"Saya termasuk orang yang masih percaya bahwa ada pendidikan di balik hukuman yang kita berikan kepada siswa."
"Itu seperti pendapat guruku dulu," aku menimpalinya. "Ada pengajaran di balik rotan."
Aku bercerita pengalaman masa pendidikan di bangku SMP. Aku pernah mengalami hukuman, dipukul dengan rotan, distrap di bawah tiang bendera siang hari, dipermalukan di depan murid-murid lainnya. Namun aku dapat tumbuh menjadi pribadi yang baik.Â
Tidak ada kebencian kepada guru yang pernah menyakitiku. Aku malah hormat kepada mereka. Aku sekarang tak lepas dari kekerasan para guruku. Dan banyak teman-teman seangkatan yang juga seperti diriku.
"Karena itulah, akibatnya banyak anak-anak sekarang tidak punya rasa hormat dan segan pada guru. Mereka malah berani melawan guru."
Aku jadi teringat akan kisah-kisah guru yang dipukul, dipermainkan dan dilecehkan oleh murid-muridnya.
"Anak-anak sekarang bermental lembek. Manja. Semangat juang mereka sangat rendah. Mereka mudah sekali menyerah, dan melimpahkan kesalahan di luar dirinya sendiri."
Pak Suharyo menegak air dari botol air minumnya. Aku berpikir kalau pak Suharyo sangat memperhatikan kesehatan. Itu terlihat dari botol air minum yang dipakainya. Aku pamit ke toilet.
Ketika aku kembali, kulihat pak Suharyo asyik membaca koran yang dari tadi dibawanya.
"Gila ya sekarang ini."
"Ada apa, Pak?" tanyaku setelah duduk.