Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir

Praktisi rantai suplai dan pengadaan industri hulu migas Indonesia_______________________________________ One of Best Perwira Ksatriya (Agent of Change) Subholding Gas 2023____________________________________________ Praktisi Mengajar Kemendikbudristek 2022____________________________________________ Juara 3 Lomba Karya Jurnalistik Kategori Umum Tingkat Nasional SKK Migas 2021___________________________________________ Pembicara pengembangan diri, karier, rantai suplai hulu migas, TKDN, di berbagai forum dan kampus_________________________________________ *semua tulisan adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

5 Tips Dasar Kesiapsiagaan terhadap Bencana

9 Agustus 2019   10:34 Diperbarui: 9 Agustus 2019   11:10 951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: rakyatmaluku.com

2. SELAMATKAN DIRI KITA, BARU MEMBANTU YANG LAIN.

Ketika kita sering berpergian menggunakan pesawat salah satu pesan keselamatan yang disampaikan adalah selamatkan diri kita terlebih dahulu baru membantu orang lain termasuk anak kita sendiri. 

Terdengar egois, namun faktanya adalah hal tersebut dimaksudkan untuk mengurangi risiko jatuh korban lebih banyak. Bayangkan dalam suatu suatu penerbangan tiba-tiba tekanan udara drastis berubah sehingga kadar oksigen turun drastis membuat alat bantu pernafasan secara otomatis turun. 

Lalu, dengan sembrononya kita lebih mendahulukan memasang alat bantu pernafasan untuk anak kita, padahal risikonya adalah dalam masa kritis tersebut kita dapat secara tiba-tiba kekurangan oksigen dan kehilangan tenaga untuk membantu anak kita. 

Alih-alih dapat menyelamatkan anak kita justru kita dan anak kita menjadi korban semua. Namun, cerita akan berbeda semisal kita memiliki keterampilan dan pengetahuan khusus. 

Ketika mendapatkan pelatihan pertolongan pertama, kami diberikan kewajiban moral untuk mencoba membantu orang yang kami temui dijalanan semisal terjadi kecelakaan ataupun kondisi-kondisi yang mengancam jiwa krena faktor kesehatan, karena kami telah dibekali ilmu tentang pertolongan pertama. 

Selain itu kami juga disarankan untuk sebisa mungkin mencari pertolongan medis profesional terdekat secepatnya dan ketika tenaga medis profesional telah ada di lokasi, kami harus menyerahkan prosedur pertolongan kepada mereka, karena mereka memiliki pengalaman dan pengetahuan yang lebih mumpuni dibanding kami.  

3. KESELAMATAN DIRI ADALAH YANG PALING UTAMA.

Dalam keadaan darurat kita harus mengutamakan keselamatan diri kita, dalam hal ini terutama nyawa kita. Perhiasan, uang, barang berharga lainnya HARUS dikesampingkan jika keadaan darurat. 

Kita mungkin pernah mendengar berita bahwa seorang yang rumahnya terbakar, tiba-tiba kembali ke dalam rumah demi menyelamatkan barang berharganya yang tertinggal lalu akhirnya tewas karena terjebak api dan kekurangan oksigen. 

Seluruh harta benda dan surat berharga masih dapat dicari dan diurus penggantiannya, namun nyawa dan keselamatan diri Anda tidak ada gantinya dan tidak mungkin diganti lagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun