Mohon tunggu...
Afa Fadila
Afa Fadila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Prodi : Pendidikan Islam Anak Usia dini

STOP WISHING START DOING!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Edukasi Seks Anak Usia Dini oleh Mahasiswa UIN Maliki Malang

2 Februari 2022   01:02 Diperbarui: 2 Februari 2022   01:20 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu terakhir di Indonesia banyak terjadi kasus kekerasan seksual. Kekerasan seksual di Indonesia sesungguhnya sudah terjadi sejak dulu dan terus bertambah hingga saat ini. Hampir setiap pekan selalu ada kasus baru yang menyebar ke publik. Sejumlah kasus yang terjadi banyak dialami oleh perempuan dan anak diwabah umur. Aksi kejam yang dilakukan oleh para pelaku, sama sekali tidak manusiawi. Tindakan yang telah mereka perbuat akan terus melekat diingatan para korbannya.

Kasus kekerasan atau pelecehan seksual yang terjadi pada anak-anak dapat merusak masa depan generasi penerus bangsa. Dampak yang ditimbulkan sangat beragam dan berpengaruh pada kesehatan fisik, psikologis, maupun sosialnya. Secara fisik, dampak yang ditimbulkan berupa penyakit seksual menular maupun disfungsi seksual. Secara psikologis, dampak yang akan timbul yaitu berupa perasaan bersalah, setres, depresi, ketakutan, fobia, gangguan traumatik pasca kejadian (PTSD), hingga perilaku agresif yang berpotensi melakukan tindakan kriminal di kemudian hari. Selain itu, anak juga menjadi menarik diri dari lingkungan sosialnya dan mudah merasa takut serta cemas berlebihan.

Berdasarkan data Kementrian Pemberdaya Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA), tercatat kasus kekerasan seksual yang dialami perempuan sepanjang tahun 2021 yaitu sebanyak 15,2 persen dari 10.247 kasus kekerasan terhadap perempuan. Sedangkan jumlah kasus kekerasan seksual terbanyak dialami oleh anak-anak. Tercatat 45,1 persen dari 14.517 kasus kekerasan terhadap anak, atau setara dengan 6.547 kasus.

Berlandaskan permasalahan tersebut, kami sebagai Mahasiswa UIN Maliki Malang memutuskan untuk mengadakan program sosialisasi terkait "Edukasi Seks". Kami terdiri dari 5 orang Mahasiswa dengan jurusan yang berbeda-beda. Dua mahasiswa Psikologi, PIAUD, Sastra Arab, dan Teknik Informatika. 

Kegiatan sosialiasi ini bertujuan agar anak-anak dapat melindungi dirinya sendiri, dan mencegah terjadinya kekerasan seksual. Subjek sasaran  pada program ini yaitu anak-anak usia dini yang masih belum mendapatkan edukasi mengenai bagian-bagian tubuh terlarang dan beberapa hal yang dapat dilakukan anak untuk melindungi dirinya.

Kegiatan dilaksanakan dengan menyimak dan menirukan gerakan yang ada dalam video clip lagu "Sentuhan boleh dan tidak boleh". Selain itu, kami berkolaborasi dalam mendesain poster yang mengandung konten terkait hal-hal apa saja yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan bersama orang tua, serta bagian-bagian tubuh mana saja yang boleh disentuh dan tidak boleh disentuh oleh orang lain. Setelah anak-anak menyimak video dan menirukan gerakan. Selanjutnya, kami secara bergantian menceritakan kembali degan memperlihatkan poster bergambar yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Pada penghujung acara anak-anak diminta untuk mengulang cerita yang telah disimak sebelumnya. Tidak hanya menceritakan ulang, tetapi beberapa anak diminta untuk maju kedepan untuk memperagakan gerakan dari lagu "Sentuhan boleh dan tidak boleh". Upaya tersebut bertujuan agar berbagai informasi yang telah disampaikan benar-benar melekat di ingatan anak dan sunguh-sungguh diapahami. Kegiatan sosialisasi ini dikemas semenarik mungkin agar anak-anak tidak mudah jenuh dan tetap fokus dalam menyimak informasi yang disampaikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun