Sebagai daerah adat, Gorontalo memiliki upacara adat yang mengatur segala aspek kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah upacara adat pelantikan pejabat yang memimpin wiayah.
Para pejabat yang memimpin wilayah, camat, bupati, walikota, gubernur, di daerah Gorontalo akan dilantik secara adat kebesaran Gorontalo setelah dilantik secara kenegaraan. Upacara adat itu dikenal dengan istilah moloopu. Moloopu, secara tekstual berarti memangku. Siapa yang memangku? Yang memangku adalah adat.
Jadi bisa dimaknai bahwa pejabat yang memimpin dipangku oleh adat. Setelah dilantik dengan acara moloopu, maka selanjutnya pejabat yang bersangkutan disebut “Halipa” (Khalifah). Namun tulisan ini tidak membahas makna istilah itu.
Tulisan ini lebih pada usaha memaknai tujai atau puisi adat yang diucapkan oleh pemimpin adat (Bate dan Wuu) pada saat pelantikan. Penulis berpikir bahwa tujai moloopu perlu dimaknai secara mutakhir atau sesuai dengan kondisi sekarang daerah Gorontalo agar tujai itu tidak kehilangan makna dan menjadi sekedar seremonial.
Tujai pelantikan itu adalah sebagai berikut:
Tawu maa tawu lo Ito Eya
Huta maa huta lo Ito Eya
Tulu maa tulu lo Ito Eya
Dupoto maa dupoto lo Ito Eya
Taluhu maa taluhu lo Ito Eya
Bo diila polulia to hilawo, Eyanggu