Mohon tunggu...
Aep Kusnawan
Aep Kusnawan Mohon Tunggu... -

Staf pengajar fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Bandung, penulis, dan senang menghidupkan komunitas penulisan kreatif bersama mahasiswa-mahasiswanya. Membiasakan menulis adalah pendisiplinan diri untuk tetap berada di jalur kesadaran reflektif.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hidup Teratur Ciri Orang Maju

6 Desember 2009   03:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:03 1004
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

HIDUP teratur ciri orang maju. Sebaliknya, hidup tak teratur menandakan pola ketidakmajuan. Mulai teratur dari bangun tidur, makan, bekerja sampai istirahat kembali. Teratur perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai pengontrolan. Tak hanya itu, teratur kehidupan peribadi, keluarga, masyarakat sampai kehidupan bernegara. Implikasi keteraturan ialah lahirnya kedisiplinan, yakni ketaatan terhadap aturan yang berlaku. Tanpa adanya kedisiplinan, sebuah aturan bagaimana pun baiknya tak akan berarti dan berfaedah.

Aturan lalu lintas, misalnya, tanpa adanya kedisiplinan (ketaatan) pemakai jasa lalu lintas, tidak berarti apa-apa, dan yang mungkin ialah, terjadinya kemacetan serta kecelakaan. Pun demikian telah dicabutnya izin perjudian dan semakin kokohnya larangan perjudian, tanpa adanya kedisiplinan, ia tak membawa hikmah apa-apa, selain masyarakat akan tetap berhadapan dengan perjudian. Suatu hati ada seorang anak gadis yang bertanya kepada ayahnya, “Ayah boleh nggak pacaran?” Ayahnya menjawab, “Boleh asal pacarannya di tempat terang, ditemani muhrim dan tidak saling bersentuhan. Apabila terjadi di luar itu maka bahaya dan Islam melarangnya. Pada kesempatan lain anak gadis itu bertanya kembali tentang berpakain minim dan seksi. Ayahnya kembali menjawab, “Boleh saja dan tak ada salahnya, asal ia sedang berada di rumah dan di rumah itu hanya ada muhrim yang diperbolehkan melihatnya, bahkan di hadapan suamimu kamu bebas berpakaian sekehendakmu. Di luar itu berbahaya.” Ketika anak gadis itu membaca hasil penelitian puluhan persen anak gadis di Bandung dan di Surabaya pernah melakukan hubungan intim, kembali bertanya kepada ayahnya. Sang ayah yang seorang kyai itu menjawab santai, “Boleh saja anak gadis dan jejaka melakukan hubungan intim, asalkan mereka terlebih dahulu menikah, dan di luar itu akan berbahaya.” Kemudian sang ayah memanggil anaknya untuk mendekat dan berkata, “Anakku, harap kamu ketahui Islam itu adalah aturan untuk manusia yang datang dari penciptanya, sesuai dengan karakter kemanusian. Bila saja manusia merasa berat atas sebuah aturan, laksanakanlah semampunya. Sesungguhnya Dia tidak membebankan aturan pada seseorang kecuali sesuai kemampuan. Sesungguhnya Dia Yang Membuat aturan tidaklah kejam. Dia menghendaki agar kita berdisiplin sehingga terhindar dari bahaya yang dapat merugikan dan mengantarkan pada keselamatan. Tidak saja ketika di dunia tetapi di akhirat kelak. Demikianlah hikmah orang yang hidup teratur.” Aturan solusif Penerapan sebuah aturan, baik dari Negara dan agama (Islam), bisa bersinergi. Misalnya dalam pelarangan dan pengharaman khamer (minuman keras). Sebenarnya tidak hanya aturan yang berkaitan dengan minuman keras yang dapat membawa keberuntungan. Hampir semua aturan-Nya agar orang yang menaatinya memperoleh kelancaran, kebahagiaan, kedamaian dan keberuntungan. Aturan Islam, tidak hanya melarang. Melainkan ada solusi alternatif untuk mengatur keimanan, tata kehidupan dan pengaturan mana yang salah dan benar. Seperti tercermin pada dialog sang ayah dan anak gadisnya di atas. Dalam sebuah riwayat dijelaskan, seorang “Badui” dating pada Rasulullah hendak bertanya. “Ya, Rasulullah, aku senang terhadapmu aku juga senang terhad apa yang diajarkan olehmu (Islam), tetapi aku juga cinta minuman keras, perzinahan dan mencuri. Bolehkan saya masuk Islam ya Rasulallah?” Rasulullah Saw. menjawab, “boleh asal satu saja saya minta untuk engkau perhatikan,” “Apa itu wahai Rasulullah?” Tanya orang Badui´itu. “Tinggalkanlah berbohong” sabda Rasulullah. Orang “Badui” tadi pun menyetujuinya, karena tidak berbohong dianggapnya ringan. Lama-lama barulah dia menyadari, antara khamer dengan tidak berbohong susah disatukan. Khamer dapat mengakibatkan kemabukan, dan mabuk menjadi salah satu biang berbagai kejahatan. Sementara tak berdusta ialah berbuat jujur dan kejujuran ialah lambang kebaikan. Karenanya tak mungkin kejahatan dan kebaikan dicampuraduk, sebab harus terjadi pengaturan kesempatan. Pada hari berikutnya barulah Rasulullah Saw. menjelaskan, dalam khamer itu, ada manfaat tetapi lebih besar madaratnya. Sehingga penjelasan ini membuat orang tadi kembali berpikir. Turunlah ayat yang membatasi untuk mabuk, ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedangkan kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu menegerti apa yang kamu ucapkan” (QS An-Nisaa’ [4]:43). Kemudian sampailah pada maksud utama diturunkanya aturan, yakni pelarangan meminum minuman keras, “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (minuman) khamer berjudi dan (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji, termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatanperbuatan itu agar kamu mendapatkan keberuntungan” (QS Al-Maa’idah [5]:90). Jadi, hidup teratur adalah hidup yang berasal dari luap ketaatan dan kecintaan pada harmonitas kehidupan. Boleh Anda membayangkan kalau di dunia ini tidak ada tata aturan dalam melakukan sesuatu. Kiranya tidak salah kalau dunia ini akan dipenuhi dengan kesengkarutan yang merugikan. Seperti halnya diturunkan khamer secara bertahap untuk menghilangkan kesengkarutan. Pun begitu dengan menjadi manusia disiplin yang taat aturan. Sejatinya dilakukan secara bertahap hingga lahir kesadaran yang membekas sampai akhir hayat. Itulah yang dinamakan dengan hiduplah secara teratur. Wallahu A’lam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun