Mohon tunggu...
Adrianus Sugiarta
Adrianus Sugiarta Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Pendidik di SD Pangudi Luhur 4 Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Prioritas Guru Selama Pandemi

28 Januari 2021   11:57 Diperbarui: 28 Januari 2021   12:29 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Lipuntan6.com

Pengalaman menarik sekaligus mengharukan ketika saya melakukan pertemuan kelas secara virtual, sebagai pembuka pembelajaran semester 2 tahun ini, Selasa, 5 Januari 2020. 

Pertemuan virtual tersebut sengaja dibuat bersama empat kelas (A, B, C, dan D) satu parelel (129 siswa) sebagai sarana untuk saling menyapa dan bersilaturahmi. Sengaja, saat itu kami memberi kesempatan secara acak untuk menyampaikan isi hati mereka selama PJJ sekaligus  ingin mendengar langsung masukan  untuk perbaikan pembelajaran.

Sebagian besar anak-anak sangat merindukan belajar bersama teman dan para gurunya. Mereka sudah jenuh dan penat akibat rutinitas tugas-tugas yang harus dikerjakan dalam pembelajaran daring. 

Suasana dan cara baru dalam pembelajaran serta eksistensi komunitas kelas menjadi harapan angin segar bagi mereka. Keinginan sosok guru sebagai pendamping belajar sangat kuat bergejolak dalam benak mereka. Relasi pembelajaran yang berbeda bersama Bapak-Ibu Guru dan teman menjadi  kebutuhan vital untuk membangun semangat belajar mereka.

Guru ibarat gembala bagi para siswanya.  Sebagai gembala yang baik, guru merupakan pemimpin sekaligus pelayan. Kehadiran melaui, sapaan, perhatian, dan pelayanan secara personal (bukan klasikal) dari sang idola menjadi kebutuhan untuk membebaskan sekat-sekat relasi akibat pandemi. Kerelaan dan ketulusan berkorban apapun demi keselamatan dombanya menjadi syarat utama, termasuk dari segala macam perundungan yang saat ini marak terjadi di dunia maya.

Selama pandemi permasalahan yang dihadapi para siswa semakin kompleks. Selain penguasaan kompetensi, permasalahan sarana pjj, kuota internet, dan kejenuhan, menambah beban pikiran. Bahkan, jika siswa atau salah satu keluarganya ada yang terpapar virus Covid-19, stempel negatif yang tertempel padanya melengkapi beban di pundaknya. Kreativitas guru untuk memberi alternatif solusi menjadi harapan untuk membangkitkan kembali  rasa haus akan pengajaran, minat keingintahuan, dan cita-cita yang seolah-olah terpendam oleh situasi pandemi.

Komunikasi yang hangat dan inspiratif dengan peserta didik dan orang tua menjadi pondasi yang kuat untuk membangun optimisme siswa. Optimisme inilah sumber energi luar biasa untuk menggerakkan kemauan, sikap, dan kreativitas siswa dalam berproses dalam pembelajaran. Optimisme siswa inilah yang akan mengembalikan minat belajar dalam mempersiapkan diri menghadapi masa depannya.

Keterampilan teknis yang handal dalam pembelajaran daring  juga sangat berpengaruh dalam kualitas pelayanan kepada para siswa. Kolaborasi dengan guru lain bahkan dengan siswa senantiasa dibutuhkan untuk mengembangkan keterampilan pembelajaran.  Kerja sama dan pemberdayaan siswa semakin memantapkan pemahaman guru akan kebutuhan dan minatnya saat ini.

Semoga para guru di Indonesia mampu memberikan rasa nyaman dalam belajar dan diberi kemampuan untuk menjadi pelita di masa pandemi ini. Melalui ketulusan hati para guru dan kesabaran orang tua, anak-anak bangsa ini mampu berproses dengan baik untuk  mencapai kedewasaan yang unggul sehingga kelak menjadi manusia yang merdeka dan mandiri dalam membangun NKRI.

 Adrianus Sugiarta
Pendidik di SD Pangudi Luhur Yogyakarta

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun