Mohon tunggu...
A Faisal Ubaidillah Karebet
A Faisal Ubaidillah Karebet Mohon Tunggu... Akuntan - Mung larahan

Mahasiswa Filsafat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Akulturasi Budaya Jawa dalam Konteks Ajaran Islam

23 Januari 2021   23:07 Diperbarui: 23 Januari 2021   23:08 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

AKULTURASI BUDAYA JAWA DALAM KONTEKS AJARAN ISLAM

Ahmad Faisal ubaidillah 

Pendahuluan 

 Agama islam di Indonesia mempunyai karakteristik yang unik dalam konteks pendekatan khususnya di pulau jawa, hal ini karena penyebaran islam di pulau jawa membawa dampak yang positif, karena peyebaranya menggunakan gaya akulturasi budaya, di dalam kepenulissan ini, penulis mencoba memberikan dampak refleksi khususnya untuk pembaca untuk menggetahui pendekatan islam dan budaya Indonesia khususnya di pulau jawa. Di samping itu pola akulturasi islam dan budaya Indonesia yang menggunakan pendekatan secara toleransi agama lokal dan pendekatan akulturasi budaya khususnya di jawa, tetapi islam jawa yang terlihat dominan dalam ekspresi dalam keberagamaan yang akulturatif, sehingga menjadi wadah dan ciri khas islam di jawa, sehingga masyarakat jawa menjadi satu watak yang sudah tertanam dalam masyarakat jawa. 

Akulturasi Budaya Jawa Dalam Konteks Ajaran Islam 

 Ajaran islam datang ke pulau jawa di saat sedang mengakarnya ajaran non_ islam yakni ajaran agama hindu dan budha. Dalam konteks akulturasi budaya jawa dalam ajaran islam di Indonesia, kehadiran ajaran agama Islam di Indonesia khususnya di Jawa, mengambil bentuk pendekatan secara akomodasi, integrasi, menyerap dan dialog dengan akar-akar dan budaya non-Islam, khususnya dalam bentuk animisme dan hinduisme. untuk melihata seberapa jauh agama tersebut (Hindu Dan Budha ) mengakar di masyarakat jawa, sehingga pendekatan tersebut lebih meringgankan, untuk lebih dekatnya, masyarakat Jawa yang memiliki diversitas atau keyakinan dalam beragama ternyata bisa disatupadukan melalui ajaran atau ritual, contohnya dalam acara ritual slametan tersebut. sehingga dalam pendekatan ini lebih mudah mengambil hati masyarakat jawa. karena di acara slametan tidak ada sekat antara orang-orang islam normatif dan islam kejawen, dari pendekatan secra ini tidak ada lagi tinggi rendahnya antara penganut non islam dan penganut islam. atau lebih jelasnya bisa menyatukan antara variansi lokal dan pendatang. 

 Dalam penyebaran pola islamisasi di pulau jawa yang rata rata mengunakan dengan cara pendekatan akomodatif dan menyerap tradisi lokal yang dinamis tercermin dalam bentuk karya sastra yang mencerminkan akulturasi islam dan budaya jawa, seperti tertuliskan di babad tanah jawa dan serat centini. Dengan pola penyebaran ajaran Islamisasi di Jawa seperti itu, bisa di katakana sangat logis jika pada tahapan selanjutnya orang Jawa memilik toleransi yang cukup tinggi terhadap budaya atau penganut agama lain yang individual. bisa di katakana Agama islam yang menyebar di pulau jawa sangatlah praktis yang tampil sedemikian rupa elegan dan artikulatif pada Islam Jawa, menunjukkan demikian variatif dan kompleksnya respon terhadap orang jawa lokal, pemahaman dan penghayatan masyarakat yang realitas spiritualnya masih inisangat kental di wilayah jawa. Variasi kelompok mistik dan berbagai mistisisme seperti kejawen yang menggunakan cara yang sangat fleksibel dalam pendekatan sosia.

Kesimpulan 

Dalam konteks kekayaan spiritual masyarakat jawa ini, semakin yakin memberikan kesimpulan bahwa kulturalisasi dan ritualitas keagamaan Islam di jawa. Khususnya, tidak berdiri tegak sendiri tetapi melainkan bertautan langsung dengan campur tangan spiritualitas masyarakat di era sebelumnya. Dalam konteks ini, ungkapan bahwa sesungguhnya yang dilakukan oleh para Wali Songo dalam penyebaran islam di pulau Jawa bukanlah islamisasi Jawa tetapi jawanisasi Islam. Agaknya kesimpulan ini, juga memiliki relevansi ketika dicocokkan pada realitas keagamaan praksis yang dapat disimak pada masyarakat di daerah tertentu. dan Bagaimana doktrin ajaran Islam yang dapat begitu mudah dicampuradukkan dengan ritual lokal khas pulau di derah jawa yang rata-rata penganut sebelumnya non_islam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun