Mohon tunggu...
Afia Susilo
Afia Susilo Mohon Tunggu... Guru - guru

hobi membaca, menulis dan berolah raga

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Al Wala wa Al Bara

6 Januari 2023   20:29 Diperbarui: 6 Januari 2023   20:34 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

MEMBANGUN ETIKA POLITIK BERDASAR KEARIFAN LOKAL

Bangsa Indonesia baik dari sabang sampai merauke dalam Tahun dekat ini akan diselenggarakan pemilihan pemimpin / Kepala Negara yang langsung dipilih oleh rakyat secara umum bersifat periodik, sebenarnya bukanlah sekedar mengandung arti tentang bagaimana upaya politik untuk memberi dukungan kepada calon dalam memperoleh kemenangan dari pesaing dalam kontestasi. 

Pemilihan memang bentuk pelaksanaan demokrasi, sebagai sistem yang menjamin  kebebasan dalam hak-hak dan diungkapkan secara politik hingga menghasilkan sistem ketertiban yang menjadi landasan dijalankannya kekuasaanya serta ditetapkanya asas-asas kewajaran atau keadilan. Namun persoalan yang muncul dalam setiap sistem demokrasi adalah lebih kompleks ketimbang proses elektoral. Upaya-upaya untuk meningkatkan keterlibatan rakyat dalam demokratisasi melalui pemilihan, dalam kenyataannya sering menimbulkan masalah. 

Proses itu sering kali lebih identik dengan konflik daripada perdamaian. Proses bagi pembentukan kekuasaan dalam pemerintahan oleh rakyat dimana kekuasaan tertinggi berada ditangan mereka, serta dilaksanakan secara langsung atau oleh para wakil-wakil rakyat yang mereka pilih sendiri di bawah suatu sistem pemilihan yang bebas, dalam demokrasi, pemerintah hanyalah salah satu unsur yang hidup berdampingan dalam suatu struktur sosial dari lembaga-lembaga yang jumlahnya banyak dan bervariasi: partai politik, organisasi, asosiasi. 

Banyak organisasi yang bersifat swasta yang mampu berperan sebagai penghubung antara individu dan lembaga-lembaga sosial dan pemerintah yang rumit dimana mereka merupakan bagiannya, mengisi peran yang tidak diberikan kepada pemerintah dan menawarkan kepada individu untuk menjalankan hak dan tanggung jawab mereka sebagai warga negara. Melalui kelompok demikian orang mempunyai saluran untuk berpartisipasi secara bermakna baik di pemerintahan maupun di masyarakat. 

Aspirasi mereka, pada giliranya akan diperjuangkan untuk memperoleh suatu integrasi politik yang lebih baru melalui proses pemilihan. Dengan demikian partai politik dan pemilu merupakan suatu lembaga yang berfungsi untuk melakukan eksperimen demokrasi. Dengan segala kekurangannya, partai politik berusaha membangun kehidupan politik melalui fondasi tentang prinsip-prinsip persamaan dalam masyarakat secara beransur-ansur, hal ini merupakan kesadaran modern, bahwa rakyat itu merupakan suatu asosiasi kolektif dan moralitas pribadi publik, yang secara individual dinamakan warga yang harus tunduk kepada hukum negara. 

Suatu konsep pembebasan yang di bangun secara nyata dan sadar memalui penyatuan antara nurani dan apa yang baik dengan kehendak absolut (sebagai objektifitas, yang dalam kehidupan konkrit sebagai keharusan tertentu yang berbentuk hukum dan aturan lain) yang mengarahkan kebebasan pribadi dalam hubungan manusia dan sesama serta lembaga-lembaga sebagai warga negara. 

Dengan menjalankan kewajiban, akan diketemukan kebebasan yang objektif sehingga penyesuaian antara kehendak universal dan partikular menyebabkan padunya kewajiban dan hak. Sehingga melahirkan kemampuan pribadi dalam menciptakan kebudayaan asli, menyerap dan mengolah unsur-unsur budaya luar sesuai orientasi, persepsi, pola atau sikap dan gaya hidup masyarakat yang bersangkutan hasilnya pelbagai bentuk kebudayaan fisik, ragam serta gaya kesenian, pranata sosial dan bahasa serta tradisi kehidupan. 

Dalam konteks itu, yang mempersatukan orang-orang adalah kebudayaan. Kebudayaan merupakan pengetahuan yang diperoleh orang-orang  yang menggunakanya untuk membangkitkan perilaku sosial. Pengetahuan budaya terdiri dari simbol-simbol dan konsep-konsep. Sesuatu dapat menjadi suatu simbol dengan melekatkan beberapa makna padanya. Makna yang diberikan kepada simbol-simbol disebut konsep-konsep. Konsep kebudayaan meliputi kategori-kategori, kumpulan objek-objek yang berbeda itu diperlakukan manakala mereka sepadan. 

Kumpulan aturan-aturan untuk membentuk, menggabungkan dan menafsirkan simbol-simbol disebut kode kebudayaan sehingga dengan demikian cita dan ukuran yang sama yang dimiliki secara bersama-sama oleh suatu masyarakat melalui unsur-unsurnya yang dianggap paling berharga yang akan membentuk cara berfikir sosialnya. 

Kesadaran masyarakat tentang kehidupan dalam pesta demokrasi ( Walimahan yang akbar), melahirkan kebiasaan sosial yang tercermin dalam nilai-nilai religiusnya pengertian-pengertian yang abstrak perihal aturan-aturan yang mengatur pergaulan hidup dalam hubungan antar manusia. Ada suatu tertib sosial dimana nilai-nilai itu menjadi lembaga-lembaga dengan tujuan utama untuk mencapai kesusilaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun