Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir

Praktisi rantai suplai dan pengadaan industri hulu migas Indonesia_______________________________________ One of Best Perwira Ksatriya (Agent of Change) Subholding Gas 2023____________________________________________ Praktisi Mengajar Kemendikbudristek 2022____________________________________________ Juara 3 Lomba Karya Jurnalistik Kategori Umum Tingkat Nasional SKK Migas 2021___________________________________________ Pembicara pengembangan diri, karier, rantai suplai hulu migas, TKDN, di berbagai forum dan kampus_________________________________________ *semua tulisan adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ngirup Cuko dan Makan Pempek adalah Salah Satu Tradisi Sahur Keluarga Kami

1 Mei 2021   22:10 Diperbarui: 1 Mei 2021   22:28 3667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pempek dan Cuko. Sumber: dokumentasi pribadi

Siapa tidak mengenal penganan khas dari Palembang ini. Disajikan hangat dengan digoreng atau juga dikukus disertai dengan sejenis kuas pedas yang berbahan dasar gula merah dan berbagai bumbu dasar serta cabai yang menggoyang lidah. Ya, inilah Pempek Palembang dengan cuko-nya.

Sebagai seorang yang lahir dan besar di provinsi Sumatra Selatan, mengonsumsi pempek dengan menghirup dari mulut cukonya yang pedas seakan sudah menjadi rutinitas harian. Bahkan terkadang tidak melihat waktu, sarapan dengan pempek, makan siang pempek lagi, bahkan makan malam pempek tetap cocok jadi camilan di samping masakan utama.

Hal ini juga masih terbawa sampai bulan Ramadan khususnya di keluarga saya, dimana tradisi memakan pempek dang ngirup cuko-nya sudah seakan menjadi menu wajib pada saat buka dan sahur bersama keluarga.

Ngirup Cuko dan Makan Pempek adalah Sebuah Kenikmatan Tersendiri

Cuko Pempek dengan Bala-Bala Cocok Juga. Smber: dokumentasi pribadi
Cuko Pempek dengan Bala-Bala Cocok Juga. Smber: dokumentasi pribadi

Pempek. Sumber: dokumentasi pribadi
Pempek. Sumber: dokumentasi pribadi
Entah karena lidah kami sudah terbiasa dengan cita rasa pempek dan cuko pempeknya yang menggugah selera atau memang kami sangat menyukai pempek dan cukonya sehingga menu camilan ini seakan menjadi menu pendamping wajib ketika sahur dan puasa di setiap Ramadan.

Ngirup cuko layaknya menghirup kuah sop dari bibir mangkok adalah sebuah tradisi juga bagian masyarakat Palembang dan Sumatra Selatan yang menyukai pempek. Jika para pelancong hanya mencocol pempek dengan cuko-nya, maka bagi kami warga lokal ngirup cuko adalah seperti sebuah kenikmatan tersendiri, rasa manis, asam, pedas menari di atas papila-papila lidah kami membuat sebuah harmoni rasa yang sangat padu dengan pempek yang kami makan.

Entah mengapa ngirup cuko ketika makan pempek semacam sebuah kode bahwa orang tersebut adalah warga lokal atau penggemar pempek sejati, karena tradisi ngirup cuko memang lebih banyak dikenal oleh warga lokal ataupun penggemar pempek.

Nah, ketika sahur tradisi makan pempek dan ngirup cuko tentu tidak dengan mudah kami hilangkan bahkan kami sering menyetok pempek dan cuko juga di rumah, khususnya di kampung halaman.

Bagi kami ketika di perantauan mengusahakan juga stok cuko dan pempek cukup di rumah, namun tak jarang juga karena konsumsi yang sering, stok kami pun habis hanya dalam beberapa hari saja, sedangkan untuk memesan pempek dan cuko yang asli dari Palembang membutuhkan usaha dan waktu ekstra juga.

Khusus untuk cuko ternyata cocok juga dicocol dengan makanan selain pempek seperti bala-bala, cireng, tahu isi, dan lain sebagainya lho. Tak jarang saya juga menggunakan cuko untuk cocolan gorengan tadi, dan rasanya semakin nikmat ternyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun