Mohon tunggu...
Adrie
Adrie Mohon Tunggu... Lainnya - Eksplorasi

Mulai Saja dulu!! kelanjutanya?? itu urusan nanti...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Lejong Tau" Silaturahmi ala Orang Manggarai

26 November 2020   20:40 Diperbarui: 26 November 2020   20:57 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

  • Pendahuluan
  • Paham manusia sebagai makhluk sosial bukanlah sebuah gagasan yang baru sama sekali. Artinya sebelum diproklamirkan gagasan manusia sebagai makhluk social masyarakat tradisional bahkan manusia pertama sudah mempraktikannya. Dalam Kejadian 1 Allah yang menciptakan manusia laki-laki menganggap bahwa tidak baik bagi manusia jika hidup seorang diri saja. Ia membutuhkan pembantu yang sepadan dengannya. Dengan demikian Allah menciptakan perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa Allah memang menciptakan manusia untuk tinggal dan hidup bersama dengan manusia lain. Dalam hidup bersama ini, manusia saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Interaksi ini yang kemudian disebut dengan interaksi sosial. Produk dari interaksi social ini adalah suatu kebiasaan yang kemudian menjadi budaya atau kekhasan suatu kelompok masyarakat. Dalam budaya Manggarai dikenal istilah Lejong yaitu kebiasaan saling berkunjung antar tetangga. Lejong ini dilakukan dalam konteks hidup sehari-hari di mana tidak mengenal waktu khusus untuk melakukannya, juga bukan berdasarkan kepentingan tertentu. Masyarakat Manggarai melakukannya secara otomatis. Dalam tulisan ini akan dibahas tentang kebenaran dan kebudayaan lejong tersebut. Apakah ada keutamaan kehormatan dan kebenaran dalam budaya lejong? 
  • Paham tentang Budaya Lejong
  • Lejong merupakan kebiasaan saling berkunjung yang dilakukan oleh orang Manggarai. Lejong bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, sangat sulit untuk menemukan kata yang cocok. Lejong merupakan kebiasaan saling bertamu antar tetangga. Misalnya tetangga A bertamu ke tetangga B dan sebaliknya. Dalam kebudayaan ini, biasanya ada hal yang dibicarakan seperti keluh-kesah hidup rumah tangga, membicarakan tetangga yang lain, atau juga membicarakan masa depan anak. Singkat kata lejong dijadikan orang Manggarai sebagai wadah untuk bercerita, berbagi pengalaman, tukar pikiran atau diskusi. Hal ini dilakukan dalam suasana kekeluargaan. Lejong tidak mengenal waktu atau kepentingan tertentu, misalnya dibuat janji terlebih dahulu. Lejong dilakukan secara spontanitas dan otomatis. Artinya budaya lejong sudah menjadi kebiasaan dan budaya turun-temurun.
  • Bagaimana hubungannya dengan keutamaan kebenaran? Budaya Lejong hanya merupakan suatu aktivitas berkumpul biasa, seperti tempat nonkrong, jika dilihat secara sekilas. Akan tetapi budaya ini mengandung paham keutamaan kebenaran di dalamnya, terutama, jika melihat isi atau pokok pembicaraan. Lejong dalam budaya Manggarai merupakan ruang bertemunya manusia, atau semacam ruang dialog. Manusia Manggarai memanfaatkan lejong ini untuk bertukar pikiran dan diskusi juga untuk mempelajari sesuatu hal dari orang lain. Dalam ruag diskusi (Lejong) ini, ada berbagai hal yang dibicarakan seperti bahas tentang politik, sosial, adat, atau budaya. Lejong menyediakan ruang bagi setiap orang untuk belajar beretika terutama dalam bertutur kata. Dengan demikian keutamaan kebenaran mendapat tempat dalam budaya lejong. Bertutur kata bukan hanya dalam arti berbicara dengan sopan, menggunakan kata-kata yang baik, tetapi juga soal bagaimana mengatakan kebenaran. Dalam lejong ini setiap orang yang terlibat di dalamnya dituntut untuk berbicara atau menyampaikan pendapat. Dalam hubungan menyampaikan pendapat maka kebenaran itu perlu diperhatikan. Artinya setiap orang yang menyampaikan pendapat harus mengatakan kebenaran, bukan menyembunyikan kebenaran, dan kebohongan yang dikatakan. Pada saat yang sama lejong menjadi tempat atau wadah untuk belajar bagi kaum muda. Balajar dalam hal ini adalah belajar secara lisan dan belajar mengatakan kebenaran. Dalam konteks inilah nilai-nilai budaya diwariskan secara lisan. Di lain pihak lejong juga merupakan wadah bagi masyarakat Manggarai untuk berosialisasi atau berinteraksi dengan yang lain.
  •  
  • Unsur Pokok dalam Budaya Lejong
  • Unsur pokok yang disoroti dalam budaya Lejong adalah bahan pembicaraan atau topik diskusi yang dilakukan oleh orang-orang yang terlibat di dalamnya. Artinya kecenderungan topik yang dibicarakan adalah hal aktual, faktual, dan praktis. Misalnya berbicara tentang kondisi keluarga si A atau si B, tetangga A yang sedang terkenah musibah atau masalah, bahkan juga di dalamnya terdapat hal-hal yang dapat merugikan banyak pihak  seperti membicarakan keluarga orang lain yang belum dipastikan kebenarannya, hal ini cederung mengarah ke gosip atau desas-desus. Namun di sisi lain ada unsur yang penting yaitu saling meneguhkan atau menguatkan bahkan saling mengingatkan, misalnya si A membicarakan si B dan si C memberi tanggapan bahwa apa yang dikatakan si A tidak benar. Dengan demikian si C berusaha meluruskan informasi yang diperoleh si A.
  • Budaya Lejong memiliki dampak positif dan negatif. Dalam pembahasan sebelumnya (poin 2, paham tentang budaya lejong), telah dikatakan bahwa lejong merupakan wadah atau ruang interaksi sosial. Artinya memiliki hubungan dengan orang lain. Dalam hubungannya dengan oran lain, ini maka pokok pembicaraan yang dikatakan dalam ruang interaksi ini harus mengatakan kebenaran. Sebab akan berdampak buruk jika kebohongan yang dikatakan. Dengan demikian peran orang tua seperti orang yang mengerti (ata pecing) menjadi penting untuk mencegah terjadinya kebohongan. Orang tua dalam konteks ini adalah orang yang mengerti dan paham betul dengan apa yang sedang dibicarakan. Orang tua biasanya terdiri atas orang yang terpandang dan memiliki status sosial lebih tinggi.

  • Penghayatan Budaya Lejong dalam Hidup Sehari-hari
  • Penghayatan budaya lejong dalam kehidupan sehari-hari dilaksanakan dalam berbagai bentuk kegiatan. Salah satu bentuk penghayatan budaya lejong  adalah seperti yang dilakukan oleh Polres Manggarai yang menggelar kegiatan dengan tema "Lejong Beo Lonto Cama" (berkunjung ke kampung, duduk bersama). Kegiatan ini dibuat dengan tujuan agar pihak kepolisian semakin mendekatkan diri serta meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Dalam kegiatan ini warga dapat menyampaikan keresahannya kepada polisi. Siapapun diperbolehkan untuk berbicara. Pembicaraan dalam raung lejong ini merupakan pembicaraan yang berisikan kebenaran. Mengapa? Karena hal ini berkaitan dengan kehidupan orang lain. Misalnya  polisi menyampaikan hal yang keliru kepada masyarakat, maka akan berakibat fatal. Hal ini disebabkan karena polisi sangat dipercayai oleh masyarakat. Dengan demikian kebenaran dari ini informasi atau pembicaraan ditekankan. Kegiatan ini juga dapat menjadi wadah untuk menjalin relasi yang lebih baik. Dalam hal ini lejong dihayati sebagai ruang untuk sosialisasi dan ruang diskusi.
  • Kegiatan lain yang merupakan bentuk dari penghayatan budaya lejong  adalah kegiatan yang diadakan oleh Bawaslu Kabupaten Manggarai yang menggelar "Lejong sambil Ngopi". Program "Lejong sambil Ngobrol Pilkada (Ngopi)" ini merupakan salah satu kegiatan pilihan lembaga Bawaslu Kabupaten Manggarai dalam rangka meningkatkan pengawasan partisipatif masyarakat. Itu terutama dalam hajatan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Manggarai yang dilaksanakan serentak 23 September 2020 yan lalu. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang diadopsi dari budaya lejong. Kedua bentuk penghayatan budaya yang telah dijelaskan merupakan kegitan formal yang dikemas dengan budaya lejong agar familiar bagi masyarakat Manggarai. Apa pun bentuknya, budaya lejong  merupakan ruang diskusi, dialog kehidupan untuk mengatakan dan mencari kebenaran. Hal ini megindikasikan bahwa budaya lejong akan semakin berfaedah atau memiliki kontribusi penting jika dihayati hanya untuk menebarkan dan menanam kebenaran. Keyakinan bahwa kebenaran yang diungkapkan dalam ruang lejong ini akan tertanam dalam ingatan masyrakat. Dengan demikian masyarakat terutama generasi muda mendapat ilmu pengetahun tentang kehidupan dan kebenaran dari budaya seperti ini. Dapat juga dikatakan bahwa budaya lejong merupakan sekolah tradisional orang Manggarai. Dengan demikian dari kodratnya lejong berisikan kebenaran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun