Mohon tunggu...
Adriyan Sayed
Adriyan Sayed Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Praktisi Pasar Modal & Keuangan

"Sharing Investasi, Bisnis dan Keuangan, berbagi Ilmu mengharap Ridha Allah Swt..."

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Virus Corona, Pembeda antara Fundamental Emiten dan Faktor X di Pasar Modal

9 Februari 2020   20:31 Diperbarui: 10 Februari 2020   11:04 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pergerakan harga saham pasar modal (shutterstock) via kompas.com

Sepekan ini, kita khususnya trader dan investor saham dibuat galau dan harap-harap cemas dengan bencana Virus Corona yang terjadi di Wuhan China. Dan telah berdempak ke 24 negara di dunia dan telah menewaskan 813 orang.

Bagaiman tidak, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam pekan pertama setelah mencuatnya isu tersebut telah anjlok lebih kurang 5% dari level 6250 ke 5940 dan penurunan tersebut dialami oleh hampir semua sektor, termasuk sektor Perbankan yang selama ini menjadi unggulan dalam perdagangan di Bursa.

RTI
RTI
Virus corona dianggap lebih berbahaya dari SARS yang juga pernah melanda China pada tahun 2002-2003.

Sebenarnya banyak peristiwa-peristiwa besar lainnya yang tidak kalah krusialnya yang pernah mengguncang pasar modal, diantaranya kasus Subprime Mortgage 2008, terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS tahun 2016. Dan yang terbaru ialah kasus virus Corona 2020.

Sebenarnya, jika kita belajar dari sejarah, pasar modal akan kembali rebound setelah kejatuhannya. Ada istilah Price always repeat

Namun istilah di atas kelihatannya hanya berlaku untuk saham kategori Blue Chip, makanya kita tak bosan bosannya kita mengingatkan investor agar lebih selektif dalam pemilihan aset, sebaiknya memilih saham perusahaan yang berfundamental sehat.

Kembali ke laptop, saat ini banyak sekali investor khususnya trader mengalami kepanikan, sehingga terjadilah panic selling di bursa, diperparah lagi aksi force sell yang dilakukan pihak sekuritas kepada para nasabah yang menggunakan fasilitas pembiayaan (limit dan margin) disaat kondisi bursa tidak kondusif.

Hirarkinya ialah, membeli saham sama dengan membeli suatu perusahaan, maka belilah perusahaan yang memproduksi barang atau jasa yang selalu dibutuhkan, dan perusahaan tersebut selalu mencatatkan pertumbuhan yang positif, baik dari sisi sales maupun profit. Pendekatan-pendekatan seperti itulah yang dimaksud dengan fundamental analisis.

Market saat ini ibarat kapal karam yang terombang ambing di lautan lepas, satu satunya pegangan untuk mengetahui posisi kapal ialah kompas atau GPS.

Nah, di capital market pun demikian, yang dijadikan pedoman dalam menganalisa perusahaan untuk mengetahui layak tidaknya investor membeli sahamnya ialah dengan memperhatikan kesehatan perusahaan itu sendiri melalui serangkaian analisa fundamental, biasanya dengan mencermati rasio utang perusahaan, Net profit margin, sales growth, ROE ,QR dsb.

Sehingga ketika ada terpaan angin (guncangan market) kita masih bisa tenang dan percaya diri untuk tetap berinvestasi di perusahaan yang berfundamental OK.

Di bawah ini adalah contoh pergerakan saham Blue Chip dari perusahan-perusahaab yang solid mencetak laba :

Yahoo Finance
Yahoo Finance
Yahoo Finance
Yahoo Finance

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun