Pendidikan menjadi salah satu aspek yang sangat vital bagi semua negara di dunia, termasuk Indonesia.Â
Kualitas pendidikan secara mendalam akan mempengaruhi setiap akar dari aspek lain, seperti pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, bahkan perilaku manusia secara umum di masyarakat.Â
Namun, sejak Coronavirus disease atau Covid-19 ditetapkan sebagai pandemi oleh WHO pada 12 Maret 2020, hal ini perlahan lahan meluluh lantakkan hampir seluruh sektor secara signifikan, termasuk pendidikan.Â
Kondisi yang tiba-tiba berubah membuat kurangnya kesiapan masyarakat dan pemerintah sehingga kurang terorganisirnya pembelajaran jarak jauh (PJJ) di sekolah, berbagai kendala dalam pembelajaran hadir sehingga menjadi permasalahan bagi pendidik dan siswa.
Lewat mengobrol dengan guru dan siswa, secara garis besar terdapat beberapa permasalahan umum yang terjadi sehingga menguatkan bahwa pembelajaran yang berjalan tidak efektif sebagaimana mestinya, berbagai hal yang tertuang dalam Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 nyatanya belum dapat terwujud keseluruhannya dengan baik.Â
Berikut beberapa permasalahan yang secara umum dialami oleh guru dalam melakukan pengajaran daring sehingga pembelajaran jarak jauh dinilai kurang efektif.
- Siswa pasif saat pertemuan tatap muka online melalui Zoom maupun Google Meet. Siswa hanya join kedalam room namun tidak pernah aktif berpartisipasi dalam pembelajaran, bahkan pergi entah kemana namun tetap join Zoom agar masuk ke dalam absensi.
- Siswa bolos tidak ada keterangan dan sulit dihubungi untuk meminta konfirmasi atas ketidakhadirannya dalam pertemuan.
- Siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan, bahkan sampai jangka waktu 3 bulan berturut-turut
Disisi lain, siswa menilai tujuan yang diterapkan oleh guru dinilai kurang realistis bagi siswa, hal ini karena siswa belajar di lingkungan rumah tinggal dengan kondisi kenyamanan, keamanan, ketersediaan kebutuhan dasar, serta pemenuhan jariangan internet yang memadai yang berbeda antara siswa satu dengan lainnya.
Keadaan yang secara cepat berubah membuat sedikitnya persiapan guru dalam menghadapi situasi ini serta siswa yang terus demotivasi atas penutupan akses fisik sekolah.Â
Kolaborasi yang terjadi antara orang tua, guru, dan murid untuk memastikan anak mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna sesuai kemampuan dan kebutuhan anak juga seringkali tidak berjalan dengan baik sebagimana mestinya.Â
untuk itu, diperlukan kerjasama yang konsisten dalam sama-sama membimbing pembelajaran siswa agar dapat berjalan lebih baik dan tidak kalah efektif dengan pembelajaran luring.