Mohon tunggu...
Adzra Aqilah
Adzra Aqilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - blessed with the best

blessed with the best

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Covid-19 dalam Pendidikan di Indonesia

29 Juli 2021   15:24 Diperbarui: 29 Juli 2021   15:58 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sudah lebih dari satu tahun lamanya Virus Covid-19 menyerang dunia, termasuk Indonesia. Berbagai kebijakan serta protokol kesehatan diterapkan demi meminimalisir penyebaran virus.  Pada awalnya diberlakukan  kebijakan seperti: social distancing, PSBB (Pembatasan Sosial Berskala  Besar), hingga PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang mengharuskan masyarakatnya  melakukan semua kegiatan di rumah. Salah satunya yang paling berdampak adalah  bidang pendidikan.

Pada masa pandemi ini, tidak lagi diberlakukan pembelajaran secara tatap muka. Sebagai gantinya, pembelajaran dilakukan secara daring (dalam jaringan) atau belajar di rumah masing-masing melalui aplikasi-aplikasi yang sudah canggih.  Sebagian ada yang melakukan pembelajaran di sekolah, itupun harus dibatasi  dan mengikuti protokol kesehatan sesuai pemerintah. Pembelajaran daring ini menyebabkan terjadinya banyak  dampak negatif dan positif yang terjadi seiringnya pembelajaran di rumah.

Banyak kendala  dan dampak negatif yang terjadi saat pembelajaran daring. Dimulai dari beberapa orang mengalami gagap teknologi, koneksi sinyal yang jelek di daerah terpencil, kuota yang cepat habis, kendala internet, kurang paham pada pelajaran  yang bersifat menghitung dan praktik. Lalu pada saat ulangan, siswa dengan mudahnya menyontek dari internet tanpa ketahuan oleh guru. Selain itu, kurangnya informasi dan pengarahan pemerintah terkait penggunaan teknologi kepada guru, khususnya guru yang sudah berumur, menyebabkan kurangnya pemahaman guru dalam mengaplikasi teknologi di pembelajaran daring.

Pembelajaran daring juga berisiko terjadinya learning loss, di mana para siswa kehilangan kompetensi belajar. Biasanya, siswa yang rentan mengalami learning loss adalah siswa yang tidak memiliki akses maksimal untuk pembelajaran daring. Peran guru pun sangat penting untuk mencegah hal ini terjadi. Bisa dengan mengubah cara belajar menjadi lebih kreatif dan menyenangkan supaya para siswa tidak merasa bosan untuk mengikuti pelajaran.

Dampak buruk lainnya adalah tidak dapat bersosialisasi dan berkomunikasi secara langsung. Hal ini akan menyebabkan menurunnya kemampuan siswa untuk dapat bersosialisasi, terlebih kepada orang baru serta menyebabkan terjadinya ketidakefektifan siswa dalam belajar. Cara berkomunikasi yang dilakukan hanya melalui platform-platform media sosial. Smartphone juga lebih sering digunakan untuk bermain game dan menonton film dibandingkan untuk belajar.

Selain dampak negatif, terdapat juga banyak dampak yang positif. Dalam pembelajaran daring, internet tidak hanya sekadar sarana hiburan atau bermain media sosial, tetapi dapat digunakan sebagai informasi pembelajaran. 

Seperti mengakses buku digital, video pembelajaran, aplikasi-aplikasi yang mendukung kegiatan belajar, dan sebagainya. Hal  Ini juga dapat memicu pecepatan transformasi pendidikan, di mana pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan sejalan dengan era Revolusi Industri 4.0  yang terus berkembang.

Pada saat pandemi, tentunya para siswa lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Hal ini dapat menghasilkan metode belajar yang variatif dan kreatif karena waktu yang digunakan lebih banyak dan lebih fleksibel. 

Selain itu, kondisi ini menuntut adanya kolaborasi yang inovatif  antara orang tua dan guru sehingga para siswa tetap dapat menjalankan pembelajaran daring secara efektif. Kolaborasi yang inovatif ini juga dapat mengatasi berbagai keluhan selama pembelajaran daring.

Karakter dan kemampuan anak juga dapat berkembang seiringnya waktu karena menghabiskan banyak waktunya di rumah. Banyak kegiatan baru yang dapat dilakukan, contohnya seperti masak, mengasah kemampuan bahasa asing, dan sebagainya.  

Karakter tersebut dapat dibentuk dengan dukungan penuh dari orang tua sebagai fasilisator utama dalam tumbuh kembang siswa. Tidak hanya itu, kemauan dan tekad yang kuat dari siswa dalam mengembangkan dirinya menjadi tombak utama yang sangat berpengaruh pada masa depannya kelak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun