjut, Epictetus menjelaskan bahwa hal-hal yang bisa kita kendalikan sifatnya adalah merdeka. Tidak terikat, tidak terhambat, juga tidak memakai standar orang lain untuk mencapainya. Sebab, kebebasan dan kebahagiaan sejati hanya bisa datang dari dalam diri. Ketika kita memutuskan untuk bebas dan bahagia, maka kita akan lebih bisa mencintai diri sendiri.

Mengamalkan konsep dikotomi kendali ini memang tidak mudah, sementara kita senantiasa hidup dengan anugerah panca indera yang dapat menangkap pikiran dan perbuatan orang lain. Akan tetapi bukan berarti tidak mungkin, perlu waktu dan ilmu yang lebih untuk berlatih fokus hanya pada hal-hal yang berada dalam kendali kita.

Memulai penerapan konsep dikotomi kendali sebagai upaya mencintai diri sendiri dapat dilakukan melalui hal-hal kecil. Misalnya, ketika seorang teman berhasil mendapatkan beasiswa studi lanjut ke luar negeri, kita bisa memilih untuk berlarut-larut memikirkan bagaimana dia bisa seberuntung itu, atau berpikir bagaimana caranya SAYA bisa mencapai titik itu juga.

Misalnya ketika kita sedang berangkat kerja dan terjebak macet di jalan, kemudian pimpinan kita marah, melabeli kita dengan sebutan "pemalas", dan hal-hal buruk lainnya. Maka, kita bisa memilih: berlarut memikirkan apakah kita memang se-malas itu untuk kemudian menyalahkan jalanan yang macet, atau berkomitmen untuk berangkat lebih awal agar tidak terjebak kemacetan lagi? Semua pilihan itu ada di tangan kita masing-masing.

Bayangkan, jika banyak orang yang menerapkan konsep dikotomi kendali ini maka kesehatan mental kita akan semakin terhindar dari yang namanya insecure, anxiety, depression, dan sebagainya. Sudah semestinya setiap orang 'merdeka' dengan dirinya sendiri, bebas berekspresi sesuai norma tanpa harus takut dijustifikasi dan di-diskriminasi.

Akhir kata, konsep dikotomi kendali bukan mengajarkan untuk cuek bebek dan mengabaikan sepenuhnya terhadap hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan. Sebaliknya, dikotomi kendali mengarahkan kita untuk lebih fokus terhadap apapun yang bisa kita rengkuh. 

Kebebasan kita dalam memilih dan mengendalikan sesuatu tanpa intervensi dari luar akan membuat kita lebih percaya diri. Barangsiapa yang percaya diri, maka dia mulai mencintai diri sendiri. Selamat mencoba!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun