Figur sebagai pejabat publik yang melekat di pasangan Mulyadi - Ali Mukhni, adalah nilai tambah tersendiri yang membuat sejumlah lembaga survei menempatkan Cagub dan Cawagub Sumbar nomor urut satu ini paling tinggi tingkat keterpilihannya. Keduanya pasangan kandidat yang serasi, sama-sama pejabat publik yang berpengalaman.
Pengamat politik Edi Indrizal menilai, keunggulan pasangan yang diusung Partai Demokrat dan PAN ini tidak terlalu mengejutkan lantaran sudah diperkirakan dari awal-awal Pilkada. "Bahkan lebih dari itu, berbagai faktor yang membuat pasangan yang populer dengan jargon Mualim ini membuat unggul di tengah belantara politik Pilkada Sumatera Barat," kata dia, Jumat (30/10/2020).
Mulyadi dan Ali Mukhni, katanya, terkenal sebagai pejabat publik yang berkinerja bagus, banyak karya nyatanya dirasakan masyarakat Ranah Minang. "Bayangkan, masuk tiga periode Mulyadi di DPR RI banyak sudah yang dilakukan untuk Sumbar. Ketika dia jadi gubernur, berbekalkan andilnya di tingkat nasional, akan lebih maksimal lagi pengabdiannya di tengah masyarakat," ulas dia.
Ali Mukhni, katanya, adalah orang yang sangat sukses dua periode di Padang Pariaman. Apa yang dilakukannya di daerahnya, telah mampu merubah wajah kabupaten yang dipimpinnya menjadi etalasenya Sumatera Barat. Tak tanggung-tanggung. Padang Pariaman saat ini adalah masa depan Sumbar.
Berbekalkan pengalaman dan kerja nyata dalam perubahan tersebut, ulas Edi Indrizal, baik Mulyadi maupun Ali Mukhni sama-sama tahu apa yang dibutuhkan masyarakat. Apa yang menjadi kendala. Di tambah lagi, Ali Mukhni yang memang suka dan sering mendengar apa yang menjadi keluh-kesah masyarakat ketimbang memberikan janji-janji.
Edi Indrizal menyebutkan, strategi pemenangan yang dilakukan pasangan ini bersama timnya lebih komplit, kombinatif dan massif bila dibandingkan dengan pasangan lainnya.Â
"Di sini, Mualim tampak lebih siap dan menguasai medan pertempuran di ranah Pilkada yang penuh dengan hiruk-pikuk. Mungkin karena keduanya sudah terbiasa dengan kegigihan dalam bekerja dan berbuat selama ini, terlalu menonjol kepentingan umum dari kepentingan kelompoknya," ungkap dia.
Koordinator lembaga survey Indikator Politik Indonesia wilayah Sumbar, Riau, Kepri dan Jambi ini menambahkan, yang perlu dilakukan Mualim dan dijaga dengan baik, adalah ritme, dan mengoptimalkan pemilihnya datang ke TPS pada hari H pencoblosan 9 Desember mendatang.Â
"Ini Pilkada di masa pandemi. Diperkirakan, minat orang datang ke TPS jauh berkurang bila dibandingkan dengan Pilkada sebelumnya. Maka dari itu, Mualim harus merawat pemilih, memastikannya datang ke TPS," sebutnya.