Mohon tunggu...
Advertorial
Advertorial Mohon Tunggu... Editor - Akun resmi Advertorial Kompasiana

Akun resmi Advertorial Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Konvensi Nasional Humas 4.0 Solusi Menghadapi Tantangan Kebangsaan dan Reputasi Indonesia

17 November 2018   10:53 Diperbarui: 17 November 2018   11:03 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PERHUMAS gelar Konvensi Nasional Humas 4.0

Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHUMAS) akan menggelar Konvensi Nasional Humas 2018 pada tanggal 10-11 Desember 2018 bertempat di XXI Ballroom Jakarta. Konvensi akbar tahun ini mengusung tema "Humas 4.0 Tantangan Kebangsaan & Reputasi Indonesia" akan dihadiri oleh berbagai pihak mulai dari mahasiswa, praktisi, akademisi hingga tokoh nasional.

Konvensi Nasional Humas 2018 ini akan menghadirkan berbagai narasumber diantaranya R. Niken Widiastuti (Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik -- KOMINFO RI), Wianda Pusponegoro (Staff Khusus Kementrian BUMN), Boy Kelana Soebroto (Head of Corporate Communication ASTRA International), Mardi Wu (CEO Nutrifood) dan lainnya. Konvensi ini dirancang menjadi sebuah wadah bagi praktisi, akademisi, professional public relations, pimpinan perusahaan dan praktisi media massa, untuk melahirkan berbagai gagasan serta pemikiran guna terciptanya hubungan yang saling bersinergi serta memperdalam fungsi peran masing-masing, khususnya di Era Industri 4.0.

Melalui Konvensi Nasional Humas 4.0 diharapkan praktisi Humas dapat merumuskan strategi yang seharusnya dapat dilakukan di kemajuan teknologi yang kian pesat. Tidak hanya memikirkan hal ini sebagai ancaman, melainkan sebuah challenge dan kesempatan bagi Humas di sektor perindustrian untuk dapat mengendalikan sistem 4.0 yang kian mendominasi bidang kerja khususnya Public Relations.

Kedepannya, Indonesia akan menjadi salah satu negara dengan perekonomian terbesar seperti Cina, Jepang, Indo, Australia dan Korea. Dimana peran Praktisi Humas dituntut untuk mampu membangun kompetensi dan perspektif global untuk menuju Indonesia Global Ekonomi.

"Humas jangan hanya menguasai sarana komunikasi konvensional saja. Di era 4.0 penggunaan sarana komunikasi baru harus dikuasai dan dimanfaatkan dan ini merupakan tantangan bagi Humas Pemerintah dalam menghadapi industri 4.0.", kata Dirjen Informasi Komunikasi Publik (IKP) KOMINFO RI Rosarita Niken Widiastuti

Ketua Umum BPP PERHUMAS Agung Laksamana
Ketua Umum BPP PERHUMAS Agung Laksamana
Lebih lanjut, Ketua Umum BPP PERHUMAS Agung Laksamana mengungkapkan, Pada akhirnya, Peran fungsi Humas adalah membangun Trust dan Reputasi melalui branding "Making Indonesia 4.0". Ini juga butuh agenda setting serta peran strategis Humas yang Humas 4.0.

"Kompetensi PR membutuhkan kombinasi unik antara intuisi, nalar, empati, emosi serta kreativitas yang tidak terbatas (limitless)! Hal ini menjadi keterbatasan mesin AI untuk dilatih. Persepsi lama, bahwa PR hanya berfungsi sebagai media relations, membuat klipping, protokoler serta publikasi di konvensional media semata haruslah kita tinggalkan. Sekarang profesi ini dituntut memiliki keahlian yang lebih kompleks", ujar Agung.

Masih dalam acara yang sama, Ketua Panitia Konvensi Nasional Humas 2018 Benny S. Butarbutar mengungkapkan, Konvensi Nasional Humas 2018, menjadi sebuah momen tepat bagi segenap Praktisi Humas 4.0 untuk lebih waspada dan cermat dalam menghadapi tantangan kemajuan dunia digital di Indonesia.

Industri 4.0 merupakan tantangan globalisasi yang menciptakan ketidakpastian yang justru menjadi tantangan terbesar Humas Indonesia. PERHUMAS sebagai lembaga profesi perlu terus menerus meningkatkan kapasitas dan kualitas Humas Indonesia secara berkelanjutan.

Sudah saatnya Humas Indonesia memimpin di depan dengan menjadikan teknologi informasi, digitalisasi dan sosial media sebagai isntrumen kekuatan PR di masa depan atau di era industri 4.0. Humas Indonesia bukan lagi sebagai alat pemadam kebakaran yang reaktif, tetapi memimpin didepan dengan Strategic Thinking yang kuat. Menghadapi hal tersebut praktisi Humas perlu melengkapi diri juga dengan Local Wisdom yang menjadi kekuatan pemain lokal dan memperkuat platform digital guna meningkatkan awarness sebagai Contact Point bagi sasaran khalayaknya.

"Harapannya melalui Konvensi Humas 2018, kami segenap praktisi Public Relations Indonesia, professional dari berbagai industri dapat saling berdiskusi dan menemukan strategi untuk membangun reputasi baik Indonesia", ujar Benny.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun