Mohon tunggu...
Adriyanto M
Adriyanto M Mohon Tunggu... Freelancer - Easy reading is damn hard writing!

Write as if you were to die tomorrow. Learn as if you were to live forever. - medium.com/@adriyanto

Selanjutnya

Tutup

Nature

Ke Mana Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia?

1 Oktober 2018   14:27 Diperbarui: 2 Oktober 2018   09:01 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Skema kejadian tsunami Palu-Donggala 2018 (https://maps.google.com/)

Gempa dan Tsunami di Sulawesi Tengah Jumat lalu sungguh merupakan kejadian yang sangat memilukan, tidak hanya bagi kita bangsa Indonesia, tetapi juga seluruh warga dunia. Banyak berita dan opini yang bermunculan, semua menggugah kita untuk segera bersiap menghadapi kejadian serupa yang pasti akan terjadi lagi, dan lagi. 

Berikut tulisan menarik di koran bergengsi The New York Times (NYT). Salah satunya menceritakan tentang jaringan sensor canggih tsunami yang tidak kunjung terpasang karena sebab yang membuat hati kita bersedih. Silakan baca versi terjemahannya berikut ini.

Tulisan ini saya update dengan rincian lebih lanjut dari NYT tentang keadaan Tsunami early warning system di Indonesia yang ternyata memang tidak jadi prioritas selama ini. Baca di bagian bawah.

Ilmuwan Terkejut dengan Kekuatan Tsunami Indonesia
By Henry Fountain, The New York Times
30 September 2018

Para ilmuwan menyatakan terkejut pada ukuran tsunami yang menghancurkan kota Palu di Indonesia pada hari Jumat, mereka mengatakan bahwa gempa seperti  itu yang terjadi sebelumnya tidak menimbulkan gelombang yang merusak.

"Kami memperkirakan gempa ini bisa menyebabkan tsunami, tetapi tidak sebesar itu," kata Jason Patton, seorang ahli geofisika yang bekerja di perusahaan konsultan, Temblor, dan mengajar di Humboldt State University di California. Namun dia menambahkan, "Ketika peristiwa seperti ini terjadi, kami bisa menemukan hal-hal yang belum pernah diamati sebelumnya."

Gempa berkekuatan 7,5 SR, yang terjadi pada sore hari, berpusat di sepanjang pantai pulau Sulawesi sekitar 50 mil sebelah utara Palu. Tak lama setelah itu - dalam 30 menit menurut beberapa saksi - gelombang setinggi 18 kaki masuk ke darat di kota Palu, menghancurkan bangunan, kendaraan dan menewaskan ratusan orang.

Jumlah korban jiwa yang tinggi juga mencerminkan kurang canggihnya sistem deteksi dan peringatan tsunami di Indonesia, kata ahli tsunami. Lokasi lain di Sulawesi, termasuk kota Donggala, juga dilanda tsunami.

Tsunami adalah bencana yang sering kali merupakan hasil dari apa yang disebut gempa bumi megathrust, ketika bagian besar dari kerak Bumi berubah bentuk, bergerak secara vertikal di sepanjang patahan. Ini secara tiba-tiba menggerakkan sejumlah besar air, menciptakan gelombang yang dapat melaju dengan kecepatan tinggi melintasi cekungan samudra dan menyebabkan kehancuran ribuan mil dari asal gempa.

Tsunami Samudra Hindia 2004, yang menghasilkan gelombang setinggi 100 kaki dan menewaskan hampir seperempat juta orang dari Indonesia hingga ke Afrika Selatan, dihasilkan dari gempa berkekuatan megastrust berkekuatan 9.1 SR di Sumatera.

Sebaliknya, kejadian pada hari Jumat adalah apa yang disebut patahan strike-slip, di mana gerakan bumi sebagian besar horizontal. Gerakan semacam itu biasanya tidak akan menciptakan tsunami. Tetapi dalam kondisi tertentu bisa saja terjadi, kata Dr. Patton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun