Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir

Praktisi rantai suplai dan pengadaan industri hulu migas Indonesia_______________________________________ One of Best Perwira Ksatriya (Agent of Change) Subholding Gas 2023____________________________________________ Praktisi Mengajar Kemendikbudristek 2022____________________________________________ Juara 3 Lomba Karya Jurnalistik Kategori Umum Tingkat Nasional SKK Migas 2021___________________________________________ Pembicara pengembangan diri, karier, rantai suplai hulu migas, TKDN, di berbagai forum dan kampus_________________________________________ *semua tulisan adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Optimisme 75 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia

16 Agustus 2020   08:29 Diperbarui: 16 Agustus 2020   08:28 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi HUT RI Ke-75. Sumber: Freepik

Gemah ripah loh jinawi (kekayaan alam yang berlimpah) dan toto tentrem karto raharjo (keadaan yang tenteram), ataupun ungkapan kolam susu, dalam lirik lagu Koes Plus yang melegenda itu, tentunya dapat menggambarkan betapa kaya dan luasnya negeri kita ini. Berbagai kekayaan bumi terhampar luas di penjuru negeri dengan bentang pesisir terpanjang kedua di dunia dengan lebih dari 17.000 pulau serta keberagaman bahasa daerah dan budaya yang sangat kaya, ditambah dengan biodiversitas baik perairan maupun daratan yang sangat melimpah. 

Dengan fakta itu saja kita sudah sepatutnya bangga menjadi Indonesia, menjadi bangsa dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dengan populasi muslim terbesar di dunia dengan keberagaman luar biasa, tetapi dengan satu visi dalam sebuah perjanjian agung yang kita namakan Pancasila dengan moto bhinneka tunggal ika.

Tidak hanya itu, negeri ini juga sungguh diisi oleh manusia-manusia tangguh yang bangga memegang teguh rasa nasionalismenya. Di ujung Sumatra sana di Serambi Mekah kita akan temui saudara-saudara yang bermental baja tak patah arang sekalipun diterjang Tsunami. Di sisi timur di perbatasan Merauke sana, kita akan bersyukur memiliki saudara-saudara tanah Papua yang dengan bangga menjadi Indonesia walau di tengah keterbatasan dan ketidakadilan yang mereka alami. 

Di tengah ibu kota Jakarta berduyun-duyun orang mengadu nasib demi sesuap nasi, tetapi tetap bisa tersenyum di tengah terjangan ibu kota. Di luar sana di Hongkong, timur Tengah, dan di seluruh penjuru dunia, para diaspora, para TKI, dan semua pemegang paspor hijau berlambang garuda tetap bangga menamakan dirinya bagian bangsa Indonesia.

Negeri ini juga kaya akan prestasi dan manusia bertalenta. Berbagai prestasi tingkat dunia berhasil ditorehkan oleh anak bangsa kita. Di bidang olahraga, pendidikan, kesehatan,  

Namun, di tengah gelimang prestasi dan ketangguhan negeri, kita ini masih banyak ironi kehidupan yang mengemuka, belum lagi tantangan serta masalah kebangsaan yang semakin kompleks yang perlu ditangani ketika pandemi Covid-19 ini terjadi di hampir seluruh dunia dengan kasus positif mencapai lebih dari 20 juta jiwa.

Jurang kemiskinan semakin menganga, indikator ekonomi terjun semakin dalam, harga-harga kebutuhan semakin meroket, kebebasan berpendapat sering diberangus, kesehatan masyarakat semakin terancam, korupsi semakin merajalela dan lain sebagainya.

Presiden Jokowi dalam pidato kenegaraannya di gedung DPR (14/08/2020)  mengajak masyarakat Indonesia untuk dapat "membajak" momentum krisis yang sedang terjadi untuk melakukan lompatan-lompatan besar sehingga Indonesia bisa menjadi negara maju pada 25 tahun mendatang.

Indonesia yang menurutnya telah masuk menjadi Upper Midde Income Country harus mampu menjadikan momen krisis ini sebagai momen untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dengan negara-negara maju lain dari berbagai aspek dan sisi. Meski kondisi ekonomi saat ini terkontraksi setidaknya 5,32% di kuartal kedua 2020, hal ini dianggap masih lebih baik dibandingkan negara-negara maju lainnya yang sampai belasan persen.

Untuk menyongsong lompatan-lompatan tadi ada tiga hal yang perlu menjadi topik dan pembahasan kita bersama yaitu:

Pertama adalah bagaimana kembali meng-Indonesiakan Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun