Jika acara TV bentuknya adalah karya audio visual, maka konten di media online terdiri dari karya berupa tulisan, gambar, audio, dan juga audio visual. Ragam konten ini disebut juga dengan istilah "multimedia".
Tayangan atau konten menjadi produk bagi industri televisi dan media online. Lalu kepada siapa mereka menjualnya? Pada dasarnya tayangan atau konten di media menyasar pemirsa, orang-orang yang menonton tayangan karya audio visual di TV atau pengguna yang mengakses konten media online.Â
Kemudian, bagaimana mereka bisa memperoleh pendanaan atau keuntungan bagi industri komersial? Pada dasarnya ada dua cara. Pertama, langsung "menjual" konten atau tayangan kepada pemirsa. Kedua, secara tidak langsung "menjual" tayangan kepada pemirsa untuk memperoleh sponsor.
Kita coba uraikan cara pertama dulu. Ini cukup mudah untuk dimengerti. Pemirsa TV atau pengguna media online langsung membayar kepada penyelenggara media.Â
Misalnya layanan televisi berbayar seperti HBO yang menayangkan film-film kelas dunia atau BeIN Sports dengan tayangan pertandingan olahraga seperti sepak bola tingkat internasional.Â
Mereka menerapkan ongkos tertentu kepada pelanggan. Bahkan ada tayangan tertentu yang hanya bisa ditonton dengan biaya tambahan seperti misalnya pertandingan sepak bola Liga Inggris. Ini disebut dengan istilah "pay per view" atau bayar per tayangan.
Secara teknis penyelenggara siaran TV berbayar seperti HBO dan BeIn Sports tidak langsung menerima pembayaran dari penonton. Mereka menjualnya melalui operator TV berbayar.Â
Di Indonesia beberapa operator antara lain Indovision, Transvision, K-Vision, dan lain-lain. Para operator TV berbayar akan "membeli" dulu dari penyelenggara siaran. Lalu mereka menjual paket-paket tayangan kepada pelanggan dengan biaya bulanan.
Hal serupa juga dilakukan oleh media online. Perbedaannya media online bisa "menjual" langsung kepada pengguna tanpa perantara operator.Â
Bahkan jika bicara platform OTT (over-the-top) penyedia konten video streaming bisa berfungsi sebagai penyelenggara siaran sekaligus operator jika diperbandingkan dengan sistem berbayar.
Kita ambil contoh platform OTT lokal, VIDIO. Sebagai penyelenggara siaran, VIDIO memiliki beragam tayangan yang mereka produksi sendiri (original production), serial atau film yang dibeli dari distributor, atau tayangan berlisensi seperti pertandingan basket NBA.