Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir

Praktisi rantai suplai dan pengadaan industri hulu migas Indonesia_______________________________________ One of Best Perwira Ksatriya (Agent of Change) Subholding Gas 2023____________________________________________ Praktisi Mengajar Kemendikbudristek 2022____________________________________________ Juara 3 Lomba Karya Jurnalistik Kategori Umum Tingkat Nasional SKK Migas 2021___________________________________________ Pembicara pengembangan diri, karier, rantai suplai hulu migas, TKDN, di berbagai forum dan kampus_________________________________________ *semua tulisan adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Nostalgia Mengisi Buku Kegiatan Ramadan, Sarana Belajar Kejujuran

16 April 2021   05:44 Diperbarui: 16 April 2021   22:02 2763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Kegiatan Ramadan (Sumber: tribunnewss.github.io)

Ilustrasi Meminta Tanda Tangan Penceramah (Sumber: tigongdoso.com)
Ilustrasi Meminta Tanda Tangan Penceramah (Sumber: tigongdoso.com)
Seperti ilmu padi dalam konteksi berbeda, konsistensi dan komitmen kami terhadap buku kegiatan Ramadan semakin merunduk alias turun dari hari ke hari Ramadan. 

Saya masih mengingat bagaimana di minggu ketiga atau keempat Ramadan sudah tidak ada lagi desak-desakan untuk meminta tanda tangan penceramah, hanya beberapa anak saja yang meminta tanda tangan.

Jika sedang benar-benar tidak bersemangat mengisi buku terutama sesi ceramah di masjid, saya akhirnya menggantikan isi ceramah ustaz dengan merangkum ceramah di televisi ataupun radio menjelang berbuka puasa. Tanpa kerumuman tanpa riuh berdesak-desakan dengan teman-teman saya. Bahkan sempat juga saya menuliskan saya tidak mendengarkan ceramah sama sekali di beberapa hari terakhir Ramadan karena sudah sibuk membantu membuat kue bersama ibu dan membersihkan rumah menjelang Idulfitri. Alasan klise namun jujur saya tulis dengan mengosongkan kolom rangkuman ceramah.

Selepas Sekolah Menengah Atas (SMA) tidak ada lagi tugas buku Ramadan ini, hanya ada berbagai PR yang dibekal oleh guru-guru semasa liburan sebelum dan setelah lebaran. 

PR pun sangat beragam hampir semua mata pelajaran memiliki PR-nya masing-masing, walhasil liburan di kampung halaman pun harus dihiasa dengan masih njelimet mengerjakan PR-PR.

Setelah besar bahkan berkeluarga, kenangan dan keseruan mengisi buku kegiatan Ramadan ini masih membekas di hati dan pikiran saya pribadi. 

Banyak momen-momen yang jika saya ingat ternyata bernilai dan memberi banyak pelajaran bagi saya dan rekan-rekan saya. Salah satu di antaranya adalah kejujuran.

Belajar Kejujuran dari Buku Kegiatan Ramadan

Ilustrasi. Sumber: radiorodja.com
Ilustrasi. Sumber: radiorodja.com
Meski "konon" akan dinilai oleh guru kami di sekolah untuk penambah nilai mata pelajaran agama islam, entahlah saya dan mungkin hampir seluruh teman-teman saya semasa sekolah tidak berniat untuk memalsukan dan mengarang-ngarang isi buku Ramadan.

Seingat saya jikapun saya tidak menunaikan amalan Ramadan semisal tadarus ataupun menghadiri ceramah di majelis ilmu, saya akan sampaikan apa adanya, tidak berniat mempercantik dan memolesnya apalagi mengarang-ngarang hanya demi nilai di rapor nantinya.

Secara tidak langsung buku kegiatan Ramadan ini memberikan ruang dan pembelajaran bagi kami para murid untuk berlaku jujur. Logikanya sangat sulit guru-guru memastikan 100% yang kami tulis adalah benar, toh mereka tidak bersama kami 24 jam. Kami bisa saja mengisi buku kegiatan Ramadan tersebut dengan bualan dan karangan panjang lebar menyadur informasi dari buku-buku ceramah ataupun sumber-sumber lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun