Mohon tunggu...
Afif Auliya Nurani
Afif Auliya Nurani Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Semakin kita merasa harus bisa, kita harus semakin bisa merasa

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Kenali Risiko Lekas Memberi Gawai pada Anak Ketika Rewel

17 Januari 2023   21:10 Diperbarui: 20 Januari 2023   18:11 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Solusi praktis orangtua langsung memberikan gadget pada anak ketika anak rewel memiliki risiko dan dampak jangka panjang bagi anak. Sumber: techcrunch via Kompas.com

Lekas memberikan gawai saat anak sedang merengek atau menangis adalah jalan ninja yang seringkali ditempuh oleh orangtua. Hal tersebut bertujuan agar perhatian anak segera teralihkan dan terhibur dengan tontonan yang menarik. Tak jarang, orangtua menjadikan hal tersebut sebagai 'pembenaran' untuk memberikan screen time berlebihan pada anak.

Meski berdasarkan penelitian terkini anak baru diperbolehkan screen time di usia 18 bulan ke atas, tak jarang orangtua terpaksa memberikan lebih dini agar anak lebih tenang. Tak jarang pula waktu screen time yang diberikan melebihi batas yang direkomendasikan oleh Association of American Pediatry, di mana anak usia kurang dari 5 tahun disarankan maksimal hanya 1 jam per hari.

Yang menjadi pertanyaan, apakah tindakan tersebut sudah tepat? Sebab, seringkali anak langsung terlihat tenang dan mendadak 'lupa' dengan tantrum-nya setelah dihadapkan dengan gawai. Apakah tindakan tersebut merupakan satu-satunya solusi dalam menghadapi anak yang rewel?

Pemberian Gawai Meningkatkan Resiko Disregulasi Emosi pada Anak 

Rupanya, hal yang tampak menjadi solusi instan tak selalu berdampak baik bagi perkembangan anak dalam jangka panjang. Telah banyak studi yang membuktikan hal tersebut, utamanya dari segi kesehatan fisik dan mental bagi anak. Meski penggunaan gawai adalah bagian dari transformasi digital, namun perlu diperhatikan batasan dan kebijakan dalam memanfaatkannya.

Salah satu studi terkait resiko pemberian gawai langsung kepada anak yang sedang rewel telah diuji pada kurang lebih 400 anak dengan rentang usia 3-5 tahun. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan gawai selama 6 bulan secara berulang demi meredakan rewel atau tantrum mereka dapat berdampak pada disregulasi emosi.

Disregulasi emosi adalah ketidakmampuan individu dalam mengenali dan mengelola emosinya sendiri. Emosi yang dimaksud tidak hanyak merujuk pada konotasi negatif seperti marah, sedih, kecewa, jijik, dan sebagainya, melainkan juga emosi positif seperti senang, tenang, dan masih banyak lagi.

Kembali pada studi di atas, yang menjadi alasan mengapa hal tersebut dapat meningkatkan resiko disregulasi emosi yakni dikarenakan anak usia 0-5 tahun sedang berada pada periode dasar perkembangan sosioemosionalnya. Jika gawai diberikan terlalu sering ketika anak sedang rewel, perkembangan regulasi emosi dalam menghadapi tekanan akan tidak optimal karena selalu dialihkan.

Pengalihan fokus tersebut berakibat pada emotional coping skill yang buruk, sehingga anak seakan tidak diberikan kesempatan untuk mengenali dan memvalidasi emosi yang mereka rasakan. Emotional coping skill yang buruk biasanya ditandai dengan perubahan mood yang drastis dan cenderung lebih impulsif dalam bertindak.

Dilansir dari UNICEF, penggunaan gawai secara berlebihan pada anak dapat membatasi kemampuan mereka untuk mengontrol impuls. Hal tersebut dapat mengurangi kemampuan anak untuk membaca dan mengendalikan rasa frustrasinya. Dengan membawa tekanan emosi tersebut, anak akan enggan melakukan aktivitas yang melibatkan interaksi sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun