Mohon tunggu...
Siti AFFENTI
Siti AFFENTI Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gerakan Tata Kelola Keuangan (Gertakan)

2 September 2017   23:22 Diperbarui: 2 September 2017   23:37 1311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto/gambar: Dokumen edit pribadi

Kita sering mendengar istilah tata kelola perusahaan atau yang dalam bahasa internasional sering disebut Good Corporate Governance. Hal ini memberi inspirasi saya untuk membuat sebuah gerakan tata kelola keuangan. Gerakan tata kelola keuangan ini disingkat menjadi GERTAKAN dengan harapan agar dapat diingat dengan mudah.

Sasaran dari gerakan ini adalah setiap orang yang memiliki keinginan untuk mengelola keuangannya, entah itu pelajar, ibu rumah tangga, karyawan kantor, wiraswasta, dan sebagainya. Tujuannya adalah memberikan edukasi kepada masyarakat luas akan pentingnya mengelola keuangan  yang dapat dimulai dari diri sendiri dengan cara-cara yang sederhana.

GERTAKAN tersebut terdiri atas aksi PETAS. PETAS terdiri atas aksi :

GERTAKAN aksi PETAS (Sumber foto/gambar: Dokumen edit pribadi)
GERTAKAN aksi PETAS (Sumber foto/gambar: Dokumen edit pribadi)
  1. Petakan

Langkah pertama dari aksi petakan adalah menghitung pemasukan kita per bulannya. Apabila terdapat pekerjaan sampingan yang menghasilkan pemasukan bersifat tetap maka dapat ditambahkan pada pemasukan, namun apabila ada pemasukan tambahan yang sifatnya hanya sesekali tidak perlu dimasukkan dalam pemasukan terlebih dahulu. Langkah kedua adalah mempetakan budgeting planyang terdiri atas biaya apa saja yang perlu kita keluarkan rutin per bulan, misalnya biaya cicilan kredit rumah, kendaraan, transportasi, uang makan, asisten rumah tangga (jika ada), iuran kompleks rumah, dan sebagainya disesuaikan dengan kondisi masing-masing.

Setelah itu kita dapat membuat perhitungan sederhana, misalnya seperti di bawah ini:

Pemasukan                                                                  Rp7.000.000,00

Pengeluaran

- Cicilan KPR   Rp2.000.000,00

- Cicilan mobil Rp1.000.000,00

- Transport ke kantor (KRL + ojek)  Rp250.000,00

- Uang makan Rp1.500.000,00

- Iuran kompleks rumah Rp200.000,00

- Lain-lain (10%) Rp495.000,00

Sub total pengeluaran                                                 Rp5.445.000,00

Sisa                                                                               Rp1.555.000,00

Nah, sekarang kita telah mendapatkan hasil berupa sisa dari pemasukan bulanan kita. Sekedar tips apabila rekan-rekan tidak memiliki waktu untuk membuat perhitungan seperti ini atau pengeluaran ingin lebih detail maka rekan-rekan dapat memanfaatkan aplikasi penghitungan keuangan yang dapat diunduh di mobile phone. Aplikasi-aplikasi ini memudahkan penggunanya untuk update pengeluaran saat itu juga. Tujuannya agar pengguna tidak lupa pengeluaran yang telah dilakukan, seperti baru saja makan di resto atau membeli buku baru. Saya rasa di era digital ini, kemudahan-kemudahan tersebut dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin.

2. Tabung

Setelah mendapatkan hasil dari petakan, maka langkah selanjutnya adalah menabung. Pilihlah bank yang tepat. Bank yang tepat adalah yang  telah dijamin oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). LPS menjamin simpanan nasabah bank yang berbentuk tabungan, deposito, giro dan bentuk lain. Rekan-rekan sekalian dapat melakukan cek, bank mana saja yang telah menjadi peserta LPS pada website LPS dengan link http://www.lps.go.id/web/guest/bank-peserta-penjaminan.

Membangun disiplin dalam menabung dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya menabung di awal bulan persis setelah mendapat pemasukan/gaji. Hal ini dapat dilakukan dengan:

memiliki dua rekening yaitu rekening untuk tabungan dan rekening untuk bertransaksi/pengeluaran. Segeralah melakukan transfer pada rekening tabungan kita sesaat setelah menerima pemasukan/gaji. Untuk tambahan tips, kartu ATM pada rekening tabungan ini dapat kita simpan di rumah untuk menghindari kita over budgetdalam berbelanja.

membuka rekening tabungan berjangka atau berencana yang dapat didebet otomatis tiap bulannya dari bank yang bersangkutan. Jangka waktunya dapat disesuaikan dengan keinginan masing-masing, misalnya dua tahun, dalam dua tahun ke depan kita dapat menghitung berapa kira-kira hasil tabungan kita.

Seperti contoh di atas, sisa dari hasil penghitungan tadi adalah Rp1.555.000,00, maka kita dapat mentransfer Rp1.000.000,00 tiap bulannya ke rekening tabungan atau meminta kepada bank untuk mendebet Rp1.000.000,00 tiap bulannya ke rekening tabungan berencana/berjangka.

Apabila kita menyimpan ke rekening tabungan yang tiap bulannya kita lakukan transfer manual, maka dalam waktu enam bulan kita sudah mendapat Rp6.000.000,00. Dari hasil rekening tabungan tersebut cobalah untuk membuka deposito bank. Selain bunganya lebih besar dari rekening tabungan biasa, deposito juga lebih aman.

Tentunya kita menginginkan agar tabungan kita aman di bank, namun bagaimana apabila suatu saat bank peserta LPS tempat kita menabung dicabut izinnya atau dinyatakan gagal?

Langkah pertama, kita dapat datang ke bank terlikuidasi untuk melihat pengumuman daftar simpanan dan meminta surat keterangan Tim Likuidasi. Langkah kedua, kita dapat melakukan klaim dengan membawa :

a. asli dan copy bukti identitas diri (KTP/SIM/Paspor);

b. asli bukti kepemilikan rekening simpanan (buku tabungan, bilyet deposito, bukti giro)

ke Bank Pembayar yang telah ditetapkan LPS. Cara yang sederhana ini, tentunya memudahkan para nasabah dan meningkatkan kepercayaan masyarakat. Membuktikan bahwa LPSsahabatnasabah melindungi dengan aman, tenang dan pasti.


3. Investasi

Nah, sekarang masih terdapat sisa Rp555.000,00 pada sisa pemasukan kita, agar bermanfaat maka kita harus mengalokasikan uang tersebut pada produk investasi. Produk investasi sangatlah beragam dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan kita, diantaranya :

a. Asuransi

Bagi rekan-rekan sekalian yang belum memiliki asuransi terutama asuransi kesehatan, saya sarankan untuk mendaftarkan kepesertaan asuransi terlebih dahulu. Asuransi dirasa sangat bermanfaat apabila kita sedang mengalami musibah, seperti sakit atau kecelakaan. Masalahnya kita tidak tahu kapan musibah itu akan menimpa kita, maka langkah preventif untuk mengikuti program asuransi sangatlah bermanfaat.

b. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)

Apa itu DPLK? DPLK adalah suatu program dana pensiun iuran pasti berdasarkan Undang-undang No.11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun. Dana yang ada di DPLK diinvestasikan ke portofolio dalam bentuk kontrak investasi kolektif, imbal hasil DPLK dapat lebih tinggi daripada deposito. Besarnya iuran DPLK dapat disesuaikan dengan sisa penghasilan tiap bulannya. Bagi rekan-rekan yang bekerja di lembaga jasa keuangan pasti sudah tidak asing dengan DPLK karena banyak perusahaan memberikan jaminan manfaat pensiun melalui program ini. Namun hal ini tidak menghalangi kita untuk memiliki dua rekening DPLK lho (DPLK dari perusahaan dan DPLK pribadi), justru kita harus bersemangat menabung untuk mempersiapkan hari tua. Bagi rekan-rekan yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga, wiraswasta atau apapun profesinya, mulailah sisihkan pemasukan dengan membuka rekening DPLK untuk mendapatkan manfaat pasti di hari tua nanti.

c. Investasi lainnya, misalnya Reksadana atau Saham

Pada intinya, reksadana adalah salah satu instrumen investasi secara kolektif yang terdiri atas portofolio saham, obligasi atau instrumen pasar uang lainnya. Mengapa kolektif? Karena berdasarkan Pasal 1 Undang-undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, reksadana digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat. Dana ini dikelola oleh Manajer Investasi yang diawasi oleh regulator, jadi kita tidak perlu khawatir berinvestasi. Sebelum memilih produk reksadana, berkonsultasilah terlebih dahulu dengan pihak lembaga jasa keuangan penyedia program reksadana dan bertanyalah sedetail mungkin, misal produk reksadana apa yang portofolionya bagus dalam 6 bulan ini, perkiraan hasil investasi, informasi dana tiap bulannya melalui email atau electronic channel lainnya, cara mencairkan, dan sebagainya.

Berbicara tentang saham, saat ini tidak sedikit masyarakat yang telah "melek saham", namun kita sering mendengar malah loss/rugi yang didapatkan. Rekan-rekan tidak perlu khawatir, saat ini perusahaan sekuritas aktif memberikan informasi update tentang kondisi pasar dan harga saham. Apabila kita melakukan transaksi saham via mobile phone atau laptop, maka kita dapat melihat kisaran harga perusahaan publik yang telah terdaftar di bursa. 

Kita dapat membeli saham perusahaan yang nilai sahamnya sesuai dengan kemampuan kita, namun ingatlah selalu untuk mempelajari kondisi perusahaan atau adakah isu tertentu tentang perusahaan yang sahamnya akan kita beli. Saat ini transaksi saham dapat dilakukan dengan mudah dan murah, dengan Rp300.000,00 misalnya, kita dapat membeli nominal saham Perusahaan A seharga Rp1.000,00 sebanyak 300 lembar saham atau 3 lot (minimal transaksi 1 lot = 100 lembar). 

Ini artinya, kita telah menjadi pemegang saham (investor) Perusahaan A, menyenangkan bukan! Imbal hasil yang didapatkan yaitu berupa selisih harga beli dan harga jual serta dividen dari laba perusahaan jika perusahaan yang kita pilih membagi dividen kepada para pemegang saham.

Dari hasil di atas, Rp1.000.000,00 telah ditabung dan Rp500.000,00 telah diinvestasikan, masih ada sisa Rp55,000,00, bagaimana memanfaatkannya? Jika aksi PETASmu berhasil, maka berilah reward kepada diri kita sendiri. Ini juga untuk menambah motivasi. Dalam 6 bulan telah terkumpul Rp330.000,00 misalnya, maka lakukanlah hal yang menyenangkan sebagai reward, contohnya membeli tas baru atau berwisata.


Gerakan tata kelola keuangan ini akan berhasil apabila kita sadar memulai dari diri sendiri lalu mengajak orang terdekat untuk ikut melakukannya. Mengingat masih banyak masyarakat Indonesia yang belum berbank (unbanked) maka sosialisasi amatlah diperlukan. Sosialisasi dari pihak regulator tidak harus dilakukan melalui forum resmi tatap muka. Saat ini media sosial dapat dengan mudah dimanfaatkan untuk melakukan sosialisasi karena lebih cepat dan lebih luas. 

Banyak masyarakat di era digital ini yang merasa lebih penting membeli paket internet daripada menyisihkan uang untuk menabung, miris memang. Sosialisasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan hastag LPSsahabatnasabah, hashtag ayo #keBankberLPS atau video singkat "Saving money, For The Future".

Semoga tulisan ini dapat membawa manfaat ke depannya, bagi kita semua, bagi masa depan dan bagi Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun