Mohon tunggu...
Adzhani Yusrina
Adzhani Yusrina Mohon Tunggu... Lainnya - Writing Enthusiast

" Whatever you are, be a good one " - Abraham Lincoln

Selanjutnya

Tutup

Money

Konsumsi Ikan di Indonesia Masih Tergolong Rendah

31 Oktober 2020   19:15 Diperbarui: 31 Oktober 2020   20:47 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Indonesia memiliki perairan yang luas dan mempunyai keanekaragaman ikan yang banyak. Oleh karena itu, diharapkan ikan dapat menjadi komoditas yang mempunyai nilai lebih dibanding komoditas lainnya. Ikan merupakan sumberdaya yang mempunyai nilai protein yang tinggi sehingga ikan dapat menjadi sumber protein hewani untuk masa depan. Kandungan nutrisi ikan yang tinggi, seperti EPA dan DHA sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Di mana EPA dan DHA ini sangat berguna untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak yang maksimal.

Tingkat konsumsi ikan Indonesia tergolong rendah apabila jika dibandingkan negara-negara Eropa dan Asia lainnya. Dilansir dari Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan, Djunaidah (2017) berpendapat bahwa tingkatan konsumsi ikan masyarakat Indonesia tertinggal jauh di bawah bangsa-bangsa lain yang memiliki potensi sumberdaya perikanan jauh lebih kecil. Negara Jepang mempunyai total luas wilayah sekitar 85% dari pulau Sumatera serta luas lautan 3.091 km2, dan dengan tingkat konsumsi ikan mencapai angka 140 kg/kapita/tahun. Maka dari itu, tingkat konsumsi ikan di Indonesia harus ditingkatkan mengingat kekayaan sumberdaya ikan yang melimpah. Kementerian Kelautan dan Perikanan sejak tahun 2004 sudah menggalakkan program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) untuk meningkatkan konsumsi ikan di Indonesia. Program tersebut masih dilakukan dan pada beberapa tahun terakhir, pemerintah menggalakan program bantuan pangan non tunai (BPNT).

Program bantuan pangan non tunai (BPNT) merupakan program pemerintah  melalui sistem Kartu Indonesia Sejahtera. Pemerintah Indonesia menggalakan program bantuan pangan non tunai (BPNT) untuk meningkatkan dan memberikan gizi yang lebih seimbang. Program bantuan pangan non tunai mulai dilaksanakan pada tahun 2017 pada 44 kota yang memiliki akses dan fasilitas memadai dan mulai diperluas ke seluruh kota dan kabupaten yang sesuai dengan kesiapan sasaran dan prasarana penyaluran non tunai di daerah tersebut (Fadlurrohim et al. 2019). Masyarakat yang  terlibat pada program BPNT akan diberikan uang oleh pemerintah melalui Kartu Indonesia Sejahtera yang nantinya dapat dicairkan dengan bentuk barang. Barang tersebut sudah ditentukan oleh pemerintah, yaitu makanan yang menyehatkan diantaranya buah-buahan, telur, ayam dan lain sebagainya. Pemerintah menyiapkan barang tersebut melalui agen-agen yang sudah dibentuk oleh Dinas Sosial sehingga masyarakat dapat langsung mencairkan uang tersebut pada agen yang telah ditentukan. Jenis ikan untuk BPNT selama ini yaitu ikan bandeng, ikan tongkol, ikan layang, ikan deles, ikan kurisi, ikan kembung dan lain sebagainya. Dengan adanya program pemerintah melalui BPNT diharapkan mampu meningkatkan tingkat konsumsi ikan serta dapat menurunkan kasus stunting. Stunting adalah suatu kondisi yang terjadi apabila dalam 1000 hari masa awal kehidupan anak terjadi malnutrisi. Kondisi malnutrisi akan menyebabkan pertumbuhan fisik dan perkembangan otak terganggu. Akibatnya akan mempengaruhi kemampuan, prestasi, kreativitas anak di usia-usia produktif. Penyakit stunting dapat dicegah dengan memperhatikan asupan nutrisi dalam makanan yang akan dikonsumsi. Salah satunya yaitu dengan makan ikan, karena ikan merupakan protein hewani yang sumberdayanya di alam sangat melimpah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun