Mohon tunggu...
Adri Hamjan
Adri Hamjan Mohon Tunggu... Guru - Pendidik Didikan Alam

#Salam Generasi Abad XXI #Salam Generasi Hijau #Salam Maju Bersama #Salam Sipakanne

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Literasi Jasmani bagi Peserta Didik di Sekolah

2 Agustus 2020   19:02 Diperbarui: 2 Agustus 2020   19:02 1241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Penggunaan kata literasi bukan hal baru dalam dunia pendidikan, United Nations Educational, Scientific and Cultural (UNESCO) tahun 2004, mendefinisikan literasi bukan sekedar kemampuan membaca dan menulis. Literasi lebih ke arah bagaimana berkomunikasi sosial, dan ini mencakup juga praktik, dan hubungan sosial sebagaimana pengetahuan, bahasa, dan budaya. 

Dalam literasi jasmani seperti yang dideskripsikan tokoh utama literasi jasmani, Whitehead (2013b), mengungkapkan, literasi jasmani sebagai kecenderungan untuk mendayagunakan kapabilitas tubuh di mana individu tersebut memiliki motivasi, kepercayaan diri, kompetensi jasmani, pengetahuan, dan pemahaman untuk menilai dan mengambil tanggung jawab dalam menjaga pencapaian dan aktivitas fisik yang bermanfaat di sepanjang hidupnya.

Literasi Jasmani menjadi bagian utama dalam sistem pendidikan formal yang terintegrasi ke dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK). Dalam implementasi pembelajarannya, peserta didik berpartisipasi aktif dalam aktivitas gerak untuk mengembangkan kecerdasan jasmani, sehingga diharapkan berdampak pada kecerdasan rohani, mental, sosial, dan spiritual. 

Dalam konteks pemikiran sederhana, pembelajaran yang aktif disertai gerak akan menjadikan peserta didik sehat dan bugar. Sehingga, berkontribusi kepada pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dalam memasuki fase kehidupan/aktivitas berikutnya selepas menyelesaikan pendidikan formal di satuan pendidikan. 

Peserta didik yang menjadikan literasi jasmani menjadi media pertumbuhan dan perkembangan gerak guna menjadi insan generasi yang kuat dan memiliki jiwa yang sehat, akan membantu dan memudahkan peserta didik tersebut untuk mendapat pekerjaan yang sejalan sebagai penunjang pertumbuhannya setelah menyelesaikan studi di tingkat pendidikan menengah dalam arus persaingan yang semakin ketat. 

Era-modernisasi sekarang ini memunculkan berbagai macam profesi baru, akan tetapi, adapula profesi lama yang masih selalu dibanjiri dan diminati oleh kaum remaja yakni profesi untuk menjadi bagian dari institusi TNI/Polri. 

Tingkat kemampuan kebugaran dan kesehatan yang terjaga pun akan menjadi salah satu penunjang peserta didik yang bercita-cita bergabung menjadi alat pertahanan dan keamanan negara. Calon prajurit TNI/Polri yang tentunya akan melewati tahapan seleksi ketat, salah satunya ujian fisik atau tes kesamaptaan jasmani sebelum masuk tahapan basis/pendidikan dasar kemiliteran.

 - PENJAS DAN SELEKSI MENJADI CALON PRAJURIT TNI/POLRI

Sebagai prasyarat utama dalam perekrutan keprajuritan TNI/Polri, notabene pola pendidikannya akan menjadikan masyarakat sipil yang akan dipersenjatai, pastinya, harus ditopang dengan kemampuan fisik dan mental di atas rata-rata terutama kondisi tubuh yang prima. 

Bagi pegiat literasi jasmani yang akan melakukan seleksi penerimaan calon prajurit TNI/Polri tentu akan merasa "terbantukan" melewati satu dari berbagai tahapan yang harus dilalui yaitu tahapan tes samapta. Mengingat metode dari aspek perinsip gerak dasarnya telah dilalui dan menjadi pengalaman belajar pada masa pembelajaran dari sistem kurikulum Pendidikan Jasmani di sekolah. 

Literasi jasmani melalui media pengembangan mata pelajaran Penjas pun memiliki perinsip dan penilaian yang mirip dalam standarisasi pengukuran tes kebugaran jasmani sama halnya dengan tes seleksi fisik/kesamaptaan jasmani calon prajurit TNI/Polri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun