Mohon tunggu...
Kang Maman
Kang Maman Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Gara-gara Ahok, PDI-P Kehilangan Harga Diri dan Kader?

28 Januari 2017   16:36 Diperbarui: 28 Januari 2017   16:46 1678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tangkapan layar dari tribunews.com

Amnesia (dari Bahasa Yunani Ἀμνησία) adalah kondisi terganggunya daya ingat. Penyebab amnesia dapat berupa organik atau fungsional. Penyebab organik dapat berupa kerusakan otak, akibat trauma atau penyakit, atau penggunaan obat-obatan. Amnesia membuat seseorang lupa tentang informasi yang diterima dan apa yang diucapkannya.

Ternyata dalam Pilkada di DKI Jakarta, ada partai yang diduga terkena penyakit amnesia. Partai tersebut adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P). Sejak 2015 sampai 2016, PDI P seperti mesin penyerang Ahok. Mereka seakan tidak pernah kehabisan kata-kata menghantam Ahok dengan berbagai tudingan.

Seperti yang diampaikan oleh Ketua DPP PDI P Andreas, H Pareira pada tanggal 20 Agustus 2016. Dia menyebutkan kalau Ahok itu tipikal orang yang sangat pragmatis dan semua cara bisa digunakan. Setelah berkuasa, dia akan mencampakkan "Alat" yang digunakan untuk mencapai kekuasaan.

Andreas juga menyebut "Ahok dengan licik mencoba mengadu domba antara Djarot dengan partainya PDIP. Berlindung di balik ceritanya tentang dukungan dari Ketum PDIP. Ahok sedang memainkan politik memecah belah," katanya.

Lalu ada lagi salah satunya anggota Fraksi PDI-P di DPR RI, Masinton Panjaitan. Menurut Masinton, Ahok bukanlah lawan tangguh bagi PDI-P. Dia mengumpamakan meski kambing yang dibedaki pasti menang, apalagi lawannya cuma Ahok. Hal itu dikatakan dia seperti dikutip Tempo, di sela kunjungannya ke Lembaga Pemasyarakatan Kelas II-A, Pekanbaru, Senin (1/8/2016). Masinton juga pernah menyebut Ahok menyebar hoax, dan menganggap cara Ahok tidak punya etika dan kesantunan dalam politik.

Anggota Departemen Kerakyatan DPP PDI Perjuangan, Sereida Tambunan mengatakan Ahok arogan memainkan kekuasaan untuk mengambil kebijakan. Ahok dalam melakukan penggusuran tidak lagi melakukan pendektan persuasif dan memikirkan kehidupan warga yang dipindahkan seperti yang dilakukan Jokowi saat menjadi Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta.

Padahal, memindahkan orang dari tempat tinggalnya selama berpuluh-puluh tahun itu tidak selesai dengan hanya memberikan Rumah Susun Sewa (Rusunawa). Apalagi mengadu warga dengan aparat penegak hukum.

Ketua DPP PDI-Perjuangan Hendrawan Supratikno juga pernah mendesak agar KPK independen dalam melihat kasus pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras. Jadi tidak bisa, ujar Hendrawan, KPK terbawa opini publik yang diucapkan Ahok kalau data Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI ngaco alias tidak benar terkait adanya kerugian keuangan daerah sebesar Rp 191 miliar atas lahan Sumber Waras.

Partai pimpinan Megawati Soekarnoputri ini juga menuding relawan pengumpul KTP untuk mendukung pencalonan Ahok menerima suap sebesar Rp 30 miliar dari pengembang reklamasi teluk Jakarta. Tudingan itu dilontarkan anggota DPR fraksi PDIP, Junimart Girsang, saat rapat dengar pendapat dengan KPK terkait kasus RS Sumber Waras.

Menurut Junimart, aliran duit itu masuk ke TemanAhok melalui Cyrus Network dan asisten pribadi Ahok, Sunny Tanuwidjaya. Junimart pun meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menindaklanjuti temuannya tersebut.

Masih banyak lagi Tapi paling viral tentu nyanyian kader PDI P bersama Djarot yang mengatakan Ahok pasti tumbang. Nyanyian itu menunjukkan betapa geram dan marahnya kader PDI P dengan sosok Ahok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun