Mohon tunggu...
M Faris Ali Affandi
M Faris Ali Affandi Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Airlangga

Ekonomi, Pemerintah, Kebudayaan, Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menjadi Fanatik: Apakah Fandom K-Popers dan Wibu Akan Berpotensi Memecah Belah Persatuan?

7 Juni 2022   22:42 Diperbarui: 8 Juni 2022   17:46 1458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image source:https://paragram.id/wkwkwk/apa-perbedaan-dan-persamaan-antara-wibu-otaku-dan-k-popers-15828

Dalam beberapa dekade terakhir, masuknya budaya asing ke Indonesia semakin meningkat. Bukan lagi budaya barat seperti Amerika dan Eropa, tetapi budaya Asia Timur itu sendiri. Budaya yang masuk tak lain adalah budaya Korea dan Jepang. Hal ini disebabkan karena pengaruh internet. Berkat kecanggihan teknologi jaman sekarang, akses informasi yang didapat lebih cepat, persebaran budaya asing pun lebih cepat. Budaya-budaya ini menyebar kepada generasi muda lewat internet. Yang awalnya para orang hanya mengenalkan budaya mereka ke ranah digital namun masyarakat malah terbawa suasana hingga melupakan budaya aslinya. 

Dalam hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap bangsa itu sendiri. Dari perubahan gaya hidup, makanan, adat, bahkan tata krama. Tak terkecuali Indonesia yang terjadi saat ini oleh para generasi mudanya. Mereka sangat menggila dengan K-pop atau K-drama dari Korea, Anime ataupun J-drama dari Jepang. Tak sedikit para penggemar yang menyebut dirinya sendiri adalah fandom.

Lantas apakah pengaruh dari fandom ini? Apakah menjadi fandom berpotensi memecah belah persatuan bangsa? Ok, dari sini kita bahas bagaimana cara fandom berpotensi akan perpecahan bangsa. Disini kita tidak membahas hanya fandom Korea namun fandom Jepang juga.

Fandom merupakan kata dari bahas inggris yang berarti penggemar berat. Banyak remaja masa kini yang sangat suka sekali korea khususnya para wanita, namun disisi lain para pria sangat mengidolakan dengan budaya jepang. Para remaja ini tidak hanya sekedar mengagumi, mereka bahkan sampai meniru adat dan budaya mereka. Tidak sedikit orang yang melakukan ini namun banyak sekali. Mereka rela meninggalkan budaya mereka sendiri, budaya adat daerah mereka dan beralih ke budaya asia timur. Mereka demikian menganggap bahwa budaya ini merupakan sangat keren dan sedang trend masa kini.  

Contohnya saja kita mulai dari fandom Jepang. Para penggila budaya jepang ini atau bisa kita sebut Weaboo atau orang indonesia biasanya menyebut dengan wibu. Mereka sangat tergila-gila dengan budaya mereka. Para wibu ini mengerti budaya-budaya jepang dari menonton serial Anime atau kartun jepang yang biasanya menceritakan sedikit tentang budaya mereka dalam filmnya. 

Biasanya para wibu ini kadang bertingkah seperti ia sedang berada di Jepang. untuk kasus yang paling parah biasanya adalah para wibu ini tidak terima ketika ada salah satu karakter anime kesukaannya dihina. Mereka akan cenderung denial atau marah di sosial media. Kadang mereka juga tak segan untuk melaporkan akun ke pihak platform agar akun tersebut tidak bisa diakses lagi oleh pengguna.

Contoh selanjutnya adalah fandom yang berasal dari sisi lain negara Jepang yaitu Korea. Wilayah Korea disini yang akan kita bahas adalah Korea Selatan. Karena Korea Utara sendiri tidak akan bisa kita bahas karena negara tersebut sangat tertutup. Okay, disini kita bahas fandom dari sini. Kebanyakan fandom Korea adalah berasal dari penyuka musik ataupun biasa disebut K-popers. K-popers ini cenderung mereka lebih menggilai para idol mereka. Misalnya saja fandom k-popers terbesar saat ini yaitu dari fans BTS yang disebut ARMY. Fandom ARMY ini cenderung denial apabila ada seseorang yang mengkritisi atau bertanya apa bagusnya idol mereka.

Nah, dari sini bisa kita lihat bahwa fandom-fandom tersebut memiliki pengaruh buruk terhadap bangsa Indonesia. Mereka yang cenderung fanatik terhadap sesuatu akan memiliki pengaruh buruk untuk bangsa. Terlebih lagi kebanyakan para fandom ini berisi para anak remaja yang seharusnya belajar mencari ilmu, belajar bertoleransi, belajar berinteraksi, malah justru mereka membuat kegaduhan yang tak jelas asal-usul penyebabnya. 

Disisi lain juga mereak tak mendapatkan imbalan seperti finansial ataupun barang dari idol ataupun karakter anime yang mereka bela. Mereka hanya mendapat kepuasan batin dan rasa kemenangan yang hanya bersifat semu. Tak kadang juga para fandom Korea dan juga Jepang ini saling membuat kegaduhan. Para k-popers menyebut bahwa para wibu ini aneh, hal yang mereka sukai adalah kartun 2D yang mana tak mungkin ada di dunia nyata. Sedangkan para wibu ini menyebut bahwa idol yg mereka sukai adalah hasil ciptaan operasi plastik yang mana memang operasi plastik sering terjadi di korea selatan.

Hal ini terlihat bahwa dari generasi muda yang tergabung dalam fandom, mereka cenderung tidak peduli dengan pancasila dan UUD 1945. Hal ini juga berpotensi untuk memecah belah bangsa khususnya para anak muda. Disamping itu, masih banyak juga dari mereka yang masih waras akan tingkah laku buruk itu. Contohnya, saat pengesahan UU Cipta Kerja omnibus law (6/10/2020) yang menjadi trending topic di Twitter. Banyak akun dengan avatar Korea yang mendominasi melakukan campaign untuk menyuarakan penolakan kebijakan tersebut. Hal ini menggambarkan bahwa Kpopers masih menanamkan nilai-nilai Pancasila dan UUD1945.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun