Mohon tunggu...
aris iskandar
aris iskandar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menanti Debat Putaran ke-2 Pilgub Jabar

20 Maret 2018   12:02 Diperbarui: 20 Maret 2018   12:11 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Debat pertama cagub cawagub jabar beberapa hari yang lalu di sabuga yang disiarkan secara langsung oleh salah satu stasiun tv swasta sudah dilaksanakan, beberapa tanggapan dan komentar terkait debat sangat beragam, baik komentar terkait visi, misi dan program masing-masing paslon, penguasaan masalah jabar sampai gaya komunikasi masing-masing pasangan calon dll. Tim sukses masing-masing calon tentu saja mengunggulkan jagoannya masing-masing, segala data yang tentu saja kebanyakan berangkat dari asumsi ditampilkan untuk mempengaruhi publik. Beberapa media pun tak kalah menampilkan data-data hasil survey terkait tanggapan publik terhadap debat kemarin (entah siapa dan sebarapa objektifnya prosesnya). Semuanya tentu dilakukan untuk mempengaruhi publik dalam menentukan pilihannya ke depan.

Kali ini, saya hanya ingin berkomentar hal-hal yang ringan saja terkait debat cagub-cawagub kemarin hari, tidak membahas hal-hal yang substantif seperti visi misi, program atau penguasaan masalah bahkan penguasaan forum bahkan bisa dibilang hal yang sepele saja. Terlalu berat kalau membahas program, cukup yang simpel-simpel saja, ringan, tak perlu membutuhkan analisa yang berat bahkan rumit, tinggal menghitung saja waktu yang telah dihabiskan oleh masing-masing calon ketika mereka menjawab atau menanggapi sesuatu. Ya saya hanya ingin berkomentar sedikit terkait pembagian tugas atau kerjasama diantara masing-masing pasangan dalam menjawab atau menanggapi sesuatu ketika berdebat. Menurut saya ini menarik, setidaknya bisa menggambarkan interaksi sesungguhnya diantara mereka berdua, bahkan bisa menggambarkan pola kerjasama, pembagian tugas dan posisi diantara masing-masing pasangan apalagi nanti ketika mereka benar-benar terpilih. 

Pada debat kemarin, KPU Jabar setidaknya mengalokasikan waktu sekitar 960 detik atau 16 menit kepada masing-masing pasangan untuk berbicara dan menyampaikan gagasannya masing-masing. Kemudian kalau kita lihat di gambar di bawah, setidaknya terlihat pasangan Hasanah (54,4% - 45,6%) dan 2DM (55,5% - 44,5%) relatif lebih seimbang pembagian tugasnya kalau didasarkan pada pembagian waktu yang ada, dimana secara posisi tidak ada yang mendominasi atau didominasi baik cagub ke cawagub atau sebaliknya. Sementara pasangan asyik relatif lebih didominasi oleh Cagubnya (67,5 % - 32,5%) walaupun porsinya masih di bawah 70% artinya masih dianggap sesuatu hal yang wajar. Beda hal dengan pasangan Rindu dimana cagubnya sangat mendominasi pembicaraan hampir mencapai 85% bahkan di 2 sesi awal, Cawagubnya (15%) hanya diam sambil terlihat sesekali tersenyum dan menulis tak jauh beda seperti penggembira saja. Baru pada sesi selanjutnya Cawagubnya bicara, itupun karena bertanya atau menanggapi hal yang spesifik menyangkut dirinya, sisanya seperti biasa didominasi oleh Cagubnya.

Konflik Gubernur atas Wakil Gubernurnya atau Bupati/Walikota atas wakilnya memang bukan sesuatu hal yang asing di negeri ini termasuk di Jawa Barat. Konflik tersebut salah satu sebabnya adalah pembagian tugas dan kewenangan yang seringkali tidak seimbang atau tidak sesuai dengan aturan, satu sama lain saling mendominasi dan berebut kekuasannya sehingga komunikasi diantara mereka tersendat. Bisa jadi dominasi forum pada saat ini bisa memungkinkan dominasi kekuasaan, kewenangan dan tugas serta pengaruh publik. Kasus Dani setiawan yang pecah kongsi dengan Nu'man, kemudian Aher dengan Dede pada periode ke dua bisa menjadi bukti ketidak seimbangan hubungan diantara pemimpin Jabar.

Keseimbangan tentu tercapai dengan pembagian kepercayaan, tugas dan kewenangan yang proporsional di antara mereka bukan dominasi satu sama lain. Semoga siapapun pasagan gubernur dan wakil gubernur terpilih ke depan mempunyai hubungan yang baik, harmonis dan seimbang satu sama lain sehingga tercipta kerjasama yang efektif diantara mereka, bukan yang saling mendominasi satu sama lain sehingga ujungnya tercipta konflik di antara keduanya. Pemerintahan yang harmonis akan jauh lebih kondusif melayani rakyat dibandingkan dengan pemerintahan yang penuh dengan konflik. (Ke depan akan kita saksikan pada debat selanjutnya apakah pembagian peran antara cagub dengan cawagubnya akan seimbang atau tidak)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun