Mohon tunggu...
M Affian Nasser
M Affian Nasser Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mahasantri

Anggota PKI; Penikmat Kopi Independen

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Melawan Corona, Indonesia Sebaiknya Belajar pada Wuhan

25 Maret 2020   15:59 Diperbarui: 25 Maret 2020   16:03 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
China Daily via Reuters

Beberapa bulan terakhir, Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, China, tiba-tiba saja menjadi buah pembicaraan dunia. Pasalnya, di kota tersebut muncul virus yang berbahaya nan mematikan.

Dunia menyebutnya Coronavirus disease (virus corona) atau yang disingkat Covid-19. Sekitar ratusan ribu warga Wuhan positif terinfeksi corona, ribuan meninggal dunia dan sebagian besar bisa disembuhkan.

Ketika Wuhan diserang virus corona, para pakar menyebutkan, virus ini disebabkan oleh makanan ekstrem yang sudah menjadi makanan tradisi di Wuhan, yakni memakan daging (mentah) dari binatang liar.

Wuhan pun menjadi bulan-bulanan sasaran cacian. Wuhan secara khusus dan China secara umum, dimaki, dihina, bahkan tak jarang mendapat sikap rasisme dari berbagai pihak.

Meski diserang banyak cacian, makian, hinaan, bahkan tindakan rasisme, Wuhan memilih diam, mereka tetap fokus melawan virus berbahaya nan mematikan itu.

Masyarakatnya saling menguatkan, warganya saling membantu, para dokter terlihat tanpa lelah dalam mengobati setiap pasien, dan pemerintah dengan sigap memberikan informasi dan membangun rumah sakit khusus hanya dalam hitungan hari.

Wuhan saling bahu membahu dan bantu membantu, ia tidak menghiraukan umpatan serta opini dunia terhadap mereka. Agenda fokus mereka adalah kerja, kerja, dan kerja untuk melawan ganasnya virus corona.

Loyalitas dan semangat pantang menyerah diperlihatkan oleh Wuhan dalam setiap levelnya, mulai dari lapisan masyarakat, aparat kepolisian, dokter, hingga pemerintah, semua turut bergotong royong dalam menangkal penyebaran virus corona.

Inilah wujud solidaritas sejati. Solidaritas yang ditunjukkan dengan belas kasih kepada sesama. Solidaritas yang saling membahu, membantu dan memberdayakan.

Semangat gotong royong menjadi tameng pamungkas masyarakat Wuhan dalam melawan corona. Bagi Wuhan, melawan corona adalah sarana untuk menguatkan solidaritas, dan ikut aktif dalam merawat kehidupan manusia.

Sehingga, dari proses semangat gotong royong dan solidaritas yang telah diperlihatkan Wuhan membuahkan hasil. Seperti kata pepatah; proses tidak akan menghianati hasil, persis yang telah dirasakan oleh masyarakat Wuhan saat ini. Wuhan telah berhasil lolos dan keluar sebagai pemenang sejati dalam pertempuran melawan virus corona yang mematikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun