Mohon tunggu...
Adrian Indra
Adrian Indra Mohon Tunggu... Editor - Pengamat Politik

Pimpinan Redaksi www.juliet1news.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Frederikus Gebze, Membangun Merauke ( 1 )

7 Desember 2019   20:56 Diperbarui: 7 Desember 2019   21:12 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adalah sesuatu yang sangat luar biasa, ketika Bupati Merauke Frederikus Gebze mengatakan bahwa Merauke akan memasok kebutuhan Beras, Sayur, daging dan bahkan telur kampung untuk kebutuhan PON XX Papua. Dan dengan tegas Bupati Merauke Frederikus Gebze menyampaikan bahwa Kabupaten Merauke tidak perlu lagi mendatang Bawang, Telur Ayam, dan daging Ayam dari Surabaya.

Dan yang lebih spetakuler lagi, tampak banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia, Merauke bahkan bisa berhasil mengekspor beras, Minyak CPO, Kayu Gaharu, dan Plywood, kepiting Bakau ke berbagai negara. Untuk kedepannya Kabuapten Merauke dibawah pimpinan Bp. Frederikus Gebze mulai mencanangkan akan mengembangkan tanaman Lada/Merica, Jagung Hybrida, serta Kakao Hybrida Unggul.

dokpri
dokpri
Bagaimana Bupati Merauke bisa sedemikian cepat membawa daerahnya sebagai lumbung pangan Nasional ? kuncinya adalah prinsip Kerja Keras dan Kerja Cerdas yang dilakukan oleh Bp. Frederikus Gebze selama memimpin Merauke. Sebenarnya bukan hanya dalam bidang Pertanian, Peternakan serta Perikanan saja Merauke yang cukup berhasil, dalam bidang pembangunan Indfrastruktur Kota, Pariwisata, Pendidikan, Kesehatan juga sangat terlihat kemajuannya. Oleh karena itu tidaklah heran, jika Presiden Joko Widodo dan Mendagri Tito Karnavian menyetujui merauke untuk menjadi ibukota Propinsi Papua Selatan.

dokpri
dokpri
Didukung Infrastuktur dan Inovasi, Kabupaten Merauke bisa panen padi 3 kali setahun.  

Pada penghujung tahun 2018,Dinas Pertanian Merauke, melaksanakan panen padi bersama (17/12/2018) di kampung Wasur, Distrik Merauke, Kabupaten Merauke, Papua. Panen ini merupakan bagian pengembangan padi Organik, Lumbung pangan berorientasi Eksport wilayah Perbatasan (LPBE-wP).  Untuk mendukung program tersebut, tahun ini Kementrian Pertanian mengalokasikan kegiatan pengembangan padi organik untuk merauke seluas 800 ha yang disebar delapan Distrik yaitu merauke, Naukenjerai, Semangga, Tanah miring, Kurik, Malind, Waan, dan Sota. 

Secara simbolis  Bupati Merauke Frederikus Gebze didampingi oleh Penanggung jawab UPSUS Pajale Papua/Kepala BPTP Balitbangtan, Papua Dr, Ir. Muhamad Thamrin MSc, Kepala Dinas Pertanian Merauke Edi Santoso, B Sc, Kepala Dulog Sub Divisi Regional Merauke Ir. Yudi Wijaya dan Kepala Stasiun Klimatologi Tanah Miring Sulaiman,S Si melakukan panen padi Varientas Inpari 32 HDB di lahan kelompok Tani Tabur Tuai, yang sehari sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) telah melakukan ubinan dilahan tersebut diperoleh hasil 8,04 ton/ha.

Dalam sambutannya Bupati Merauke menyampaikan bahwa, panen  ini membuktikan bahwa Merauke mampu tanam panen hingga 3 kali setahun pada lahan tadah hujan, menepis keraguan akan potensi besar Merauke. Tidak ada alasan untuk tidak menanam padi pada musim kemarau, jangan biarkan sejengkal tanah ditelantarkan tanpa tanaman. Dengan dukungan insfrastruktur Pengairan dan mesin olah tanah-panen yang optimal, indeks pertanaman wilayah lain dapat ditingkatkan. Saat ini luas baku lahan sawah di merauke tercatat 34.357 ha,  dengan luas tanam padi setahun (2018) mencapai 56.000 ha.

Dengan pendekatan perbaikan insfrastruktur pengairan dan dukungan alat- mesin (alsin), maka indeks pertanaman dapat meningkat serta luas tanam padi setahun dapat naik 70.000-100.000 ha. Peningkatan luas tanam ini akan berkorelasi dengan produksi beras per tahun, surplus untuk kebutuhan lokal sehingga dibutuhkan pasar untuk beras Merauke. Papua New Guinea  (PNG) yang wilayahnya berbatasan darat dengan Merauke merupakan potensi besar untuk perdagangan beras merauke.  Jarak antar kedua wilayah yang berdekatan menyebabkan efisiensi dalam pemasaran beras dan hasil pertanian lainya.  Membangun merauke,  membangun indonesia dari pinggiran, penguatan serambi ujung timur indinesia melalui sektor pertanian. Kemajuan pangan didaerah ini menjadi penopang ketahanan pangan dari wilayah timur.

Presiden Jokowi Ingin Sawah 1,2 Juta Ha

Soal potensi lahan didarat, Merauke adalah penghasil tanaman padi terbesar di propinsi Papua. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi mencapai  153.661,09 ton pada 2015. Kurik adalah salah satu distri penghasil padi terbesar di merauke. Ada pula distrik tanah miring, semangga hingga  malind yang juga menghasilkan padi dari sawah-sawah yang luas. Merauke menjadi lokasi pengembang industri tanaman pangan berskala raksasa atau food estate.

Merauke Kembali Eksport Beras Ke Mancanegara

Kementrian Pertanian (Kemenham) bersama pemerintah kabupaten merauke bersinergi tingkatkan eksport non migas, sebanyak 12 ton beras yang berasal dari kota diujung timur negeri tersebut dilepas menuju negara papua Nugini. Selain itu ada juga Eksport plywood 6.126 m3 tujuan Oman dan UEA. Kepala Balai Besar Uji Standart Karantina Pertanian (Barantan), Sri Yulianto mengatakan bahwa Merauke adalah salah satu lumbung 

padi ditanah cendrawasih.

"Diawali saat pak Mentan, eksport perdana beras ke Papua Nugini pada 2017, produksi padi Merauke terus meningkat," (Sri Yulianto)

Menurut  Sri Yulianto, dari data yang tercatat di Barantan bahwa selain padi, Merauke juga memiliki produk unggulan eksport diantaranya gambir, kopra dan gaharu. Potensi tersebut pada 2018 tercatat sebesar 2.646,15 ton atau senilai Rp 66 M untuk komoditas gambir. Sementara itu untuk kopra, dalam triwulan pertama tahun 2019, tercatat 89 ton dengan nilai Rp 3,1 M.  Sedangkan eksport gaharu pada tri wulan pertama juga tercatat sebanyak 6,9 ton dengan nilai ekonomi sebesar Rp 2 M. 

dokpri
dokpri
Secara keseluruhan, Propinsi Papua sendiri punya banyak potensi komoditas pertanian yang dapat dioptimalkan.  Potensi tersebut menurut data Kementan, pada tahun 2018 Propinsi papua telah melakukan eksort komoditas pertanian dengan nilai

8.200.925,6 USD atau sekitar Rp 114,81 M. Yang terdiri dari komoditas unggulannya diantaranya kelapa sawit, gandum, biji moster, susu, kacang mede, lemak, pakan hewan, gula tebu, kakao dan kedelai bahkan hingga komoditas tomat, cabai, jagung dan ubi kayu pun dieksport hingga mancanegara.

dokpri
dokpri
Dan pada akhir tahun 2019, berbagai AWARD dan PIAGAM Pengahrgaan mulai mengalir untuk Bapak Frederikus Gebze, mulai dari Penilaian WTP dari BPK R.I , TOP 40 AWARD Untuk Sistem layanan Publik, Digital Award, Best Leader Award, Sang Pemimpin AWARD dll.

 BERSAMBUNG  ( Adrian Indra )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun