Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Cegah Konflik akibat Kebiasaan Berutang dengan Pengelolaan Finansial yang Sehat

28 September 2021   11:34 Diperbarui: 29 September 2021   13:21 1143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pinjam uang (Shutterstock/Melimey)

Ibarat di satu sisi ingin katakan "Tidak". Namum di sisi lain, takut bertikai dan salah paham.  Karena sudah tidak kuat kegalauan yang dirasakanan, akhirnya bertemulah kami di sebuah warkop ( warung kopi). 

Sebelumnya kami sudah janjian dengan saya di WA. Katanya mau ngobrol-ngobrol aja. Karena lama tak bersua, saya iyakan aja pertemuan ini. 

Di sana kami duduk lesehan lalu ia pun mulai curhat, " Gini bang, sekalian mau minta tolong abang. Bisa nggak aku pinjam uang abang karena uang yang dipinjam mereka, dua tiga hari akan dibalikkan. Ntar aku ganti," katanya dengan sedikit tercekat. 

Saya perhatikan matanya, ekspresi wajah dan intonasi suaranya ketika ia bicara. Ada kesan malu, bingung, dan takut. 

Saya kenal betul David (sebut saja namanya begitu), tak pernah bermasalah soal finansial. Meski cuman punya sepeda motor, dia nggak pernah bermasalah pinjam uang ke orang lain.

Dia pegawai muda usia akhir 20-an dengan gaj yang nggak besar namun cukup. Ini pertama kali dia minta tolong pada saya. 

"Vid, mereka yang kau pinjamkan itu semua punya mobil. Sadarkah kamu bahwa yang punya kendaraan roda empat jauh lebih mampu secara finansial dibanding yang punya roda dua," kataku membuka pikirannya. 

"Berapa harga mobil baru sekarang? Mayoritas di atas 100 juta, jika mobil bekas bisa puluhan juta. Bila nominal segitu mereka mampu, lalu mengapa masih meminjam sekian juta pada dirimu?" Tambahku.

"Bila mobil itu dikredit, sudah pasti ada saringan kredit yang menyatakan bahwa secara penghasilan mampu. Mana ada cicilan mobil di bawah 1 juta. Lepas dari status mereka sudah berkeluarga atau masih single. Berapa ongkos servis mobil? Tentu jauh lebih mahal dari motor. Bukankah mereka akan tetap rutin merawat meski keluar lebih dari 1 jutaan? Itu belum sama perpanjangan samsat dan lainnya. Bila karena nilai persahabatan, bukankah lebih pantas meminjam pada mereka? Atau jangan-jangan kamu punya tabungan jauh lebih banyak dari teman- temanmu tapi kamu ndak mau beli mobil?" Kataku lagi. 

"Hehe...nggak banyak bang, tapi ada lah. Cuman kan saya mau simpan buat dana darurat," katanya sembari menyesap kopi hitam dari gelas di depannya. 

"Darurat kok dipake! Yang darurat kamu atau mereka?" Tanyaku spontan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun