Mohon tunggu...
Alfirna fauziyahvalentina
Alfirna fauziyahvalentina Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Keep spirit🔥

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Senyum di Balik Senja

24 Februari 2020   15:11 Diperbarui: 24 Februari 2020   15:13 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Lelaki tua itu tak henti-hentinya memukul batu yang besar agar batu itu menjadi krikil-krikil kecil. Sinar matahari hangat yang menyapa kulitnya, tak membuat ia lelah demi selembar uang untuk keluarganya makan dirumah. Pagi berganti menjadi siang, matahari pun semakin memancarkan sinarnya, keringat basah bercucuran di dahinya. Tetapi, tak pernah sedikitpun membuat semangat lelaki tua itu luntur.

Sang anak yang melihat pengorbanan ayahnya yang begitu besar demi mencukupi kebutuhan keluarganya pun merasa sedih, sedih melihat sang ayah yang berjuang banting tulang demi dirinya, tetapi ia selalu menyia-nyiakan perjuangan ayahnya dengan malas belajar. Rama, nama anak itu yang kini sedang berlari untuk menghampiri sang ayahanda yang sedang bekerja. Rama berkata kepada sang ayah"Ayah maafkan aku sudah membuat ayah bekerja susah payah seperti ini hanya agar aku bisa merasakan yang namanya sekolah" dengan raut wajah sedih dan menyesal. 

Sang Ayah yang melihat raut sedih di wajah putra semata wayangnya itupun tersenyum sembari berkata "Tidak apa nak,ini sudah menjadi kewajiban ayah untuk menafkahi mu dan ibumu", "oh iya nak bukankah hari ini adalah pengumuman kelulusanmu?" lanjutnya "iya yah ini adalah hari pengumuman kelulusanku,apa ayah akan ikut bersamaku ke sekolah?" ucap Rama "maaf nak bukan ayah tidak ingin mengantarmu tapi pekerjaan ayah masih banyak,tak apa kan jika kamu berangkat sendiri ke sekolah? nanti ayah dan ibu akan menunggu surat kelulusanmu di rumah" tuturnya sembari tersenyum hangat "baiklah ayah aku akan berangkat ke sekolah" pamit Rama.

Setelah sampai di tempat tujuannya,Rama segera menghampiri sahabat seperjuangannya selama ia bersekolah."Akhirnya kamu sampai juga" ucap teman Rama yang bernama Bisma sambil mengulas senyumnya "iya,apa acaranya sudah dimulai?" "udah dari tadi kali,kamu aja yang lama dateng kesininya" tutur teman Rama yang bernama Reza dengan nada judesnya,"Iya maaf tadi ku ada sedikit urusan dirumah" lanjutnya "eh eh udah jangan ribut sekarang udah acara inti" ujar Bisma melerai perdebatan di antara kedua sahabatnya itu."

Sekarang saat yang dinanti-nantikan oleh semua murid di SMA NEGERI 1 PADALARANG yaitu pengumuman kelulusan dan saya selaku kepala sekolah disini akan memberitahukan bahwa siswa-siswi SMA NEGERI 1 PADALARANG...........100LULUS!!!"ucap kepala sekolah. Rama, Bisma serta Reza tak menyangka jika mereka akan lulus secepat ini, padahal baru saja mereke bertiga memakai seragam putih abu-abu tapi sekarang mereka sudah harus melepas seragam yang penuh dengan kenangan itu.

Setelah pengumuman kelulusan,Rama bergegas menuju rumahnya untuk menyampaikan kabar gembira ini kepada kedua orangtuanya. Ketika ia telah sampai ternyata kedua orangtuanya sudah menanti kepulangannya dengan senyum yang terus mengembang sampai akhirnya mereka bertanya kepada anaknya tentang kelulusannya "akhirnya kamu pulang sayang,bagaimana pengumuman kelulusanmu?apa kamu lulus?" ucap sang ibunda,tapi ternyata rama mempunyai ide jahil di otak cerdasnya itu "Maafyah,bu r ra rama tidak lulus" ucap rama dengan suara yang sengaja di gugupkan "Tidak apa nak ayah dan ibu akan terus selalu mendukungmu" kata ibu sembari membelai kepala anaknya dengan sayang walaupun seperti itu, ibu dan ayah merasa sedih karena anak yang selalu dibanggakannya tidak lulus. 

Perasaan ibu dan ayah berbanding terbalik dengan perasaan Rama yang kini sudah tak bisa menahan gelak tawanya "hahaha....ayah dan ibu terkena tipu"  "apa maksud kamu nak,kenapa kamu tertawa?" ucap ibu yang diangguki ayah,"jadi sebenarnya aku LULUS!!" ucap Rama dengan gembira. Ayah dan ibu seketika langsung sujud syukur karena perjuangan,pengorbanan mereka kini terbayar sudah.

Kemudian seminggu setelah pesta kelulusan Rama, Bisma dan Reza merencanakan untuk pergi kesebuah pantai bersama keluarga mereka. Mereka semua menikmati ciptaan Tuhan yang tak terhingga luar biasanya, matahari yang sedari pagi menyinari bumi, sesaat lagi akan kembali berpulang kepada tempatnya. Saat itu, Rama, Bisma dan Reza tahu jika mereka salah karena telah menyia-nyiakan waktu mereka dulu dengan melalaikan waktu mereka. Dengan tangan yang saling merangkul satu sama lain, mereka sadar dan bertekad tidak akan membuang waktu mereka dengan kemalasan mereka.

Ada sebuah kutipan yang bisa menginspirasi kita untuk terus mengejar dan meraih mimpi-mimpi kita "Apa yang kita pijak hari ini,akan menentukan kita dimasa yang akan datang". Jika kita ingin impian kita tercapai dan terwujud, maka kita perlu menyiapkan diri kita untuk menyambut impian itu. Tak mengapa jika orang lain berfikir jika mimpi kita terlalu tinggi, karena kita tidak akan tahu jika perkataan orang itu akan selalu benar. Bapak Soekarno pernah berkata " Bermimpilah setinggi langit, kalaupun kamu terjatuh maka kamu akan jatuh di antara bintang-bintang"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun