Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir

Praktisi rantai suplai dan pengadaan industri hulu migas Indonesia_______________________________________ One of Best Perwira Ksatriya (Agent of Change) Subholding Gas 2023____________________________________________ Praktisi Mengajar Kemendikbudristek 2022____________________________________________ Juara 3 Lomba Karya Jurnalistik Kategori Umum Tingkat Nasional SKK Migas 2021___________________________________________ Pembicara pengembangan diri, karier, rantai suplai hulu migas, TKDN, di berbagai forum dan kampus_________________________________________ *semua tulisan adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Jangan Salah Pilih! Ini 4 Golongan Calon Kepala Daerah

29 Juli 2020   14:21 Diperbarui: 29 Juli 2020   15:02 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Launching Pilkada Serentak Tahun 2020 oleh KPU RI. Sumber: okezone.com

Ingat jika ketika menjadi calon saja dia sudah melakukan politik uang lalu bagaimana ketika dia sudah terpilih? Tentu akan semakin ekstrem lagi yang akan dia lakukan. Mengeruk banyak uang hanya demi ketamakan dirinya.

Orang-orang seperti ini adalah cikal bakal perampas hak rakyat. Mereka tidak akan puas dengan apa yang dia miliki sekarang ini, alih-alih amanah mereka akan memanfaatkan berbagai macam cara untuk melakukan KKN di semua kesempatan.

Golongan keempat atau yang terakhir adalah calon kepala daerah yang memiliki kompetensi dan kecakapan.

Calon kepala daerah yang memiliki kompetensi dibuktikan dengan rekam jejaknya yang bersih dan berkontribusi bagi keluarga dan lingkungannya adalah pilihan ideal bagi kita.

Kita dapat memperoleh informasi rekam jejak dan tindak tanduknya dengan melalui berbagai macam media layaknya stalker dengan tujuan kebaikan kita perlu tahu calon potensial pilihan kita. Media sosial, bertanya dengan orang-orang ataupun dapat mencari cara untuk dapat mengontak langsung calon kita tersebut.

Isu-isu advokasi serta visi misi yang dia buat perlu juga menjadi pertimbangan. Kita tidak mau membeli kucing dalam karung. Asal pilih, asal coblos lalu menyesal kemudian.

Golongan keempat ini bisa jadi juga ternyata memiliki keluarga yang terkenal, bisa jadi juga memiliki harta yang berkecukupan ataupun memiliki gelar pendidikan yang tinggi. Tidak ada yang salah dari itu semua justru kombinasi hal-hal tersebut dapat menjadi nilai plus bagi dirinya sendiri. Tetapi itu semua sekali lagi tidak berarti tanpa kompetensi dan kecakapan dari dirinya sendiri dalam memimpin.

Lebih jauh, ada satu lagi yang perlu kita pahami bahwa saat ini banyak juga yang mengutamakan senioritas seseorang dalam memilih kepala daerah, padahal banyaknya usia belum tentu menjamin tingkat kedewasaan dan kecakapan seseorang. Faktanya sekarang kita dapat melihat banyak sekali peemimpin yang masih muda secara umur, namun dapat memimpin dengan baik organisasi dan bisnis yang dia miliki ada Jacinda Arden, Perdana Menteri Selandia Baru dan Justin Trudeau di Kanada di dalam negeri kita memiliki Emil Dardak, Mantan Bupati Trenggalek yang sekarang menjadi Wakil Gubernur Jawa Timur ataupun Erick Tohir yang memimpin Kementerian BUMN.

Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa dalam pilkada kali ini terutama di tengah masa pandemi, partisipasi aktif kita dalam memilih dan memilih calon kepala daerah  ini sangat diperlukan. Melihat rekam jejak, kecakapan dan kompetensi calon adalah hal yang wajib kita lakukan, karena seharusnya pandemi tidak menjadi alasan bagi kita untuk tidak melakukan praktik demokrasi yang berkualitas dan bertanggungjawab bagi kemaslahatan.

Selamat memilih!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun