Sebenarnya tidak salah juga konsep berpikir seperti ini, karena salah satu tujuan vaksinasi adalah meminimalisir komplikasi terparah bila terpapar.Â
Padahal meski sudah divaksin, masih ada kemungkinan bisa tertular juga. Dan sudah banyak buktinya yang bisa dilihat di laman berita atau berdasarkan kesaksian mantan penyintas Covid.Â
Dari data terbaru pada 06 Januari 2022 di atas, sudah 168 juta warga Indonesia yang tervaksinasi dosis pertama. Dan dari 168 juta ini, ada 115,5 juta penduduk yang sudah lengkap hingga dosis kedua.Â
Andai standar pencegahan maksimal dosis kedua dan asumsi jumlah penduduk Indonesia 270 jiwa, berarti baru mencapai 42,7 persen dari target 70 persen herd immunity nasionalÂ
"Artinya masih diperlukan kerja keras untuk mencapai herd immunity 70 persen cakupan vaksinasi pertama dan kedua," demikian kata Wakil Presiden Maruf Amin seperti dilansir dari Antara News (06/10/2021).Â
Bila standar herd immunity belum tercapai, lalu mengapa wadah cuci tangan mulai menghilang keberadaannya?Â
Apa barangkali warga sudah tak antusias lagi atau merasa tidak mencuci tangan juga tidak masalah buat diri sendiri karena sudah divaksin minimal vaksin pertama? Entahlah.Â
2. Turunnya jumlah kasus Covid
Tidak bisa dipungkiri kalau yang ini juga bisa jadi salah satu acuan. Ketika jumlah terpapar melonjak, tindakan preventif dilakukan mendadak dalam skala luas. Manakala kasus menurun, kelonggaran merebak dimana- mana.Â
Padahal fungsi dari wadah cuci tangan tak hanya untuk mencegah penularan Covid 19, tapi juga beraneka penyakit lain yang disebabkam oleh virus dan juga bakteri lewat sentuhan tangan.Â
3. Pemborosan biaya dari segi ekonomis
