Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir

Praktisi rantai suplai dan pengadaan industri hulu migas Indonesia_______________________________________ One of Best Perwira Ksatriya (Agent of Change) Subholding Gas 2023____________________________________________ Praktisi Mengajar Kemendikbudristek 2022____________________________________________ Juara 3 Lomba Karya Jurnalistik Kategori Umum Tingkat Nasional SKK Migas 2021___________________________________________ Pembicara pengembangan diri, karier, rantai suplai hulu migas, TKDN, di berbagai forum dan kampus_________________________________________ *semua tulisan adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Arashiyama Cantik yang Tidak Hanya Sekadar Hutan Bambu

5 Desember 2019   15:32 Diperbarui: 7 Desember 2019   13:00 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sungai Katsura dan Jembatan Togetsukyo, Sumber: Dokumen Pribadi

Apa yang pertama kali terlintas di benak kita jika mendengar daerah Arashiyama di Kyoto? Pasti sebagian besar dari kita akan memikirkan tentang barisan bambu-bambu yang tinggi dan ikonik yang kerap dijadikan latar foto para turis. Namun, tahukah kita bahwa di Arashiyama tidak hanya hutan bambunya saja yang sangat menarik untuk dikunjungi?

Pada awal November lalu saya sekeluarga berkesempatan meluangkan waktu untuk berkunjung ke beberapa tempat di Jepang. Arashiyama di Kyoto adalah salah satu tempat yang paling berkesan bagi kami.

Bukan karena adanya hutan bambu yang terkenal itu saja, tetapi juga itu objek wisata alam serta toko-toko penjual di sekitarnya yang otentik dan mengesankan.

Perjalanan kami awali dari Stasiun Shin-Imamiya yang tepat berada di seberang Hotel kami di Osaka. Lalu stop di Stasiun Tennoji dan melanjutkan ke Stasiun Kyoto dengan berpindah ke kereta Haruka dengan gambar khas Hello Kitty-nya. Dengan menempuh waktu sekitar 1,5 jam akhirnya kami tiba di Stasiun Saga-Arashiyama.

Dari stasiun Saga-Arashiyama kami berjalan kaki sekitar 20 menit menuju Hutan Bambu Arashiyama. Sepanjang jalan menuju Hutan Bambu Arashiyama kami melihat suasana yang sangat berbeda ketika berjalan di daerah Arashiyama, Kyoto. 

Suasana Arashiyama terasa lebih tradisional dibandingkan Osaka maupun Tokyo. Barisan rumah dengan arsitektur khas Jepang berbaris rapi di sepanjang jalan.

Lebih jauh nuansa asri serta dedaunan yang menguning khas musim gugur banyak tersebar di daerah Arashiyama. Selain itu juga, banyak terdapat penjual makanan dan buah tangan khas Jepang di kanan dan kiri jalan.

Hutan Bambu Arashiyama, Sumber: Dokumen Pribadi
Hutan Bambu Arashiyama, Sumber: Dokumen Pribadi
Kuil Nonomiya, Sumber: Dokumen Pribadi
Kuil Nonomiya, Sumber: Dokumen Pribadi
Sesampainya di Hutan Bambu Arashiyama, kami melihat tampilan ribuan barisan bambu yang instagenic. Di dalam kawasan tersebut kita akan menemukan juga kuil Shinto tua yang menarik yaitu Kuil Nonomiya.

Selain itu juga terdapat jaringan rel kereta api yang masih aktif yang membelah kawasan ini. Oleh karenanya ada palang penghalang dan petugas yang menjaga ketika kereta api lewat membelah hutan bambu Arashiyama.

Selesai berkeliling Hutan Bambu Arashiyama, kami melanjutkan berkeliling Arashiyama sekaligus mencari tempat makan dan untuk menunaikan salat.

Dengan berbekal pencarian di Google kami menemukan restoran halal di daerah Arashiyama yang bernama Halal Restaurant Yoshiya Arashiyama. Jaraknya sekitar 30 menit berjalan kaki dari Hutan Bambu Arashiyama.

Sepanjang jalan menuju Yoshiya Arashiyama kami sangat terkesan dengan indahnya dan asrinya suasana di sana. Banyak toko buah tangan dan makanan khas Jepang dengan harga yang terjangkau serta menggugah selera.

Ada banyak sekali turis yang lalu lalang di jalanan yang kecil khas pedesaan dengan mengenakan busana khas Jepang. Selain itu juga banyak restoran dengan arsitektur unik khas Kyoto yang dengan mudah kita temukan. Nampak jelas setiap sudutnya terasa sangat khas pedesaan di Jepang.

Potret Sepanjang Jalan di Arashiyama, Sumber: Dokumen Pribadi
Potret Sepanjang Jalan di Arashiyama, Sumber: Dokumen Pribadi
Sesampainya Yoshiya Arashiyama kami harus mengantre beberapa menit untuk mendapatkan tempat duduk.

Di restoran ini mereka sangat memerhatikan hidangan halal yang mereka sajikan. Bahkan guna mendukung penerapan makanan halal ini mereka mempekerjakan seorang perempuan dari Indonesia yang berjilbab dan menyediakan tempat salat bagi para pengunjungnya. 

Tidak heran banyak turis muslim yang berkunjung ke sana kebanyakan dari Indonesia dan Malaysia. Untuk kualitas rasa dan harga juga sangat direkomendasikan di sini.

Selesai makan dan salat di Yoshiya kami menyempatkan untuk berfoto dan menjelajahi Sungai Katsura dan Jembatan Togetsukyo yang cantik dihiasi pegunungan dengan warna-warna khas musim gugur, sebuah perpaduan yang sangat elegan. 

Jika memiliki waktu dan kesempatan kita dapat juga mencoba menaiki perahu khas Jepang untuk berlayar menikmati pemandangan sepanjang sungai Katsura ini.

Kesan saya sangat mendalam tentang pemandangan di Sungai Katsura, Arashiyama ini, bahkan saya merasa pemandangan ini adalah salah satu pemandangan yang tercantik yang pernah saya temukan di Jepang.

Kombinasi sungai, jembatan dan bukit pegunungan dengan warna khas musim gugur adalah suatu pemandangan yang jarang ditemukan.

Jika berkesempatan ke daerah Arashiyama ini juga, jangan lupa untuk berburu buah tangan khas lokal. Berbagai makanan ringan, kerajinan tangan, bahkan hiasan magnet yang menarik dan cantik sangat mudah kita temukan di sepanjang jalan di Arashiyama. 

Banyak toko-toko yang memfasilitasi pembayaran bebas pajak sehingga harga akan lebih terjangkau bagi para pembeli.

Namun, barang-barang tersebut harus ditutup dengan plastik khusus dan ditandai duty free. Lalu tempel slip pembayarannya di paspor untuk menjadi bukti saat pemeriksaan pihak bea dan cukai Jepang ketika kita meninggalkan Negeri Sakura itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun