Terlihat kecil, namun bila ukurannya adalah nyawa dan hidup manusia, tentu tak bisa dianggap remeh. Butuh pencegahan dan penanganan.Â
Selain program vaksinasi nasional dosis pertama hingga dosis kedua sebagai langkah pencegahan oleh pemerintah demi mengurangi paparan, anjuran prokes 3M juga diharapkan terus diterapkan masyarakat, salah satunya yakni kebiasaan mencuci tangan.Â
Bila flashback ke pertengahan 2020 hingga pertengahan 2021 lalu, ketika lonjakan kasus Covid mulai terjadi di tanah air, pemandangan wadah tempat cuci tangan begitu menjamur di mana-mana. Mulai dari kantor pemerintahan, perusahaan swasta, pertokoan, mal, warung dan pasar-pasar, sekolah hingga komplek perumahan warga. Tujuannya demi menghindari penularan virus lewat media tangan dan jari.Â
Secara ilmiah, struktur tubuh virus yang terbentuk oleh asam nukleat dan dilapisi protein pelindung, lebih mudah terlepas dan luruh bila dicuci dengan sabun dan air.Â
Bisa jadi karena itu wajar bila pemandangan wadah cuci tangan ada di mana-mana. Ditambah kondisi saat itu virus Corona menyebar dengan cepat ke banyak warga.Â
Tapi bagaimana sekarang ketika pandemi belum berakhir dan varian delta beralih jadi varian Omicron? Masihkah pemandangan wadah cuci tangan ada di mana-mana?Â
Emang masih penting enggak sih manakala cairan pembasuh tangan ala-ala hand sanitizer bisa mensubsitusi fungsinya? Lantas apa alasannya sudah tak tersedia lagi?
Dilema wadah pencuci tangan dari sejumlah sisi.
1. Ada pemahaman di masyarakat "sudah vaksin berarti sudah kebal"