Karena 3 Alasan Inilah Jepang Memang Layak sebagai Tuan Rumah Olimpiade di Masa Pandemi

Saya mengingat ketika waktu peristiwa tsunami dan gempa hebat melanda Jepang pada 11 Maret 2011. 

Posisi saya waktu itu masih di salah satu sekolah di Izmir, Turki mengajar anak-anak sekolah di sana mengenalkan Indonesia bersama dengan dengan peserta pertukaran dari seluruh dunia lainnya termasuk dari Jepang.

Ketika di ruang guru tadi saya bersama guru-guru di sekolah tersebut terkejut luar biasa menyaksikan berita di siaran TV Turki yang memberitakan bencana alam tersebut. 

Beberapa dari kami lemas dan sedih berduka menyaksikan bagaimana tsunami tersebut memporak-porandakan Jepang.

Kami peserta pertukaran beserta guru-guru dan siswa menyampaikan duka cita yang amat mendalam kepada rekan-rekan kami dari Jepang atas bencana alam yang terjadi.

Saya sempat terkejut ketika menyaksikan respon mereka tidak seberduka dan sesedih itu mengetahui Jepang sedang dilanda bencana dahsyat bahkan Fumihiro tidak bisa menghubungi keluarganya yang kemungkinan besar terdampak langsung akibat bencana tersebut karena lokasi tinggalnya persis di wilayah bencana terjadi.

Mereka masih sempat semringah dan menyampaikan terima kasih atas ungkapan duka dari kami meski saya yakin kesedihan di dalam hatinya sangat mendalam, namun terselip juga semangat dan kesan positif dari mereka bahwa mereka harus melangkah ke depan dan tidak fokus kepada kesedihan.

Membandingkan dengan diri saya ketika tsunami Aceh terjadi sangat jauh tentunya, meski di ujung Sumatra sana kejadiannya saya merasa sangat amat terpukul dan bersedih dan jujur jatuh beberapa kali air mata menyaksikan di layar kaca kejadian tersebut.

Ya begitulah adanya meski di tengah pandemi lalu dilanda kondisi ekonomi yang tidak menentu dan cobaan di masa modern yang menguji mental, masyarakat Jepang secara kolektif memiliki kekuatan dan ketangguhan yang luar biasa besar.

Ini pun berdampak dan tercermin dalam olimpiade kali ini. Meski berbagai rintangan, kerugian, dilema bahkan jadwal penyelenggaraan pun dimundurkan satu tahun, pemerintah Jepang dengan komitmen serta disiplin tinggi tetap menyelenggarakan acara besar ini.

Untuk itu kita sebagai bagian warga negara dunia sudah seyogyanya kita berterima kasih kepada Jepang atas kesediaannya menyelenggarakan acara yang mempersatukan masyarakat dunia ini, sudah rela hati menerima para atlet kita berlomba di negeri matahari terbit ini.